Langit sudah gelap menandakan malam mulai tiba, Haruto sudah pulang sekolah begitupun dengan Junkyu. Keadaan rumah menjadi sedikit tenang karena Irene mempunyai urusan keluar kota dan itu cukup membuat Haruto senang.TV ruang tamu menyala menampilkan drama yang sama sekali ia mengerti, kedua netranya mengalihkan pandanganya terhadap Junkyu yang sedang mondar mandir di dapur menyiapkan makan malam seorang diri.
Dengan rumah yang cukup di bilang besar mereka hanya mempunyai 1 pembantu itupun hanya sampai sore hari, Junkyu tidak menyukai kehadiran orang asing terlalu lama didalam rumahnya, dan hal itu juga disetujui oleh Irene begitupun Haruto.
Melihat Junkyu yang sibuk sendiri membuat ia mengingat perkataan ibunya, tentang mengubah Junkyu menjadi seorang iblis. Jika Junkyu adalah seseorang yang gila harta hal itu mungkin sangat mudah baginya, ia hanya akan memberikan harta sebanyak yang pria itu mau dan mereka akan hidup sebagai iblis selamanya.
Namun Junkyu bukan orang seperti itu.
Kesal karena belum mendapatkan solusi Haruto mengusak rambutnya kasar, sangat kasar sehingga satu kancing piyama yang ia kenakan terbuka membuat dada bidangnya mengintip dari selah kain itu.
Tanpa disadari Haruto, Junkyu memperhatikan gerak gerik anaknya diam diam. Dari mulai ia duduk di sofa, mata tajamnya yang menatap TV hingga gerakan Haruto yang mengacak-acak rambutnya sendiri.
Semua terekam dimata Junkyu dengan baik.
Jakun Junkyu bergerak naik turun karena menelan salivanya, melihat Haruto anaknya sendiri terlihat sangat panas. Entah apa yang merasukinya sejak Haruto menginjak umur 17 tahun.
Pandangan ia pada Haruto berubah total.
Anak kecil yang dahulu terlihat kurus, lemah dan butuh perlindungan kini menjadi lelaki yang sangat dominan, perlakuannya memang tidak berubah karena Junkyu sangat pandai memainkan ekspresi didepan anaknya. Semua terlihat natural bagaimana Junkyu terlihat seperti seorang ibu sekaligus ayah yang sangat mengayomi anaknya.
Hingga tak ada yang menyadari bahwa Haruto lah yang menjadi objek fantasinya sejak 3 bulan lalu.
Semua begitu tiba tiba, Junkyu memimpikan Haruto melakukan hubungan intim dengannya semua terasa begitu nyata. Sangat nyata hingga saat ia terbangun celananya sudah basah.
"Hnghh" jemari Junkyu yang memegang pisau mengencang membayangkan bagaimana jika kejadian itu menjadi kenyataan. Bagaimana tubuh besar Haruto berada di atasnya menggoyangkan pinggulnya dengan sangat kasar dan cepat.
Nafas pria itu memburu, bulir bulir keringat menururi pelipisnya, pinggulnya dengan pelan menggesekkan dengan meja dapur membuatnya terbang perla-
"Pa?"
Dengan cepat Junkyu menoleh ke sumber suara, ia menelan salivanya gugup lalu kembali memotong daun bawang yang belum sempat ia kerjakan.
"Makanan sebentar lagi selesai" ujar Junkyu berusaha terlihat santai, suaranya terdengar gemetar berusaha menekan hasratnya yang tiba tiba naik karena imajinasi liarnya itu.
"Ada yang perlu Haruto bantu?" mendengar anak lelakinya menyebut namanya sendiri membuatnya menangis dalam hati. Bagaimana bisa ia membayangkan hal tidak senonoh pada anaknya sendiri.
Ia seperti manusia kotor.
Ia menggelengkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan Haruto, namun tak ada jawaban kembali membuat ia mengambil asumsi lelaki itu sudah kembali ke sofanya dan menonton TV.
"Aku bertanya, jawab dengan mulutmu"
Gerakan memotongnya terhenti, jantungnya berdetak sangat kencang mendengar suara Haruto turun satu oktaf dari biasanya. Suara anaknya yang biasanya sudah berat kini menjadi sangat berat.

YOU ARE READING
Demon Love
FantasyJunkyu yang kehilangan anak semata wayangnya, kini mendapati seorang anak lelaki yang wajahnya sangat mirip dengan anaknya. FANTASY BXB 🔞🔞🔞 HARUKYU