4. Mengukir Tawa

50 8 4
                                    

"Itu juga kalau jadi! " Ucap Jazan sambil berlari menjauh dari Dhafi sebelum ia terkena gepukan maut, oh iya jangan lupakan dengan tawanya yang berat dan menggelegar.

"Tumben lo Van mau ikut duet-duet begitu? " Tanya Jazan sambil memakan pizza kejunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tumben lo Van mau ikut duet-duet begitu? " Tanya Jazan sambil memakan pizza kejunya.
"Iya juga, baru nyadar gue. Lo kan biasanya nolak, kok sekarang lo mau? " Timpal Yafi.
Revan sendiri bingung karena benar perkataan teman-temannya, biasanya ia selalu menolak setiap diminta untuk bernyanyi duet seperti ini lalu kenapa sekarang dengan mudahnya ia mau?

"Pingin nyoba aja. " Jawab datar Revan yang justru membuat semua sahabatnya membulatkan mata mereka.
"Aneh lo Van! " Ledek Dhafi.
"Terserah lo semua mau mikir apaan. " Revan pun mulai menyantap pizza nya tanpa melihat ke wajah keempat sahabatnya.

Di sisi lain hari ini Aline berencana untuk membantu paman dan bibinya untuk berbelanja bulanan. Jadilah ia sekarang sedang berada di supermarket dengan Galang. Aline terlihat sibuk memilih semua barang yang ada di daftar list pemberian bibinya sedangkan sepupu tampannya itu sibuk membeli kumpulan camilan kesukaannya.

"Galanggg! Stop milih cemilan terus, bantuin aku ambil barang-barang donggg! " Akhirnya Galang pun menghampiri Aline dengan cengegesan.
Aline yang sebal pun mencubit lengan pria tinggi itu dan membuat sang empu meringis karena jujur cubitan Aline itu sakit dan pedas.
"Dasar sepupu tak berperikemanusiaan. Kau tega menyakiti tangan sepupumu yang tampan ini!? "
"Wleee. gak perduli, ganteng doang buat apa coba kalau gak bisa berguna buat sekitar!? "
"Wah kurang asem nih bocil! "
"Kita seumuran ya, jadi stop manggil aku bocil! " Ucap Aline sambil memberi tatapan yang berusaha ia buat seram.
"Ya habisnya lo mirip bocil daripada anak sma, hahahaha! "

Akhirnya sekitar 2 jam mereka selesai membeli semua yang dibutuhkan bahkan yang tak dibutuhkan, yaitu adalah tumpukan camilan tak sehat milik Galang. Saat berada di jalan keduanya dikejutkan dengan pemandangan segerombolan laki-laki yang saling adu tonjok, dan yang lebih mengejutkan pasangan sepupu itu adalah adanya Revan, Dhafi, dan Yafi.

"Lang tolongin Revan! "
"Lah ngapain jadi gue yang nolongin? "
"Tuh lihat jumlah lawannya Revan itu lebih banyak, bisa-bisa mereka babak belur. Udah cepetan sana! " Aline pun mendorong tubuh besar Galang.
"Iye, iye, tapi lo harus tetep diem di sini. Jangan kemana-mana, oke! "
"Iyaaa, udah cepetan! "

Galang pun segera bergabung dan menolong ketua Napoleon itu. Untung skill Galang boleh juga lah, jadi ia bisa dengan cepat mengalahkan beberapa laki-laki yang sepertinya seumuran dengan nya itu. Aline yang melihat Revan terluka, rasanya ingn berlari menghampiri nya. Namun Revan yang sempat melihat Aline akan berlari ke arahnya, segera memberi aba-ab menggunakan tangannya agar Aline tetap diam di tempatnya.

Revan juga bisa melihat jelas bagaimana ekspresi khawatir yang kentara di wajah Aline. Setelah beberapa menit kemudian perkelahian itu berakhir dan Revan, Galang, Yafi, dan Dhafi pah yang berhasil mengalahkan. Tapi bukan berarti mereka tidak terluka tapi sepertinya yang cukup parah adalah Revan, karena itu sekarang mereka semua berada di rumah Aline dan Galang.

RevAlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang