Ceklek!
Keluar dari kamarnya, jinny berbalik setelah menutup pintu kamar. Ia hendak menuju dapur untuk menuntaskan rasa haus.
Siapa sangka niatnya terhenti, justru dia berdiri mematung di depan kamar itu. Matanya terpaku ke arah sofa, meski pandangannya masih samar tapi ia melihat seseorang yang terbaring disana. Sepertinya orang itu tidur, matanya terlihat terpejam.
Dengan langkah sedikit gontai, jinny mendekat. Ingin memastikan apa yang dilihatnya.
Deg...
Degdeg...
Deg deg deg
Degdegdegdeg!
"Shit! Diamlah! Please tenang my jantung, dia bisa mendengarnya nanti". Bicara pada jantungnya dengan penuh penekanan dan suara pelan, jinny mengoceh sendiri ketika berjalan ke arah sofa. Dada kirinya ia tekan kuat-kuat.
Jantung park jinny meronta, bergemuruh dan berdebar hebat diluar detak normal. Si pemilik jantung bahkan kualahan menangani organ dalam tubuhnya itu, padahal tidak habis berlari.
Berdiri diam setelah tepat ada didepan sofa dita, jinny mencoba menenangkan diri terlebih dahulu. Ia menarik dan menghela nafas perlahan secara berulang.
Calm down jinhee- batin jinny.
Cukup gila memang, hanya dengan melihat gadis yang ia anggap sebagai 'cintanya', park jinny selalu saja hilang kendali dan sulit mengontrol diri.
Sedangkan sang pujaan hati yang kini tertidur di sofa justru tidak tahu apapun, bahkan tidak peka jika seorang park jinny menyukainya. Hampir gila dan frustasi karenanya.
"My nose, please jangan mengeluarkan darah lagi". Gumamnya lagi setelah menghela nafas, ia tak mau terjadi hal negatif lagi seperti mimisan atau hal lain yang buruk. Sudah cukup rasanya jinny sakit, baru saja sedikit pulih dari demam beberapa saat lalu.
"Aku kira dia sudah pergi, dan kenapa juga tidur disofa? Harusnya dia tidur di ranjangku saja". Mendadak pipinya panas, jinny merona dan malu sendiri setelah mengatakan itu. Pikirannya terbayang sosok dita yang tidur bersamanya di ranjang.
Seperti orang gila jinny tersenyum-senyum sendirian dan memegang kedua pipinya dengan matanya yang menatap dita tidur.
Matanya menelisik ke arah paha dita yang terekspose, memang rok skirt warna cream dengan panjang di atas lutut yang dita pakai sekarang. Dita memang menyukai style girly ala gadis jepang. Bahkan kini ia memakai kemeja putih dengan outer sweater hitam tanpa lengan, perpaduan yang cocok di pakai oleh dita.
Beberapa saat si gadis penyuka kucing itu kalut dalam kehaluan yang berputar dalam kepalanya, ia membayangkan hal indah yang entah apa itu tentang dita dan dirinya.
Sudah beberapa kali menelan salivanya sendiri, hasratnya tergugah karena sosok di depannya ini. Jangan lupakan tentang paha putih mulus yang begitu menggiurkan.
Berjongkok, pandangannya ia sejajarkan dengan wajah dita yang tertidur. Senyum manis jinny terukir karena apa yang ia lihat.
Pemandangan cantik, tidak akan pernah bosan untuk dilihat- lagi-lagi jinny bicara dalam hati.
Hal aneh tiba-tiba dilakukan jinny, gadis blonde ini menutup mata sembari menghirup udara dalam-dalam. Seperti menikmati aroma yang menarik baginya? Mungkin.
Kepalanya tanpa sadar mendekat ke arah dita, mengikuti sumber aroma yang dia sukai. Ah.... Jinny kecanduan bau ini, aroma menyegarkan sejenis bunga yang entah apa jinny juga tidak tahu, tapi menenangkan dan menyegarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE (Cintaku)-Dijin
FanfictionMungkinkah orang sepertiku pantas bersamanya? Akankah dia menerima kekurangan dalam diriku? ini pertamakalinya aku merasakan sensasi yang aneh ketika bersama orang lain. seolah aku bertransformasi menjadi parasit dalam artian yang baik, ingin sekali...