[ Tiga]

707 69 7
                                    

"Kecelakaan!"

"Mobilnya nabrak truk!"

"Korban selamat, namun mengalami cedera yang parah"

"Kalau gitu aku gak usah hidup aja!"

"Kakak!"

"Kenapa harus kakak yang ngalamin? Kenapa gak aku aja? Biar sekalian mati.."

Ia membuka matanya perlahan 

Langit-langit ruangannya berwarna putih. Pastinya ini dirumah sakit kan? 

"Thorn? Kau sudah bangun?"

Thorn menolehkan kepalanya ke samping. Itu suara Gempa

"Kau tak apa? Thorn?"

Bohong kalau ia bilang baik. Nyatanya sekujur tubuhnya  merasakan sakit

"Uh!"

Gempa pun segera memanggil dokter. Ia memencet tombol di sebelah kasur Thorn 

Segera suster datang dengan dokter. Mereka menatap Thorn yang tengah menahan sakit

Thorn tidak bisa bergerak bebas, jadi hanya bisa menikmati sakit di sekujur yang entah sampai kapan

"Thorn, anda bisa mendengar saya? Tenanglah"

Thorn mengikuti instruksi dokternya, perlahan sakitnya berkurang setelah beberapa menit

"Jangan terlalu tegang, nanti sakitnya akan terasa kembali"

Thorn mencoba rileks, ia memejamkan matanya. Tapi Thorn tak bisa mengabaikan jarum yang menusuk di tangannya. Ia takut dengan jarum, karena itu saat melihat tangannya ia agak shock

"Ada apa dengan adik saya dok?" Tanya Gempa

"Dia hanya shock. Tak apa, adik anda akan segera pulih. Dan jangan biarkan beraktivitas banyak-banyak dulu" Ucap dokter

Gempa mengangguk

"Saya pamit dulu"

Dokter bersama suster pun keluar dari ruangan

Gempa pun kembali menatap Thorn dengan sendu. Tangannya mengisap lembut tangan Thorn satunya lagi

"Thorn" panggil Gempa lembut

Thorn meliriknya sejenak lalu memejamkan matanya kembali

"Kau pasti terkejut, maaf. Semua ini salah kami" Ucap Gempa menundukkan kepalanya. Matanya berkaca-kaca

Padahal dirinya sendiri juga terluka dibagian dahinya. Thorn tau, karena dulu Gempa punya luka yang sama

"Yang lain hanya mengalami luka kecil, tapi hanya kamu yang mengalami luka parah sampai tak sadarkan diri selama 5 hari" lanjutnya

Meskipun ini pertama kalinya,
Thorn sudah menduganya. Semua ini di limpahkan kepadanya, karena ia yang meminta

"Maaf Thorn kau harus mengalami ini" Ucap Gempa

Walaupun Thorn tak melihatnya, ia yakin Gempa sedang menangis

Tentu ia tau kenapa Gempa bisa sampai menangis. Kakinya penuh memar mungkin tak bisa digerakkan, kepalanya bocor, tangannya patah, saat ingin mengeluarkan suara saja ia masih sakit karena itu sedari tadi Thorn diam

Semua ini di limpahkan kepadanya. Ini adalah karma untuk Thorn

'Inikah yang dirasakan Solar?' batinnya

Gempa segera mengusap air matanya. Bukan saatnya ia menangis. Ia pun beranjak berdiri dari kursinya

"Aku akan mengabari yang lain kalau kau sudah bangun" Ucapnya lalu keluar dari ruangan meninggalkan adiknya sendiri

Thorn menatap langit-langit ruangannya lalu memejamkan matanya.

Sebelumnya ia tak pernah dirawat, bisa dibilang ini adalah pertama kalinya. Namun, dibandingkan begini. Ia lebih baik mati

BRAK

"THORN!"

Matanya langsung terbuka dan melirik ke arah pintu yang terbuka

Terlihat saudara-saudaranya yang berlarian kearahnya lalu segera memeluknya

"Akhirnya bangun juga"

"Kamu tau gak sih? Kak Hali rindu berat sampe nangis di kamar"

"Ngarang!"

"Thorn! Maaf!!"

"Makannya kalau nyupir jangan nge-gosip mulu!"

"Tolong jangan berisik!"

TIT

TIT

TIT

Rasanya seluruh tubuhnya seperti mati

"Thorn?!"

Dengan sisa tenaganya, Thorn tersenyum

"Ma—af"

Thorn perlahan memejamkan matanya. Ia masih bisa mendengar suara yang lain memanggilnya

Lalu semuanya menjadi gelap dan sunyi. Seperti rekaman yang dimatikan

Ia merasa tubuhnya seperti terombang-ambing tertimpa sesuatu. Saat Thorn membuka matanya, ia kembali berda di laut dalam

Ah, bisa-bisanya ia berada di sini lagi

"Thorn!" Panggil seseorang namun tidak ada yang masuk ke air

Terlihat tangan dari bawah laut yang menariknya. Thorn menatap kebawah kakinya. Ia bisa melihat siapa yang menariknya, namun tak terlihat karena gelap

Siapa dia?




































Tbc

Thorn, I just know || Thorn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang