Youth in the Shade Spoiler Filming

90 9 0
                                    

"Ini storyboard yang akan kita filmkan hari ini. Kalian berdua harus saling bertatapan dan membuat mood yang baik, tidak boleh terlihat canggung." Sutradara memberikan storyboard yang berisi urutan gerakan yang akan dilakukan kepada Hao dan Hanbin.

"Aku beri kalian waktu 30 menit untuk berlatih di ruangan terpisah, supaya kalian bisa membiasakan diri dan saat syuting bisa tampak alami. Oke, ayo cepat berlatih."

Sutradara lalu mendorong punggung Hao dan Hanbin pelan, mengarahkan mereka ke ruangan tunggu yang kosong kemudian menutup pintunya.

Hanbin dan Hao yang didorong tiba-tiba ke sebuah ruangan kosong berdua masih tampak bingung dan terkejut. Setelah hairstyle dan make up mereka siap, mereka bergegas bertemu sutradara, tetapi di sinilah mereka sekarang. Ruang tunggu di mana terdapat meja rias dengan kaca besar. Di belakangnya terdapat sofa yang menempel ke dinding.

Mereka lalu duduk bersebelahan di sofa dan mulai membaca storyboardnya.
Sutradara berniat memfilmkan mereka dengan gelap, banyak siluet, kontras cahaya dan bayangan, dan akhirnya adegan mereka berdua duduk dekat berhadapan diterangi cahaya lilin.

"Hyung, sepertinya maksud sutradara menyuruh kita berlatih adegan ini." Kata Hanbin setelah melihatnya.

"Iya, sepertinya begitu. Ayo kita coba."

Mereka pun duduk bersila di sofa, saling berhadapan dan mulai berakting mengikuti storyboard, menunduk memandang lilin imajinasi di tangan Hanbin, lalu menegakkan kepala perlahan dan menatap mata satu sama lain.

Setelah beberapa detik, Hao yang pertama memutuskan kontak mata sambil tertawa. "Padahal kita selalu melakukannya. Tetapi kalau diperintah untuk di depan kamera, memang rasanya sedikit aneh."

Hanbin juga tertawa, "Rasanya mirip ketika
Misi Eye Contact di Boys Planet. Hyung ingat tidak?"

"Iya juga. Waktu itu aku melakukannya dengan teman agensinya Gunwook, Yeonjun kalau tidak salah ingat." Hao mengenang.

"Hyung, ayo kita coba main sebentar untuk membuat suasana lebih santai." Ujar Hanbin semangat sambil menepuk-nepuk lutut Hao.

"Hahaha, ayo siapa takut. Yang kalah harus traktir makan malam di luar, ya." Tantang Hao.

"Kita lakukan persis seperti saat Bopeul, ya. Sambil saling memuji, yang pertama mengedip kalah. Waktu itu aku menang dari Matthew, lho." Kata Hanbin

Hao baru ingat kalau waktu itu dia kalah dari Yeonjun. Tapi tidak mungkin dia menarik kata-katanya.

"Oke, mulai ya." Hao dan Hanbin menutup mata, "Dalam hitungan ketiga. Satu! Dua! Tigaa!!" Mereka membukanya bersamaan.

"Hyung, make up dan style-mu bagus sekali hari ini. Hyung sangat tampan." Hanbin memulai pujiannya.

Terdengar biasa, tetapi tambahkan tatapan Hanbin yang selalu intense dan senyuman tulus yang sangat manis. Hao sudah sering mendengar bagaimana Hanbin si Gemini adalah natural-born-flirt, merasakannya langsung dalam jarak kurang dari 50 cm tidak baik untuk hatinya. Akan tetapi, Hao tidak mau kalah.

"Hanbinnie lebih tampan. Style-mu seperti saat congratulatory photo yg diposting agensimu. Aku suka sekali." Hao sudah tahu kalau muka Hanbin mudah sekali jadi merah. Terutama karena kata-kata pujian darinya. Benar saja, telinga Hanbin mulai lebih dulu jadi merah, diikuti pipinya.

"Tahi lalat Hao hyung sangat menarik. Hyung tahu, semua rank 1 survival mnet punya tahi lalat di bawah mata." Mendengarnya, Hao jadi teringat satu foto yang diupload Mnet di mana Hanbin tiba-tiba punya tahi lalat yang persis dengannya. Hao belum sempat menanyakan pada Hanbin cerita dibaliknya. Hao membuat catatan di pikirannya untuk menanyakannya nanti.

"Aku baru pertama kali bertemu dengan orang yang punya whisker dimple. Rasanya aku ingin selalu menusuknya." Hao berkata jujur. Hao suka sekali melihat lekukan yang selalu muncul di pipi Hanbin saat ia tersenyum. Dan Hanbin adalah orang yang mudah tersenyum, jadi Hao sering melihatnya. Jarinya selalu gatal ingin menyentuh saat lekukan itu muncul.

Hanbin sendiri semakin tersipu mendengar perkataan Hao. Baru kali ini ia menerima pujian bertubi-tubi dari Hyung yang dikaguminya. Akan tetapi, Hanbin masih serius bertanding, jiwa kompetitifnya tidak mau kalah dari Hao.

Mata mereka berdua mulai berair, tetapi masih tidak berkedip. Mereka mulai gelisah berusaha tidak berkedip.

"Hyung punya natural pout face. Tetapi, tidak tampak mengintimidasi, malah jadi membuat cute." Hanbin menyerang dengan fakta. Hao tidak suka dibilang cute, tetapi bagi Hanbin ekspresi Hao yang seperti cemberut, padahal itu wajahnya yang biasa, selalu menggemaskan. Seperti orang yang sedang merajuk. Bahkan Yujin mengatakan hal yang sama saat Pajama Party.

"Bulu matamu sangat panjang, cantik sekali. Aku bisa menghitungnya satu per satu sedekat ini." Menatap Hanbin untuk waktu yang lama, membuat Hao mulai memperhatikan setiap detail wajah Hanbin. Hidungnya yang tinggi, alis dan mata yang tajam, gigi yang rapi, dan bulu mata panjang yang menghebohkan Zerose. Bulu mata Hanbin bisa menyentuh pipinya jika Hanbin memejamkan mata, panjang dan lentik apalagi setelah ditata make up noona.

Mendengar pujian terakhir itu, Hanbin tidak bisa menahannya lagi dan akhirnya mengedipkan mata. Hanbin sudah sering mendengarnya dari orang lain, tetapi saat Hao mengatakannya rasanya berbeda.

Hao langsung tersenyum lebar menunjuknya. Mereka kemudian tertawa bersama.

"Oke, oke hyung, makan malam aku traktir." Kata Hanbin tertawa sambil meredakan rasa malunya.

"Kamu yang tahu tempat makan terenak di sekitar sini sebagai warga lokal. Bawa aku ke tempat terbaik."

"Aku mengerti, hyung."

Sesudah itu, suasana menjadi lebih relaks dan mereka kembali berlatih storyboard beberapa kali. Berhasil melakukannya sampai akhir tanpa NG setelah membiasakan diri saling menatap.

Saat sutradara kembali memanggil mereka untuk syuting, mereka berhasil melakukannya dengan baik. Hanya perlu mengulang 3-4 kali karena sutradara ingin mencoba angle dan pencahayaan yang berbeda.

"Wah, chemistry kalian bagus sekali. Walaupun kalian artis baru, profesionalitas kalian baik sekali. Jarang ada yang melakukannya sebaik kalian di hari pertama." Pujian demi pujian meluncur dari sutradara dan para kru.

Sekali lagi centerz kita berhasil membuktikan dedikasi, bakat, dan kerja keras mereka tidak kalah dari siapapun. Dan hasil tidak mengkhianati usaha.

Fin.

Short Story After the FinalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang