2. It's really hard to forget the past

102 12 2
                                    

"Hahaha, lucu banget sih lo... " Gumam Elan sambil terus memandangi tubuh Aline yang semakin menjauh.

Pemandangan itupun tak luput dari keempat anggota Napoleon bahkan Dhafi sudah ngakak duluan karena cara berlari dan ekspresi wajah gadis tadi yang menurutnya seperti anak kecil ketakutan lihat preman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pemandangan itupun tak luput dari keempat anggota Napoleon bahkan Dhafi sudah ngakak duluan karena cara berlari dan ekspresi wajah gadis tadi yang menurutnya seperti anak kecil ketakutan lihat preman.

Akhirnya Elan pun menghampiri keempat temannya yang ia yakini akan mulai menginterogasi nya apalagi Yafi dan Dhafi.
"Heh Lo lagi deketin cewek tadi? " Tanya Yafi begitu Elan duduk.
"Enggak gue sama dia cuma satu kelompok OSIS. " Jawab Elan sambil mulai memakan soto nya.
"Hmm gue kok gak mau percaya ya rasanya ke Lo Lan? " Ucap Dhafi menimpali.
"Gimana menurut Lo Van? " Tanya Yafi pada Revan yang sibuk memainkan ponselnya.

"Terserah aja, emang mau gue atur dia harus sama cewek mana? " Tanya balik Revan yang langsung membungkam Yafi. Ya memang sih Revan itu sekali nya bicara langsung jlep di hati atau bikin orang ngoceh jadi langsung silence.
"Ya maksud gue tuh.. "
"Udah makan aja makanan lo, keburu dingin. " Putus Jazan akhirnya, mereka pun akhirnya fokus pada makanan masing-masing.

Waktu istirahat pun telah berakhir, itu tandanya mereka harus kembali memulai pelajaran kembali. Saat ini kelas Aline terlihat sangat ramai karena jamkos, kebetulan guru fisika hari ini tidak masuk karena acara keluarga so ini kesempatan emas untuk anak-anak seusia mereka bermalas-malasan di kelas. Namun Aline sepertinya tak berniat bergabung bersama yang lain dan justru memilih termenung menatap ke arah luar jendela kelasnya.

Karena heran Keyra pun akhirnya memutuskan untuk menghampiri sahabat nya itu, "Dor! Ngapain ha, bengong sendirian? "
Aline yang terkejut hampir saja melempar Keyra dengan buku yang ada di tangan nya, "Hihh, sehari aja Aku gak mau kamu dar dor dar dor, bisa!? "
"Hehehe sorry, habisnya Lo bengong mulu pakek sok termenung ngelihat jendela. Emang ada cogan di situ? " Tanya Keyra sambil celingak-celinguk melihat keluar jendela.

Aline hanya bisa tepuk jidat udah kalau lihat kelakuan random Keyra, meskipun cantik tapi entah kenapa nyebelinnya gak ketolong.
"Gak ada cogan, adanya noh burung emprit di langit! " Aline pun berlalu meninggalkan Keyra yang malah beneran mencoba mencari burung emprit yang dikatakan Aline. Saat ini Aline sedang berjalan menyusuri lorong yang terlihat sepi, ya dia alasan ke ketua kelasnya mau ke toilet padahal niatnya hanya mau berjalan-jalan saja.
Karena kesibukannya mengurus acara perpisahan Kepala Sekolah, dirinya benar-benar penat apalagi kejadian di kantin membuat nya ingin merutuki dirinya sendiri, "Huh ngapain sih tadi kelakuan ku konyol banget, Aline, Aline! " Batinnya.

Saat sedang menunduk tanpa sadar Aline menabrak punggung seseorang sampai tubuhnya sedikit terhuyung kebelakang, "Eh maaf, maaf. Tadi Aku gak hati-hati jalannya.. " Karena tak mendapat respon ia pun mencoba mengangkat kepalanya dan, tunggu kenapa dari belakang tubuhnya tak asing?
Dan duarrr, ternyata yang di tabrak olehnya adalah Revan! Karena sangat terkejut Aline sampai terbata-bata, "Oh, ma, ma, maaf. Tadi beneran gak sengaja kok! "
Revan sebenarnya sedikit gemas dengan ekspresi dan tingkah gadis yang ia ketahui adalah gadis yang sama di kantin tadi, tapi sepertinya egonya lebih tinggi dari perasaannya sehingga ia mencoba untuk langsung menghapus pemikiran itu dan memasang wajah datar.

RevAlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang