Surya (Kantor)

7K 123 14
                                    





“Masuk pah” ujar Riko menyuruh Surya yang masih berdiri di depan pintu. perintah Riko otomatis menggerakkan tubuh Surya hingga ia masuk ke dalam ruangan kerjanya. “sini pah” kembali Riko memanggil Surya.

Kini, Surya sudah berdiri disamping Riko. Mata Riko naik turun memperhatikan lekuk tubuh Surya yang sangat indah tercetak dikemeja yang ia pakai. “papa seksi banget” ujarnya.

“nak, kok kamu gini sih?” ujar Surya bertanya. “gini maksudnya?” tanya Riko balik. Ia mulai bangkit dari kursinya dan meraba pinggang Surya. Tentu hal ini sangatlah tidak waja bagi Surya sehingga ia menepis tangan Riko. Seberapa banyak usaha Riko, selalu diikuti dengan perlawanan. “stop ya Rik… saya papa kamu!” bentak Surya tiba-tiba. Riko cukup terkejut dengan bentakan dari Surya, namun sedetik kemudian, wajahnya kembali tenang. Ia merogoh sebuah kunci dari dalam kantongnya lalu menunjukan kepada Surya.

“emangnya papa nggak mau kontol papa nggak dipake?” tatapan Riko langsung berubah saat ia menunjukan kunci itu dihadapan Surya. Surya juga tidak bodoh dengan kunci yang dimaksud. Setengah hari ini ia tidak bisa memegang penisnya. Bahkan untuk memegang sendiri tidak bisa. “Riko, jangan main-main sama papah ya!” kembali Surya membentak Riko, namun kali ini, Riko terlihat tidak terkejut. Surya berusaha merebut kunci itu namun tidak bisa. Riko mengoper kunci itu kesana kemari sehingga Surya merasa dipermainkan oleh anaknya sendiri.

“Riko, kasih cepat!!! Kalo tidak!” “… kalo tidak apa?!” balas Riko membentak Surya. Seumur-umur, pertengkaran sengit antara Surya dan Riko tidak pernah sampai bentak-bentakan seperti ini. Surya juga kaget karena tiba-tiba giliran ia yang dibentak oleh anaknya sendiri.

“coba papa mendekat, satu langkah aja… ku telan kunci ini” ujar Riko dengan nada yang mendesis, ia mengangkat kuncinya dan memposisikan di mulut. Mau tidak mau, Surya pun diam di tempat. Rasanya sangat aneh saat ada sesuatu yang menggantung selain penis diselangkangannya. Untuk sekarang, Surya harus menemukan cara agar benda itu bisa terlepas dari penisnya, terlebih pemegang kunci adalah Riko. Mungkin ia bisa menyelinap saat tidur, atau apalah. Surya memusatkan pikirannya pada rencana yang spontan terpikir di kepala.

“ahh… oke oke Rik. Papa minta maaf sama kamu” terlintas suatu cara, Surya mencoba membujuk Riko dengan cara melunak dihadapannya. Mungkin dengan pendekatan yang lain, ia bisa merebut kunci chasity itu dari Riko. “maaf. Maaf banget kalo kamu marah soal party kemarin, kalo kamu mau pergi, papa kasih ijin ya… oke?”

Berbeda dari ekspektasi Surya, Riko malah sedikit terkekeh. “ha ha ha… pahh pahhh. Nggak cukup cuma dengan maaf. Lagian bukan perkara itu juga yang Riko kesel dari papa” ujarnya.

“terus?” tanya Surya yang cukup tertarik dengan apa yang barusan diucapkan oleh Riko. Riko memandangi tubuh kekar Surya atas ke bawah dan sebaliknya “hmm… biar ku ingat” kata Riko sambil menunjukan pose berpikir. “papa udah punya keluarga, terus ternyata suka selingkuh” tatapannya yang semula menerawang, kini menatap tajam ke arah mata Surya. “enggak cewe random, temen kelasku, bahkan di kantor juga. Papa pikir Riko nggak tau?” Surya bingung sendiri darimana Riko bisa tahu semua ini. “bisa bahaya kalo mama atau kakek tahu” tambah Riko yang jelas memperparah situasi jika itu benar terjadi. Segelintir kalimat langsung mengubah sikap garang Surya menjadi ciut. Ekspresi wajahnya langsung tegang, terlihat sangat maskulin dikala jakun lehernya naik turun akibat menelan ludah karena gugup. Riko masih menikmati pemandangannya saat ini.

“l-lalu kamu maunya apa nak?” kata Surya mencoba bernegosiasi. Perkara uang bukanlah hal sulit sehingga ini bisa menjadi sebuah jalan keluar baginya. Sedetik Riko melihat ke arahnya, ia lalu menyimpan kunci itu. “okeh… seperti yang Riko udah bilang waktu di hotel. Apapun yang Riko mau, harus papa turutin…” katanya yang langsung disambut dengan anggukan semangat dari Surya “iya, iya-iya… apapun, nanti papa bakal kasih” masih berkutat dengan pemberian, Surya seperti tidak paham dengan apa yang ia ucapkan sendiri. Rikopun tersenyum lebar mendengar kalimat itu. Ia mendekati tubuh Surya lalu memegang bahunya.

Pak SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang