03. Nona dengan Gaun Selutut

111 22 5
                                    

Waktu menunjukkan pukul 1 siang. Peluh yang membasahi dahinya tak mampu diteduhkan oleh sang pendingin ruangan. Kepala sang tuan terasa begitu penat, sampai-sampai matanya harus dikedipkan berulang.

Pandangan Joko Bastian Teguh menerawang jauh ke sekeliling ruang kerja dengan perasaan jengah.

Selesai melakukan proses seleksi pada 500 pendaftar lowongan kerja sebagai karyawan Divisi Pemasaran, dirinya harus segera melaporkan hal itu pada atasan. Bukan saja berbentuk soft file, melainkan berkas hard file harus disiapkan Jo. Dan tahukah kamu bahwa mesin fotokopi ada di lantai 1 sedangkan Jo saat ini di lantai 4? Sialnya lagi, lift sedang direnovasi sejak pagi tadi.

Mengapa hari ini sangat malang?

Kedua tangan yang dijadikan tumpuan di atas meja itu perlahan mengangkat tubuh lesu Jo. Dia bertahan dalam posisi itu beberapa saat. Membiarkan tulang-tulangnya beradaptasi setelah tadi menghabiskan waktu 4 jam duduk tanpa pergi kemanapun.

Tungkainya membawa lelaki berkemeja biru laut itu menuju ke ruang sebelahnya. Tak menunggu sahutan dari dalam, Jo yang mengetuk pintu itu segera membukanya.

Dia dapati Firansyah Adelsya begitu ulet mengerjakan sesuatu di Power Point.

"Fira."

Seperti sudah hafal dengan suara panggilan tersebut, tanpa memandang balik sosok yang berdiri di sebelahnya, Fira berujar sedikit lesu. "Ya, Pak Jo?"

Jo sedikit berdehem.

"Rengginang Merabela sudah saya loloskan. Kebetulan CV dan berkas yang dilampirkan bagus semua."

"Iya, Pak Jo. Tadi dia sudah chat saya to tell that."

"Kamu sedang sibuk?"

Fira memejamkan mata rapat-rapat. Pak Jo tidak mungkin berbasa-basi jika tak ada kemauan yang terselubung di baliknya. Sedetik kemudian dia langsung menoleh pada Jo dan dengan terpaksa mengangkat kedua sudut bibir yang enggan untuk menorehkan sedikit senyum manis. "Iya, Pak Jo. Saya sedang busy mengerjakan beberapa deadline."

"Kalau begitu tolong sekalian print berkas saya di lantai 1 ya. Kaki saya pegal. Ini flashdisknya. Print semua dokumen yang ada di folder Lamaran Kerja Div Pemasaran. Kalau sudah selesai print, langsung bawa ke ruangan saya. Thanks, Fira."

"Tapi--"

"Seharusnya kamu balas dengan sama-sama, Pak Jo."

Fira mengangguk cepat pada sanggahan Jo yang memotong ucapannya itu, masih dengan senyum tawar.

"Sama-sama, Pak Jo."

Jo melayangkan satu jempol sebagai apresiasi singkat, meski hal tersebut dibuat dengan wajah datar. Seperti permintaan-permintaan sebelumnya, Jo langsung melenggang pergi dari sana.

Fira tak tahu harus berbuat apa selain melakukan apa yang diminta Pak Jo sebagai salah satu atasan di gedung itu. Kemudian, Fira yang telah mengepalkan flashdisk di tangannya dengan sangat erat pun beranjak keluar sambil sesekali menghentak-hentakkan sepatu hak tingginya pada keramik lantai.

"Why isn't he looking for an assistant? I'm not his servant."

"What a dumb guy!" Gerutu Fira yang menuruni anak tangga darurat.

"Dan kenapa lift harus rusak di situasi genting begini?"

Mulut Fira tak absen menyumpahkan segala macam kutukan pada pria dingin tersebut. Tiba di lantai 1, ia langsung menyerahkan flashdisk itu ke tangan seorang pemuda disitu.

BABIBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang