- I. Who Are You?

1.7K 35 7
                                    

baru aja berhasil membuat sang hakim berpihak pada Fuya, dan kasus pun berakhir.

gadis pintar itu bernama Fuschia Cathe Bellissima. Pengacara muda, sifatnya sedikit rebellious, suka sekali menentang peraturan, tingginya mencapai 170cm dan hobinya adalah mengadu argumen.

"akhirnye bisa tidur juga gw, sebulan ini tidur gw acak acakan banget, Ser." keluh Fuya kepada sahabatnya itu yang bernama Serena. "yaudah sih wir, terus mau lu tublekin tuh kasus? kan udah end ini, we are the champion ma brooo!!" seru Serena setelah memijakan kakinya di lobby.

tak lama kemudian pintu lift terbuka, menghadirkan aroma parfume lelaki yang terkesan mahal, lelaki itu memakai jas coklat dan mendatangi Fuya. "Chia ..? pulang bareng aja."

yep, itulah Jaden, kekasih Fuya yang sudah berhubungan denganya setahun lebih. "iye tau iye mau rencananya tunangan kan ..?" Serena menyilang kedua tanganya di depan dada dan melirik tajam kearah Jaden, "makanya, punya pacar dong, kak Seren." sindiran Jaden membuat mata Serena membulat lebar dan merasa makin berapi api, setelahnya Fuya diantar oleh Jaden pulang kerumahnya.

"safe flight ya, besok aku ikut kamu ke airport..~" kata Fuya sebelum keluar dari mobil, Jaden hanya memberi senyuman manis sebelum dia menjawab sembari mengusap helaian rambut Fuya "sure love, i'll pick you up at 7 .. how was that, Babe?"

"okaay, aku tunggu ..~ babay!" Fuya memberi kecupan manis sebelum akhirnya meninggalkan mobil mercedes putih itu, sebelum masuk Fuya memiringkan kepalanya melihat ada beberapa sepatu yang bukan milik keluarganya berada di pintu depan.

"pak, Mama lagi kedatangan tamu ...? client-nya Mama ya..?" Fuya tanya kepada bapak sekuriti yang menjaga gerbang depan, bapak itu tersenyum hangat dengan sopan kepada Fuya "iya, Non. Ibu ada tamu .. saya kurang tau kalo itu Client Ibu apa bukan, tapi tadi sih ada cowok ganteng banget, Non."

"oohh gituu..~ okeh deh pak, makasih ya."

Benar saja saat Fuya baru masuk kedalam rumah dia bisa mendengar suara orang berbincang dari ruang tamu, Fuya berinisiatif untuk mendatangi tamunya itu sekaligus bersalaman kepada si tamu.

"Permisi, Mama, Tante .." ramah Fuya saat memasuki ruang tamu, dia membungkukan tubuhnya sedikit lalu bersalaman.

kemudian Helen memperkenalkan anak gadisnya. "Ini dia, anak saya .. Fuschia Cathe Bellissima, panggil aja Fuya atau Cathe. dia anak pertama saya, kamu jaga dia baik baik ya, Dam."

kata kata itu membuat kepala Fuya berpikir apa maksudnya, "Nak Fuya, cantik banget kamu sayang, tante memang dari awal udah setuju kalau kamu sama Damian, oh iya .. kalian belum pernah ketemuan kan? Damian, kenalin diri kamu dong .. cewek cantik loh Nak."

terus .. lelaki yang bernama Damian itu mengulurkan tanganya, rasa curiga Fuya makin menggebu gebu..

"Damian."

Della lalu tersenyum melihat anak lelakinya yang tampan mengenalkan diri, "ini calon suami kamu, Cathe..~ papanya Damian ada keturunan Belanda loohh.."

Helen dan Della tertawa, sementara Fuya mencoba tertawa walaupun rasanya canggung, "ah.. iya tante, aku kira tadi Mama ada kedatangan Client mau apa gitu hehe.." Fuya menggaruk tengkuk lehernya merasa canggung, mereka sempat berbincang untuk beberapa saat .. sedangkan Fuya masih kecewa dengan keputusan Helen yang tiba-tiba menjodohkannya

Helen tak pernah suka dengan hubungan yang dijalani oleh putrinya dan Jaden.

"yaudah ya, Ma, Tante .. udah sore aku mau Istirahat dulu, makasih ya Damian udah bertamu .." Fuya berpamitan dengan sopan dan melarikan dirinya lalu masuk ke Lift rumahnya dan menekan tombol lantai 3.

dia terus terusan menggelengkan kepalanya tak percaya, 'Anjir, Anjir, Anjir .. masa iya? kan gw udah punya Pacar.. aduh repot.'

Fuya menghempas pintu sedikit kasar, lalu dia mengacak rambutnya, sesegera mungkin Fuya menelepon Serena

Fuya : "Ser, masa masa gw dijodohin!!"

Serena : "hah ..? yang bener aje lo, emang Tante Helen sama Om Daner kagak tau lo pacaran sama Jaden?"

Fuya : "makanya gw juga bingung, padahal abis 6 bulan pacaran sama Jaden aja gw langsung kenalin ke Mama Papa .. tapi malahan Mama kayaknya seneng banget pas tuh cowok dateng.."

Serena : "nama cowoknya siapa Puy?"

Fuya : "Damian.. bentukanya kayak kulkas freezer dingin banget, kagak demen ah!!"

Serena : "terus sekarang gimana? kan 5 hari Jaden ada Projek di Prancis doi bakal pulang ngelamar lo.."

Fuya : "makanya Ser, bingung juga gw .. nanti deh gw coba kabarin lagi.."

Serena : "iya deh oke oke.."

Selesai berendam Fuya handukan dan keluar dari kamar mandi, dia melihat Helen duduk di pojok kasurnya "Mam ..? mama kan tau aku pacaran sama Jaden .."

Helen menjawab tegas "Mama ngerasa Jaden gak siap untuk serius sama kamu, Sayang. Mama juga ngerasa dia belum bisa hidup sederhana Nak, hampir segala yang dia miliki itu cuma karena gengsi dia .."

sembari mengambil hair dryer dan memakai piyama Fuya menggelengkan kepalanya tetap tak percaya apa yang Mama nya baru saja katakan, "Ma.. habis Jaden pulang dari perancis dia bakal—"

"ngelamar kamu?" Helen memutuskan kalimat Fuya, "udah 3 kali kamu bilang Jaden mau lamar kamu.. tapi liat apa, gak jadi jadi .. emang cowok itu gak siap, dia cuma kasih kamu harapan Palsu."

"tapi Ma—"
"didn't i make it clear, how i dislike that man?."

setelah Helen keluar dari kamar putrinya dia hanya menghela nafas panjang, dan merasa tak suka dengan pilihan yang Helen putuskan.

7.00 A.M @International Airport

"Babe, you're so quiet.. tumben banget."
lamunan Fuya hancur disaat Jaden membuka suara, "iya .." jawab Fuya singkat

"kenapa? something happen to you .. or maybe you're sick? tell me .." Jaden bersuara dengan nada khawatir, sesekali dia melirik kearah Fuya, "nanti aja.."

sampai Jaden berada di Gate yang dia tuju, akhirnya Fuya bersuara "Jaden, we're over .. kita putus."

sontak Jaden mengerutkan keningnya bingung "Fuya, sayang ..~ how many time have i told you? gak perlu ya, bercanda kayak gitu.."

"im being for real. Jade, kita putus .."

"kenapa ..?" hati Jaden mulai merasa resah dan bertanya tanya, "Mama jodohin aku sama anak dari Clientnya dulu.."

"kamu gak bilang? kan kita udah Janji, Chia. aku bakal ngelamar kamu! can't your parent just wait?!" nada Jaden yang sedikit membentak membuat beberapa orang disekitae melihat kearahnya, "Jaden, tolong ngertiin .. yang Mama bilang juga ada benernya, kamu selalu janjiin untuk engage aku tapi apa .. ini udah ketiga kalinya kamu janji begitu, you can't earn my mother's trust.."

"Aku gak nyangka." Jaden bertutur tajam kepada Fuya, "Jaden please, understand the situation.."

"Kamu yang harusnya ngerti!" Jaden lagi lagi membentak nadanya kepada Fuya, "it's a big loss for you to choose that guy over me."

setelah mengantar Jaden sampai dia masuk kedalam pesawat, Fuya hanya dirundungi rasa frustasi, sampai dia melihat beberapa pramugari berjalan, sesekali dia melihat rombongan awak kabin itu dan melihat ..

"Damian..?"

Tentunya Damian melihat Fuya yang sedang duduk di bangku paling depan, tapi mereka berdua hanya saling bertatap sepersekian detik saja bahkan tidak menyapa.

"Damian .. ternyata, Pilot."

  SELCOUTH .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang