"Reia"
Suara samar samar menyentuh telinga Reia lembut,suaranya familiar meraba telinga nya.
Sedikit membuka matanya dia bisa merasakan cahaya terang putih yang menusuknya tajam seperti saat hari itu.
Hari dimana dia menjadi wadah eksperimen oleh sekelompok bajingan yang membunuh Akire."Reia"
Suara kali ini berbeda,namun tetap suara yang familiar ditelinganya lagi.
Menghembuskan nafas dalam dalam,dia mulai menyadari bahwa ada seseorang berambut terurai panjang dengan tanganya yang memegang tangan miliknya."Fern?"ucap Reia yang mulai melihat jelas Fern yang terlihat sedikit panik,raut khawatir dan sedikit pucat terpapar diwajahnya walau Fern orang yang mudah emosi namun simpatinya kepada orang lain ia sangat tinggi.
"Akhirnya"
"Aku sempat takut kamu kenapa kenapa!"Ucap Fern yang agak marah dan menarik tangan Reia saat tubuhnya baru saja bangkit dan duduk di kasur lab yang tidak terlalu empuk itu.Memegang kepalanya dan sedikit pusing dengan apa yang telah dia rasakan,dia membelai rambutnya kebelakang berusaha berfikir logis.
Nafasnya berat dan sedikit tidak teratur itu menandakan bahwa dirinya sedang tidak baik baik saja."Ahh-"
Dia menghela nafas setelah menggelegkan wajahnya frustasi,dia mengingat semua kejadian yang kelam itu dimana Akire dibunuh dan juga ia dijadikan wadah eksperimen saat dirinya pingsan.Fern merenggut alisnya dan nafasnya sedikit ia tahan untuk condong ke Reia,wajahnya persis didepannya terlihat sangat emosi.
"Kamu.....-"
"Baru saja pingsan"
"Jawab"
"Karena apa kamu pingsan seperti itu!?"Reia yang tertekan lalu condong kebelakang beberapa centi darinya untuk menghindari tatapan tajam itu dari dekat,pikirannya berubah drastis dia jadi lebih cepat memproses keadaan dan membuka matanya lebar terkejut dengan pergerakan Fern yang tiba tiba condong terlalu dekat dengannya.
Sedikit berkeringat Reia menjawabnya dengan menatap matanya balik dan berkata di nada sedikit getar karena gugup.
"Akh-aku tidak terbiasa dengan udara dingin"Fern langsung membaca pikirannya, mengetahui Reia juga terlihat gugup dengan tindakannya,dia memberinya ruang dan condong kebelakang sembari melepaskan tangannya pelan.
Fern sedikit terkekeh dengan ingatannya yang agak buruk.
"Astaga,aku bahkan lupa sendiri kalau aku sendiri yang memasang asap itu untuk menghindari iblis yang membunuh ayahku"Mukanya sekarang jadi sedikit melemah,Fern melihat kearah lain dan memegang pinggangnya frustasi namun juga rileks.
"Kamu tau siapa yang aku gendong tadi?"
Ucap Fern yang menatap Reia kembali,Reia membuka matanya lebar lagi dan mengangkat alisnya menggelegkan wajahnya pelan.Fern menatap kembali ke arah yang awalnya dia lihat,mulutnya sedikit bergerak menjelaskan tentang segalanya tentang saema.
Bagaimana mereka menjalin hubungan mereka yang memiliki berbedaan yang spesifik yaitu sebagai manusia dan iblis,dan juga bagaimana cara mereka bertemu.
Iblis yang sebenarnya cukup ia kasihani,mungkin lebih ke satu satunya iblis yang dia beri kasih sayang lewat perkataan dan juga lewat perlakuan.Mendengarnya Reia langsung menatap rendah sedikit merasa bersalah walau tidak ada yang salah dengannya,Fern yang menyadarinya langsung duduk di samping Reia sedikit membuatnya nyaman.
"Hei...,aku hanya punya sample iblis yang membunuh ayahku"
"Mungkin kamu hanya mirip dengannya"Senyum Fern tetap terlihat tulus pandangannya juga ikut melemah karena Reia berfikir kalau seperti cerita Fern,Saema adalah iblis yang berbeda darinya maka dari itu saat Saema terkena asap yang membuat Reia pingsan itu tidak mempan pada Saema, itu memiliki arti bahwa Saema adalah iblis yang berbeda pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍𝐒𝐀𝐖𝐌𝐀𝐍 𝐎𝐂 • : Lore
Fanfictionbeberapa perkumpulan Lore oc chainsawman yang aku satuin jadi satu beberapa arc Btw mau masuk gc oc chainsaw man?? Cari dichat:D