05

8 3 1
                                    

"Dari mana kamu?" pertanyaan itu menjadi pembuka percakapan antara Sean dan seorang pria berambut sedikit putih yang sedang membaca koran di sofa ruang tamu.

"Rumah teman"

"Besok kita ada tamu"

"Lalu?"

"Tidak usah kemana-mana"

Sean menghela nafasnya kasar. Ia sudah lelah harus berpura-pura terlihat seperti keluarga cemara di hadapan rekan bisnis papanya.

Memperlihatkan seakan-akan ia dan papanya sangat dekat layaknya anak dan orang tua di luar sana.

"Besok ada kelas pagi, jam berapa rekan bisnis papa datang?"

"Bukan rekan bisnis papa yang akan datang, hanya teman"

Sean menengok ke arah papanya lalu duduk. "Lalu untuk apa aku ikut menyambutnya?"

"Tidak lama Sean, kamu hanya perlu menyapanya sebentar. Setelah itu terserah kamu"

"Baiklah" Sean beranjak dari sofa menuju kamarnya.

Sean dan papanya memang tidak begitu dekat karena papanya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Pria itu hampir tidak punya waktu hanya untuk sekedar berbincang dengan Sean.

Sejujurnya Sean cukup terkejut karena papanya ada di rumah setelah sekian lamanya pria itu tidak pulang.

"Masih ingat punya rumah ternyata" gumam Sean sambil masuk ke dalam kamarnya lalu duduk di atas tempat tidur.

Baru saja ia ingin menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Ada satu pesan dari Saga.

From: Saga
Besok selesai dari kampus ke kafe ya

Sean membaca pesan itu lalu dengan cepat mengetikkan beberapa kata sebagai balasan.

To: Saga
Gue besok ada acara

Belum sempat Sean meletakkan ponselnya di atas meja, ponsel itu kembali berbunyi.

Kali ini bukan sebuah pesan melainkan telpon dari Saga.

"Acara apa?" tanya lelaki di seberang sana tanpa basa basi.

"Biasa"

"Acara bokap lo?"

"Yap, tapi kali ini bukan rekan bisnisnya"

"Lalu siapa?"

"Teman katanya"

"Sebentar pun ngga bisa?"

"Gue juga punya urusan lain besok"

Lelaki di seberang sana diam sebentar lalu beberapa detik kemudian kembali berbicara setelah terdengar menghela nafas.

"Gue sama yang lain besok ikut ke makam nyokap lo"

"Ngga usah-"

Belum sempat Sean menyelesaikan ucapannya telpon itu sudah di tutup oleh Saga.

Sean menatap foto berbingkai putih yang ada di meja sambil tersenyum. Foto seorang wanita yang sedang tersenyum memeluk anak laki-lakinya.

***

Sudah hampir setengah jam ketiga lelaki di hadapan Vina ini memakan nasi goreng namun tidak kunjung selesai juga.

Hesa dan Eyden tidak jadi pulang kemarin sore karena di tahan Juan untuk menemani lelaki itu menamatkan sebuah game, entah game apa itu.

Vina sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumah setelah selesai sarapan dua puluh menit yang lalu.

"Gue ke kamar dulu, nanti kalo udah selesai makan jangan lupa di cuci piringnya"

Ketiga lelaki itu kompak mengangguk sebagai jawaban.

Tugas Vina pagi ini hanya tersisa satu lagi yaitu membersihkan kamarnya setelah itu ia bisa beristirahat sebentar sebelum kembali berkutat pada laptopnya.

Baru saja ia berencana mengambil ponselnya untuk memutar lagu, satu notifikasi baru masuk dari orang yang tidak ia kenal.

"Siapa?" gumam Vina sambil membuka pesan itu.

From: Unknown
Pagi. Ini Vina ya?

Vina membaca pesan itu lalu berpikir sebentar lalu mengetikkan beberapa kata sebagai balasan.

To: Unknown
Iya, maaf ini siapa ya?

Tidak sampai beberapa menit, pesan itu langsung di balas setelah di baca.

From: Unknown
Gue yang kemarin ngga sengaja ninggalin flashdisk di kafe Jina

Vina mengambil tasnya. Ia baru ingat kemarin siang saat membantu Jina membersihkan kafe ia menemukan flashdisk berwarna merah di atas meja.

Vina membuka tasnya, mencari flashdisk itu. Ia berencana membawa flashdisk itu sore ini ke kafe untuk mencari pemiliknya.

Untunglah ia tidak perlu bersusah payah mencarinya.

"Ada" Vina berucap sambil mengeluarkan flashdisk itu.

To: Unknown
Iya, flashdisk nya sama saya. Kemarin saya temuin di atas meja waktu bersih-bersih

Vina diam kembali menunggu balasan pesan dari orang itu.

From: Unknown
Mba nanti siang bisa ngga ke kafe?. Nanti saya ambil disana flashdisk nya

Tanpa pikir panjang Vina langsung membalas pesan itu.

To: Unknown
Bisa

To be continued.

untitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang