༊ Hendery ist erwacht

1.6K 217 34
                                    

      ∧_∧ 
(。・ω・。)つ☆・*。
⊂  ノ  ・゜+.
しーJ  °。+ *'¨)
        .· '¸.·*'¨) ¸.·*¨)
         (¸.·' (¸.·' ENJOY✨



Pagi hari di Illiya begitu menyejukan sekaligus damai. Matahari yang bersinar disertai angin sepoi membuat  banyak makhluk hidup senang. Burung-burung berterbangan kesana kemari disertai kicauan yang saling bersautan. Semua orang memulai rutinitas pagi mereka, begitu juga dengan orang-orang yang berada di kerajaan Luxious. Mereka mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Setelah selesai makan pagi, Johnny meminta Winwin untuk berbicara dengannya berdua di ruang kerjanya. Ada hal penting yang ingin dia diskusikan ucapnya. Winwin hanya mengiyakan.

Namun, tiba-tiba Yuta meminta jika dia juga ikut dalam pembicaraan keduanya. Yuta tahu apa yang terjadi saat pembicaraan keduanya kemarin, dia harus mengantisipasi hal-hal buruk yang akan terjadi pada Winwin-nya. Mendengar permintaan Yuta, Johnny hanya bisa terdiam. Dia tidak mungkin membicarakan tentang 'Ten' dengan Winwin jika ada Yuta. Berbeda dengan Winwin, Sang Adipati Ospiya itu dengan tegas menolak.

"Tidak. Kami hanya akan berbicara berdua" ucap Winwin menekankan ka 'berdua' dengan menatap sepasang mata pria yang duduk di sebelah kanannya. 

Yuta yang mendapat penolakan Winwin berucap dengan rendah, penuh dengan peringatan, "Winchester."

"Yang Mulia Yupiter tidak perlu khawatir. Lagipula istana ini juga rumahku. Dan ceritaku tadi malam bukan bertujuan untuk membuat anda selalu waspada."

Keduanya saling menatap. Tidak ada yang mau mengalah. Tapi akhirnya Yuta membuang napasnya tanda dia kalah, "baiklah."

Yuta mendekatkan tubuhnya dengan Winwin. Bibirnya menempel pada cuping telinga Winwin dan ia berbisik sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar ucapannya, "tapi kamu tahukan apa yang harus kamu bayar sebagai  konsekuensinya? Aku akan sangat menantikan nanti malam Winny."

Ucapan Yuta di akhir kalimat penuh godaan. Dia terkekeh kecil dengan seringaian terpasang di bibirnya. Yuta meniup telinga Winwin sebelum akhirnya ia menjauhkan tubuhnya dan duduk kembali di kursinya dengan benar.

Setelah itu mereka berpisah, dengan Johnny dan Winwin yang menuju ruang kerja Johnny. Setelah sampai keduanya segera duduk pada sofa yang ada di dalam ruangan itu. Mereka saling berhadapan. Suasananya menjadi tegang. Sisa perdebatan kemarin masih terasa. 

Winwin menghirup napas dalam sebelum dia membuka suara mengawali percakapan keduanya.

"Aku minta maaf Kak." Kedua telapak tangannya saling bertaut, dia gugup. "Aku tahu kelakuanku kemarin begitu tidak bertata krama. Maaf karena telah marah secara tidak terkendali dan membentakmu. Padahal Kakak selalu mengajari aku dan Chris untuk selalu berpikir dengan tenang dan tidak dikendalikan oleh amarah,"

"Winwin minta maaf" lanjut Winwin dengan pelan, kepalanya tertunduk.

"Tidak. Winwin tidak perlu minta maaf. Itu bukanlah sepenuhnya kesalahan Winwin. Aku seharusnya yang minta maaf dan juga berterima kasih padamu karena dengan bentakan Winwin kemarin akhirnya menyadarkanku untuk tidak terus bertindak egois. Dan lagi aku tahu kalau Winwin adalah orang yang paling peduli dengan  Luxious dan Illiya."

"Terima kasih ya adikku."

Johnny merentangkan kedua tangannya ke samping. Menyambut Winwin untuk datang ke dalam pelukannya. Sama seperti dulu ketika mereka berbaikan saat kecil. Melihat itu Winwin segera beranjak dari sofanya menuju Johnny dengan senyum lebar yang terulas di bibirnya. Johnny mengelus punggung dan rambut Winwin ketika Sang Adik sudah berada dalam pelukannya. 

♛ BUTTERFLY's CURSED [JOHNTEN] (SLOW UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang