༊ Wahrheit

1.4K 227 39
                                    

~Buat yang lupa alurnya bisa baca chapter sebelumnya dulu~

      ∧_∧ 
(。・ω・。)つ☆・*。
⊂  ノ  ・゜+.
しーJ  °。+ *'¨)
        .· '¸.·*'¨) ¸.·*¨)
         (¸.·' (¸.·' ENJOY✨


"Berdasarkan hasil dari pemeriksaan kami Pangeran Mahkota mengalami penyakit sebelumnya yang kambuh kembali, Yang Mulia. Lalu untuk gejala penyakit baru tubuh Pangeran tidak menunjukkan hasil apapun, jadi tidak ada penyakit baru yang diderita Pangeran."

"Dan kami juga telah menyiapkan obat seperti biasa yang Pangeran Mahkota minum, jadi kita bisa segera memberikan obatnya sekarang. Saya meminta izin untuk meminumkan obatnya Yang Mulia." Lanjut tabib satunya menjelaskan dengan tangannya yang membawa nampan berisi obat.

Johnny mengangguk memberikan izinnya. Selagi tabib satu sedang memberikan obat pada Hendery yang dibantu para dayang, tabib yang pertama berucap kembali bicara pada Johnny.

"Karena berdasarkan diagnosa Pangeran mengalami kambuh saja maka kemungkinan Pangeran akan sadar esok hari, Yang Mulia."

"Baik, terima kasih atas kerja kerasnya para tabib semua."

"Kami undur diri Yang Mulia."

Seperginya kedua tabib kepercayaan istana, ruangan yang mana merupakan kamar Hendery itu kini hanya diisi 4 orang. Kempatnya adalah Johnny, Christopher, dan 2 dayang pribadi Hendery yang memang sudah terbiasa mengurus Hendery saat sakit sedari kecil. Kedua dayang itu dengan sigap menjalankan tugas mereka. Mulai dari mengganti baju Hendery menjadi lebih tipis, mengompres dahi dan memberikan selimut baru.

 Selagi dayang melakukan tugasnya, Johnny memandang Hendery dengan penuh kerinduan. Rambut anak laki-lakinya itu ia belai dengan lembut. Telapak tangan sebelah kanan milik putranya ia genggam dengan erat. Perlakuannya begitu menunjukkan jika ia sangat merindukan anak satu-satunya ini.

Tanpa mengalihkan fokus matanya Johnny berkata, "Bagaimana dengan perkembangan pencariannya?" Pertanyaan Johnny tersebut ditujukan kepada Christopher yang berdiri di belakangnya.

"Sampai saat ini Baron dan para prajurit masih melacak orang yang sudah membawa Pangeran kembali ke istana Yang Mulia"

"Begitu." Johnny membalikkan badannya, "Jika sudah ketemu pastikan motifnya. Jika orang itu berniat membantu membawa Hendery ke istana maka berikan imbalan 100 koin emas, namun jika dia menculik segera eksekusi"

"Baik Yang Mulia" Kepala Christopher mengangguk tanda mengerti. Setelah itu tidak ada dari keduanya yang membuka suara.

Chris yang masih berdiri di belakang Johnny sedikit bergerak gelisah. Bibirnya terbuka dan tertutup seakan dia ingin mengucapkan sesuatu. Sebenarnya Christopher bingung. Apakah dia harus mengatakannya atau tidak. Dia takut ucapannya nanti akan semakin membebani Johnny.

"Katakan!" Perintah Johnny.

Walaupun dia tidak menatap Christopher langsung tapi dia bisa merasakan jika Jenderalnya itu ragu untuk berucap.

"Baik Yang Mulia. Mm... Sebenarnya surat dari Kerajaan Prospherous datang pagi tadi. Surat itu tertulis jika Raja, Permaisuri Raja, dan Pangeran Mahkota Prospherous akan datang berkunjung kemari. Raja Yupiter juga mengatakan jika ia siap untuk membantu kita, entah mencari Pangeran Hendery, mendatangkan tabib terbaik yang ada di Ospiya, ataupun memberikan obat-obatan termujarab yang ada di Ospiya. Dilihat dari isi suratnya, sepertinya Permaisuri Raja Winchester telah memberi tahu Raja Yupiter tentang masalah yang sedang kita alami."

Johnny memijat kepalanya. Dirinya seketika merasa pusing setelah mendengar pemaparan dari Christopher. Dirinya tidak mungkin melarang Winwin untuk datang. Lagipula jika diusut akarnya dirinyalah yang bersalah karena tidak memberi tahu Winwin secara jujur dan jelas.

♛ BUTTERFLY's CURSED [JOHNTEN] (SLOW UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang