A Crack in Centerz Friendship

383 21 1
                                    

Zhang hao merasa kalau Hanbin sedikit menghindarinya.
Seminggu setelah pengumuman, saat mereka punya waktu masing2 sebelum memulai kehidupan dorm bersama-sama untuk 2,5 tahun ke depan, Hanbin hanya membalas kkt seperlunya dan singkat. Tidak seperti Hanbin biasanya yg selalu hangat dan panjang lebar menceritakan dirinya.

Maka saat bertemu kembali di hari masuk ke dorm dan Hanbin menghindari pandangannya. Zhang Hao yakin. Ada sesuatu yg dipendam Hanbin.
Apakah berhubungan dengan ranking announcement?
Mereka belum sempat berbicara panjang lebar setelah pengumuman karena hecticnya backstage. Keluarga, teman2, mentor, semua berkumpul untuk menyelamati mereka. Hao dan Hanbin terpisah untuk pertama kalinya malam itu.

Saat break makan siang. Hao langsung menangkap Hanbin.
Dia sangat khawatir.
Hao tidak mau kehidupan barunya yg penuh excitement akan hal baru berupa debut, tidak dijalaninya bersama Hanbin.

Maka sebelum break, dia sudah berbicara dengan Jiwoong hyung dan ke6 dongsaeng lainnya, kalau Hao ingin waktu berdua dengan Bin. Yang lain pun mengerti dan setuju. Mereka tidak ingin kedua sahabat baik ini canggung lagi. Tidak wajar rasanya melihat Hao dan Hanbin tidak sebelahan, saling pegangan tangan, bahkan tidak ada sentuhan kecil seperti membersihkan atau merapikan pakaian.

"Hanbin" Hao memanggil namanya saat Hanbin berjalan ke arah koridor sendirian.

Hanbin menoleh dan melihat Hao, lalu mulai menggigiti bibirnya. Ekspresinya sulit dibaca.

"Apa kabar, kamu tidak bercerita banyak ttg minggumu di kkt" Hao mencoba basa-basi, walaupun dia mulai merasa lagi, ada yg berbeda dengan Hanbin.

"Hao hyung... emm maaf kalau aku terkesan dingin. Kau tahu, minggu yg sibuk. Keluargaku ingin berpuas2 denganku sebelum sulit ditemui. Dan kau tahu, banyak urusan agensi" Hanbin tersenyum, namun senyumnya sedikit tertahan dan tidak mencapai matanya.

Setelah itu, timbul keheningan.. Hanbin yang memecahkannya. "Hyung, aku mau memperbaiki make up dulu"

"Hanbin, tunggu, ayo kita bicara" Hao langsung menggenggam tangan Hanbin, khawatir ia melarikan diri lagi.

Hanbin akhirnya pasrah diseret Hao menuju kamar properti yang kosong.

"Hanbin. Bicara padaku. Ada apa denganmu?
Kenapa kamu menjadi dingin?
Ini saat2 menuju debut kita, impian kita sudah tercapai selangkah. Saat yg paling bahagia. Aku paling ingin melalui kebahagiaan ini denganmu. Jangan menjadi jauh."

Hening.. Hanbin hanya menatapnya sebentar lalu menunduk. Berbagai ekspresi bergantian muncul di wajahnya.

"Apakah.." ujar Hao hati-hati. "Ini mengenai pengumuman peringkat?"

Hanbin tersentak memandang Hao dan muncul ekspresi bersalah di wajahnya.

"Hao hyung aku..." Hanbin mulai mencoba berbicara, dia yang biasanya dengan lancar dapat menyampaikan kata-kata di depan kamera sekarang terbata-bata di depan Zhang Hao.
"Aku.. senang sekali kau peringkat 1, sungguh. Harapanku adalah kita bisa debut bersama, tidak peduli apapun. Dan ketika aku melihat wajahku dan wajahmu di layar saat itu, hatiku sangat lega dan bahagia. Bahkan saat pengumuman kau dianugerahi peringkat 1, aku sangat senang untukmu."

Hanbin mencoba menjelaskan, mimiknya serius. Hao tidak melepaskan pandangan darinya.

"Tapi setelah semua selesai, di malam hari saat aku sudah sendirian. Perasaan kecewa itu mulai muncul. What if...aku yg peringkat 1. Apa kekuranganku dibandingkanmu. Kenapa bukan aku..

Semua perasaan negatif itu mulai muncul di kepalaku, dan aku tidak menyukainya.

Aku sungguh-sungguh senang untukmu juga, Hyung.

Aku merasa bersalah punya pemikiran seperti ini. Aku merasa tidak sanggup menghadapimu dengan perasaanku ini."

Hanbin sedikit berkaca-kaca, lalu tersenyum pasrah

"Sung Hanbin yang bercita-cita menjadi guru konseling ternyata mempunyai pikiran buruk dan iri dengan orang lain. Aku merasa malu denganmu, Hao hyung."
Hanbin kembali tertunduk

Zhang Hao yang dari tadi mendengarkan Hanbin sedikit tersenyum. Kecurigaannya ternyata terbukti. Tetapi Dia senang Hanbin mau jujur dan bicara dengannya.

"Hanbin, semua perasaanmu itu valid. Kamu berhak merasa kecewa dan sedih karena harapanmu tidak terkabul.

Itu bukan salahmu.

Aku percaya kita berdua, kita ber9, semua sangat berbakat. Semuanya pantas menjadi nomor 1.
Fans kita yang sudah berusaha keras untuk membawa kita sampai ke titik ini.

Jangan merasa bersalah denganku karena mempunyai perasaan itu."

Hao berbicara sambil mengambil tangan Hanbin dan menggenggamnya lagi.

"Perasaanku sama denganmu. Aku senang sekali kita bisa debut bersama. Aku tidak peduli siapa yang peringkat 1 di antara kita, asalkan kita debut bersama. Kali ini aku berterima kasih kepada Rossindan karena ternyata akulah yg dianugerahi peringkat 1"

"Tolong jangan menjadi jauh denganku. Aku ingin melewati hari-hari yang menyenangkan sebagai zerobaseone bersama semua member, terutama denganmu"

"Kamu teman terpentingku, yang aku temukan melalui Boys Planet. Ayo kita nikmati hasil dari usaha keras kita ini bersama-sama."

Zhang Hao lalu menarik Hanbin dan memeluknya. Hanbinpun membenamkan wajahnya di pundak Hao sambil balas memeluknya.

Perasaannya lega setelah diungkapkan kepada Hyungnya. Dan Hanbin senang, karena Zhang Hao mengerti. Dia pun tidak ingin mereka menjauh dan menjadi awkward. Rasa iri dan menyesal itu kini telah semakin mengecil di hatinya. Berganti dengan rasa bahagia dan excitement yang semakin lama semakin besar menyongsong hari debut bersama anggota Zerobaseone yang lain, terutama Hao hyung-nya.

Setelah berpelukan untuk beberapa lama, akhirnya mereka melepaskan diri lalu saling menatap, kini keduanya tersenyum.

Senyum Hanbin sangat tulus dan whisker dimple-nya muncul. Senyum yang sangat disukai Hao. Hao-pun membalas dengan tersenyum hangat.

"Mari kita kembali, yang lain mungkin menunggu kita" Hao yang pertama berbicara.

"Ya. Terima kasih karena sudah mendengarkanku, Hao-hyung"

Hao hanya tersenyum. Tetapi Hanbin memahami arti dibaliknya, kini dia merasa tension di antara mereka sudah hilang. Kembali menjadi mereka yang sebelumnya.
Sambil bergandengan tangan mereka kembali ke ruang utama tempat member lain berkumpul.

Gyuvin yang pertama kali melihat mereka berdua masuk sambil bergandengan tangan, dia pun tersenyum lebar. "Akhirnya centerz kita kembali."

Fin

Short Story After the FinalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang