Jieun memakan ramen di hadapannya sambil memperhatikan Yoongi yang tertawa sendiri sambil menatap sebuah ponsel di tangannya.
"Yaa! Yoongi-ya!" Panggil gadis itu pada namja di hadapannya.
"Ne?" Sahut namja itu acuh tanpa menoleh ke arah Jieun.
Jieun menghembuskan napas dan sedikit merasa kesal. "Apa kau tahu buku matematikaku? Sepertinya kemarin ketinggalan, apa kau melihatnya?" Tanyanya kemudian.
Yoongi tak menyahut dan tetap sibuk membalas pesan entah dari siapa Jieun tak tahu yang jelas saat ini Yoongi terlihat sedang asyik sendiri.
Sekali lagi Jieun menghembuskan napas berat lalu menatap Yoongi dingin dan semakin kesal. Hal ini bukan pertama kalinya, melainkan sudah ke sekian kalinya Yoongi mengabaikannya. Ya, akhir-akhir ini namja itu selalu seperti itu. Sibuk dengan ponselnya sendiri dan tak mempedulikannya.
Setelah beberapa saat Yoongi baru menyadari jika gadis itu bertanya padanya. "Tadi kau tanya apa?"
Jieun menggeleng. "Aniya! Lupakan, tidak jadi!" Jawabnya dingin. Sementara Yoongi hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan kembali menyantap makan siangnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
***
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini Jieun pulang sendiri. Entahlah gadis semakin hari ia merasa semakin kesepian. Yoongi yang biasanya selalu ada untuknya sekarang seperti menjauh. Bahkan namja itu juga sudah tak pernah mengirim pesan pada Jieun seperti biasanya atau menghabiskan Hari Minggu untuk bersepeda dan bersenang-senang dengannya.
"Kau berubah Yoongi-ya...," gumam gadis itu dengan sedih. Ia masih ingat bagaimana biasanya mereka berjalan bersama sambil mendengarkan musik, makan bersama di kantin, mengerjakan PR bersama, dan apapun itu. Jujur saja Jieun merindukan saat-saat itu.
"Kau kenapa?" Tanya Jimin yang tiba-tiba ada di samping gadis itu.
Jieun menoleh lalu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa!" Jawabnya sambil tersenyum.
"Jimin-ah.."
"Ne?"
"Apa Yoongi sudah tidak butuh lagi denganku? Aku merasa dia mengacuhkanku. Menurutmu kenapa dia seperti itu?"
Jimin mengendikan bahunya. "Aku tidak tahu, mungkin itu hanya perasaanmu. Sudah! Jangan pikirkan namja itu terus!" Sahut Jimin berbohong. Sebenarnya ia tahu kenapa Yoongi bersikap seperti itu pada Jieun. Hanya saja ia tak ingin mengatakan pada Jieun karena takut gadis itu akan terluka.
Jieun menghela napas panjang. "Huft... aku bingung."
***
Yoongi berlari kecil menghampiri Jieun lalu mengacak rambut gadis itu sambil tertawa.
"Yaa!! Rambutku!" Omel Jieun sambil menatap namja itu kesal.
"Hehehe.. mianhae.."
"Yaa! Apa kau sudah gila hah? Akhir-akhir ini kau sangat aneh! Tiba-tiba tersenyum sendiri dan tertawa tidak jelas seperti ini."
Yoongi menghentikan tawanya dan tersenyum. "Aniya, Aku hanya sangat senang!"
Jieun menatap namja itu penasaran. "Wae?"
Yoongi menggeleng dan tersenyum malu.
"Jieun-ah.."
"Mwo?"
"Kau pernah menyukai seseorang?"
"Tentu saja! Kenapa? Kau menyukai seseorang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight
FanficKim Jieun, seorang gadis cantik yang memiliki kemampuan supranatural dan menyukai Min Yoongi, sahabatnya. Park Jimin, roh tampan yang selalu mengikuti Jieun dimana tubuhnya saat ini sedang koma. Semakin lama, Jieun dan Jimin semakin dekat. Jieun pun...