11.24 amAuthor POV
Suara dentingan antara sendok dan mangkuk yang berbenturan terdengar mengisi keheningan di meja makan.Dua orang tengah duduk berhadapan dan menikmati menyantap makanan di hadapan mereka. Belum ada obrolan yang terjadi setelah kedatangan gadis berambut pendek warna pirang ke apartement milik park jinny ini.
Lagipula semenjak kemunculannya disini, gadis yang bertamu itu bersikap seolah tidak ada yang terjadi dan semuanya baik-baik saja. Tadi muncul dengan membawa kantong plastik berisi buah dan hal lainnya yang sepertinya dibeli dari minimarket. Gadis jangkung itu saat pertama kali melihat sahabatnya yang membuka pintu tadi, ia sedikit kaget karena mengira sahabat kesayangannya masih terbaring di ranjang.
Jika dilihat dari waktu saat ini, bisa dibilang mereka tengah makan siang bersama. Tepatnya kini mereka menyantap bubur yang tadi pagi, baru saja dihangatkan kembali oleh gadis jangkung yang datang bertamu.
"Bagaimana kondisimu?". Kata tanya dari gadis yang lebih tua membuat kepala gadis yang lebih muda terangkat dan menatapnya.
Menjeda untuk menyuap, gadis yang di tanya itu kini menatap polos dengan wajah pucatnya.
Karena sikap diamnya si gadis poni, gadis jangkung berambut pendek di depannya ini meletakan sendok. Kemudian menatap serius dan melanjutkan ucapannya lagi...........
"Apa sudah merasa lebih baik? Semalam kata dokter, kau harus banyak istirahat agar cepat membaik. Efek obat yang tidak seharusnya kau minum kemarin, ternyata mengandung dosis yang besar. Dokter bilang kau bisa saja masih mengalami pusing selama 2 hari kedepan. Aku sudah memberitahu nyonya Han kalau hari ini kau izin karena sakit. Gunakan waktumu untuk tidur dan memulihkan diri, dit. Kau benar-benar membuatku sangat khawatir karena kemarin kau pingsan dengan wajah pucat dan tubuhmu panas sekali". Panjang lebar gadis yang lebih tua berbicara, menatap serius pada sahabatnya yang sudah ia anggap adiknya sendiri.
Mengangguk menjawab dengan raut sendu, terlihat gadis yang berwajah pucat itu masih belum sepenuhnya baik-baik saja. Ia bahkan menatap si gadis jepang di hadapannya dengam sedikit takut, atau bisa disebut saat ini ia masih kalut dengan apa yang dialaminya kemarin.
"Hem, gomawo eonni". Berdehem kemudian berterima kasih, Hanya itu yang bisa dia utarakan sekarang. Tersenyum tipis dengan bibir pucatnya. Nasehat dan juga semua yang dia dengar barusan tentu saja sangat dia hargai. Ia tahu sahabatnya yang dia panggil 'eonni' itu sangat perduli padanya, jadi ia mengerti bagaimana cemasnya sahabatnya itu.
"eonni, semalam apa kau yang membantuku mengganti baju?". lanjut dita dengan pertanyaan yang sejak tadi ingin ia utarakan. ingin memastikan jika itu benar.
hanya anggukan yang lea lakukan, ia tidak menajwab dengan kalimat. merasa tidak perlu untuk itu. lagipula, lea menganggap itu bukan hal besar, bagi lea dita sudah sangat dekat dengannya dan tidak ada rasa canggung sama sekali apalagi semalam memang urgen. mana mungkin lea membiarkan dita tidur dengan baju yang kotor.
dita menghela nafas, lega mengetahui hal itu benar. berarti jinny tidak bohong.
"Jauhi doyoung, kau harus berhati-hati padanya mulai sekarang. Pria gila sepertinya sangat berbahaya". Kembali meraih sendoknya setelah berbicara, gadis jepang yang bernama Lea ini kembali melanjutkan makan. Ia memang belum kenyang, tadi buru-buru kesini hingga tidak sempat sarapan.
"Ne eonni, aku masih tidak menyangka dia melakukan hal Setega itu padaku. Ku pikir selama ini dia orang baik". Suara lemah si gadis poni membuat Lea kembali menatapnya. Nada bicaranya memang terdengar sendu ditelinga Lea. Lea jadi tahu jika sahabatnya itu masih saja shock.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE (Cintaku)-Dijin
FanfictionMungkinkah orang sepertiku pantas bersamanya? Akankah dia menerima kekurangan dalam diriku? ini pertamakalinya aku merasakan sensasi yang aneh ketika bersama orang lain. seolah aku bertransformasi menjadi parasit dalam artian yang baik, ingin sekali...