Jinny's Bedroom
Memasuki kamar sang pemilik apartemen, dita menutup pintu kamar perlahan. Berjalan menuju nakas samping ranjang, meletakan nampan disana perlahan karena tak ingin jinny terganggu.
Pandangannya beralih melihat ke arah keranjang yang berada disamping lemari, ia memastikan sesuatu. Dilihatnya baju dan celana kotor jinny sudah ada disana, menandakan bahwa si gadis blonde yang menaruhnya.
Dita tersenyum tipis, ia lega melihat pakaian kotor sudah ada di tempat yang seharusnya. Sifat pembersih dan hobinya yang kecanduan terhadap hal-hal rapi memang begitu ketara. Kebiasaan itu sudah mendarah daging dalam dirinya.
Kembali menatap ranjang, gadis blonde itu kini tengah berbaring dalam selimut. Jinny terpejam, pakaiannya telah berganti menjadi piyama. Motif kucing yang terlihat lucu justru membuat dita mengulum senyum.
Bagi dita, saat di luar sana jinny terlihat dangerous namun terlihat lucu dan menggemaskan saat berada di balik selimut seperti sekarang.
Singkatnya, jinny yang sekarang sangat berbeda dengan jinny yang biasanya berpenampilan swag.
Teralihkan oleh suara yang terdengar lucu, dita melihat ke arah sudut kamar dekat jendela. Ada kandang kucing besar disana, di dalamnya ada 2 kucing gemuk. Siapa lagi kalau bukan 2 kembaran jinny, DB dan Mochi yang tengah sibuk mengeong ke arah dita.
Mata dita bergantian menatap ke arah kandang kucing dan ke arah jinny yang berbaring di ranjang.
Kekehan kecil terdengar, dita tertawa pelan. Ia merasa gemas sendiri sekarang, terlintas di benaknya jika sang majikan dan peliharaan sangat mirip. Jinny menjelma jadi kucing dimata dita, terutama karena piyama yang dipakai jinny juga bermotif kucing.
Langkah kakinya mendekat menuju DB dan Mochi, ia berjongkok di depan kandang dan meraih mangkuk berwarna abu-abu dan orange yang terletak di samping kandang itu.
Digesernya 2 mangkuk kucing milik DB dan Mochi ke depan pintu kandang.
Dita menoleh ke sekeliling kamar, mencari sesuatu. Beranjak dari jongkok, dita melangkah menuju meja sofa di kamar ini.
Mengambil sesuatu dari atas meja itu, berupa kemasan besar yang terdapat gambar kucing di bagian depannya.
Itu makanan kering untuk kucing, dita membawanya ke arah kandang. Kembali berjongkok di depan kandang itu, lalu menuangkan makanan kucing yang berbentuk ikan-ikan kecil dengan warna coklat.
Masing-masing mangkuk DB dan Mochi di isi hingga penuh oleh dita. Ia tahu bahwa kedua kesayangan jinny itu tengah kelaparan, suara mereka mengeong cukup keras.
Membuat dita agak cemas jika akan mengganggu jinny yang sedang sakit, sudah jelas jinny butuh istirahat. Orang sakit memang membutuhkan ketenangan bukan?.
Tangannya hati-hati membuka pintu kandang sedikit, lalu memasukan mangkuk itu satu persatu.
Senyuman manis terkembang di bibir dita saat melihat 2 kucing gemuk tengah makan sangat lahap. Ingin sekali dita mendekap 2 kucing itu dengan erat, wajah dita terlihat menahan gemas.
"Enghh..." Lenguhan kecil yang samar terdengar, dita menoleh ke arah ranjang. Jinny tengah menggerakan kepalanya gelisah, segera dita mendekat pada jinny.
Duduk di pinggir ranjang, dita melihat jinny berkeringat di dahi cukup banyak. Alisnya menukik tajam saat tidur, dengan kepala terus bergerak ke kanan dan kiri berulang kali.
Bibir tebal jinny bergerak seperti mengucap sesuatu, namun samar karena tak dapat terdengar oleh dita. Entah apa yang digumamkan, dita tidak menangkap suara jinny.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE (Cintaku)-Dijin
FanfictionMungkinkah orang sepertiku pantas bersamanya? Akankah dia menerima kekurangan dalam diriku? ini pertamakalinya aku merasakan sensasi yang aneh ketika bersama orang lain. seolah aku bertransformasi menjadi parasit dalam artian yang baik, ingin sekali...