Surya (Villa part I)

7K 77 13
                                        


Terasa sangat panas, Surya terbangun dengan posisi terbaring di atas sofa. Langit-langit rumah yang terlihat familiar saat matanya terbuka menjadi pemandangan pertama yang muncul. Samar-samar lampu gantung menyinari rona hitam kornea matanya. Beberapa kedipan sebelum ia bangkit dari tidurnya dalam keadaan yang bingung. Rumah tidak berubah, namun perasaannya berkata lain. Mungkin ini dipengaruhi oleh apa yang masuk melalui hidungnya perkara Riko membius secara paksa.

Bicara soal Riko, benak Surya jadi tergerak untuk melihat sekitar kalau-kalau ada keberadaan anak itu. Kepalanya celingak celinguk melihat keadaan ruang tamu yang kosong. Tidak menemukan keberadaan Riko, ia malah melihat ada sebuah gelas yang terletak bersebelahan dengan hpnya. Kondisi tubuh Surya masih belum sadar sepenuhnya, sehingga matanya beberapa kali berkedip. Surya tidak terlalu peduli dengan isi gelas itu sehingga ia lebih memilih untuk mengambil hpnya. Kembali terdapat beberapa notifikasi dari kontak yang ia simpan. Ada nama Riko sehingga ia cepat-cepat memeriksa isi pesan itu.

“papah karena nggak nurut waktu ditempat shaving, jadinya harus dihukum. Ingatkan konsekuensinya kalo nggak nurut apa?” baca Surya berbisik.

“itu ada minuman, nanti kalo udah baca pesan ini, langsung diminum aja sampai habis.” Mata Surya berpindah ke gelas wine berisi air yang sedikit keruh di bagian permukaannya. Matanya kembali ke layar hp sambil terus membaca pesan yang nampaknya panjang.

“sebelum minum, panggil bang Beni biar dia liatin papa minum ato enggak. Jangan dibuang, jangan macem-macem.” Bibirnya berhenti berbisik ketika pesan itu habis dibaca. Sempat terdiam sejenak, akhirnya Surya mengambil gels itu dan pergi keluar. Saat membuka pintu, nampak langit yang sudah gelap. Lampu taman sudah menyala, begitu juga dengan lampu yang menghadap ke jalan raya di luar pagar. Ia berjalan sedikit cepat ke arah pos, hingga akhirnya berdiri tepat di depan pintu. ia mengetuk beberapa kali sebelum pintu itu akhirnya dibukakan oleh Beni dari dalam.

“oh, halo bos” sapanya basa-basi. Surya bahkan tidak mengeluarkan kata-kata, ia langsung meneguk minuman itu hingga habis. Beberapa keluar di sisi mulutnya hingga sedikit membasahi pakaiannya.

“ahh…” desahnya pelan setelah menahan nafas selama meneguk minuman itu. “… udah yah” ujarnya yang langsung berbalik arah dan pergi meninggalkan Beni. Beni juga kembali ke dalam lalu mengambil hpnya dan mengetikkan sesuatu.

Surya kembali ke dalam ruangan tamu, dan tepat setelah ia masuk, hpnya menyala, menunjukan notifikasi pesan masuk dari Riko. Cepat-cepat Surya ambil hpnya.

“bagus. Jangan dimuntahin, jangan dikeluarin. Ohya, Riko bakal enggak dirumah sampe 2 minggu depan. Jadi hukumannya adalah papa harus sabar selama 2 minggu ini.” Tarikan nafas yang panjang menjadi tanda bahwa Surya sudah sangat lelah dengan permainan Riko, namun apa boleh buat?.

Dari belakang, terdengar suara Beni memanggil Surya. “bos, ini ada paket. Katanya buat bu Meylani” Surya lalu mengambil benda yang terbungkus plastik itu dari genggaman tangan Beni dan masuk tanpa berterimakasih. Surya berjalan terus hingga ia masuk ke dalam kamarnya. Tidak ada keberadaan dari Meylani sehingga ia hanya meletakkan kantong plastik itu di dekat meja. namun rasa penasarannya terlalu besar untuk sekedar melewatkan benda misterius itu.

Surya kemudian mengeluarkan sebuah kotak yang ternyata cukup besar, terbungkus beberapa lapisan lakban transparan. Sedikit lama, Surya akhirnya berhasil melepaskan plastik itu. Kotak berwarna hitam dengan bahan yang kuat namun ringan menjadi penutup dari isi paket itu. Ini semakin menambah rasa penasaran dari Surya sehingga ia ingin melihat isi dari kotak itu. Ada segel namun Surya tidak peduli sehingga ia membuka secara perlahan segel itu. Bobot yang berat ternyata diikuti dengan isi yang mengejutkan juga. Saat tutup kotak itu terbuka, Surya hanya bisa diam dalam kekagetannya. Ada penis buatan yang terlihat besar dan gemuk. Beberapa alat seperti vibrator prostat juga terpampang dalam busa yang terukir pas dengan ukuran benda-benda itu. Benak Surya jadi bertanya-tanya dengan paket yang Meylani pesan ini.

Pak SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang