Part 12

8K 680 37
                                    

🎶Now Playing : Love Is Gone by Slander🎶

*

*

*

Happy Reading

Setelah sampai di Korea, mereka tidak langsung pergi ke rumah sakit. Masing-masing dari mereka berpencar pergi ke suatu tempat seperti toko atau lainnya membeli hadiah untuk Haechan.

Seperti Jaemin sekarang ini, ia berada di salah satu toko bunga, membeli sekuntum bunga matahari. Menurutnya sesuatu yang paling menggambarkan Haechan selain Sun adalah Sunflower ini.

"Terima kasih," ujar Jaemin setelah membayar bunganya, dan kembali ke mobil.

Ia tersenyum sendu menatap bunga matahari yang kini ada di genggamannya.

"Aku minta maaf untuk semuanya, maukah kau memaafkanku?" gumamnya, lalu ia terkekeh miris setelah mengingat perlakuannya pada Haechan selama ini.

Selama perjalan menuju ke rumah sakit, Jaemin hanya diam sambil memandang bunga yang ia pegang. Ingatannya kembali pada saat masih menjadi trainee, mengingat bagaimana ia yang awalnya mendekati Haechan dan mengajaknya berteman pertama kali.

***
Saat itu yang ada di bayangannya hanyalah ingin berteman karena melihat bocah itu duduk seorang diri di salah satu kursi sambil menundukkan kepala.

"Annyeong!" sapa Jaemin pertama kali saat sudah duduk di samping bocah itu.

Anak remaja itu mengangkat sedikit kepalanya sebelum kembali menunduk seraya menjawab sapaan Jaemin dengan nada pelan.

"A-annyeong."

"Namaku Na Jaemin, kau?"

"D-donghyuck."

"Salam kenal Donghyuck! Ku harap kita bisa berteman dengan baik selama di sini," ujar Jaemin dengan antusias yang berhasil membuat Haechan menatapnya.

"Kau ingin berteman denganku?" tanyanya dengan ragu.

"Tentu saja! Kenapa kau bertanya seperti itu? Kau tidak mau berteman denganku?" jawab Jaemin.

"Tidak! Bukan begitu, hanya saja banyak orang yang menjauhiku karena kulitku yang hitam," cicit Haechan sambil kembali menundukkan kepalanya.

"Hey! Jangan menyimpulkan semua orang berpikir seperti itu padamu. Lalu apa hubungannya warna kulit dan berteman? Bagiku kau terlihat manis dengan warna kulitmu ini."

"Benarkah?"

"Tentu saja! Jadi tidak usah takut untuk berteman karena warna kulitmu. Semua orang itu sama, kita sama-sama manusia," ujar Jaemin yang mampu membuat Haechan menatapnya kagum.

"Terima kasih, Jaemin." Haechan berkata dengan tulus yang dibalas senyuman manis oleh Jaemin.

***

Jaemin tersenyum kecil mengingat masa-masa itu, jika dibandingkan dengan sekarang sangatlah berbeda jauh. Bisakah waktu diputar kembali?

Jaemin melamun sampai tidak sadar mobil yang ia tumpangi telah berhenti di depan gedung rumah sakit Seoul.

"Jaemin-ssi, kita sudah sampai," ujar sang sopir yang membuat Jaemin tersadar dari lamunannya dan segera bangkit keluar dari mobil.

Dengan memegang erat bucket bunganya, Jaemin berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju ruang rawat Haechan. Tinggal beberapa langkah lagi ia sudah sampai, Jaemin menghentikan langkahnya sebentar untuk menarik nafas dan menyiapkan diri sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya.

We Can't Without You | Haechan x DreamiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang