BAGIAN 18

11.6K 1.4K 38
                                    


Halooo! Ayo absen dulu yang udah pake character.ai Ziel, Rayyan, sama Reven

Enjoy!

Bagian 18: Break Up or Die?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 18: Break Up or Die?

Angin sepai-sepoi harusnya bisa menjadi peredam kegelisahan Serra saat ini. Gadis itu kembali merasa gelisah berkali-kali lipat. Terbukti dengan jari tangannya saling bertaut dan bergerak acak karena gugup.

Rayyan benar-benar menjauhkan dirinya dari keramaian, melindungi wajahnya dengan sepenuh hati, walau, Serra rasa  rakyat SMA Komet pasti merasa familiar dengan sosok dirinya. Ketika hal itu menjadi sebuah kelegaan, Rayyan mengganti hal tersebut menjadi rasa gelisah yang lebih.

Jikalau ditanya Serra lebih baik menanggung bisik bisik netizen, atau duduk disini, maka dengan senang hati Serra akan menjawab di rujak netizen. Ngeri boi, Serra berasa di lingkungan Konferensi Meja Bundar. Tapi Meja Bundar di belakang Laboratorium Komputer SMA Komet, bukan di Den Haag.

"Sejak kapan?" Zielo orang yang pertama  kali buka suara, "sejak kapan kamu deket sama dia?" tangan Pria itu menunjuk Reven yang duduk di samping Rayyan bersama pandangannya yang mendelik tajam.

Serra pun jadi bingung ingin menjawab apa, bahwasannya gadis itu juga tidak tahu bagaimana sekarang jomblo abadi kayak dia dapet doorprize cowok ganteng kaya-raya 3 biji. Jadi, Serra hanya bisa menggaruk tengkuk belakang-nya sebelum meringis tampak sama sekali tak ingin menjawab.

"Hampir sebulan," dengan cepat Reven menyela.

Semua orang di sana sontak terkejut, tak terkecuali Pricilia, Jaskar, dan Lintang yang duduk jauh sekali dari meja Serra. Wira ga di ajak. Soalnya sahabat deket Reven tersebut udah tau duluan, cowok itu hanya  diam sambil memejamkan mata menikmati angin Taman kecil ini. Namun, dibanding Zielo yang berkoar, Serra malah berminat melirik-lirik ke arah Rayyan.

Tatapan pria itu penuh kekecewaan, berhasil membuat rasa bersalah memenuhi rongga dada Serra hingga sesak.

"Gara-gara itu kamu cuek sama aku akhir-akhir ini, sayang?" pertanyaan menuntut dari Zielo yang terduduk gelisah, membuat Rayyan memilih memusatkan padangan miliknya pada gadis itu. Yang di tatap hanya menggigit bibirnya frustasi, merasa tak familiar dengan suasana hati ketiga pria ini.

"Eungg? gatauu," cicitnya pelan nyaris tak bersuara.

Mendengar jawaban tak memuaskan dari sang kekasih, Rayyan menghela nafas kasar. Sebelum, beranjak tanpa kata diikuti oleh Jaskar dan Lintang yang menatap Rayyan prihatin. Cowok itu hanya meninggalkan Serra pemandangan punggung yang tampak menurun lesu, hingga hilang dibalik Laboratorium Komputer SMA Komet. Ia tidak salah, bukan salahnya.

"Aku gamau tau, tinggalin dia, Serra."

Dan kemudian Zielo ikut beranjak. Nada kekecewaan cowok itu jelas menguar, menyambut rasa bersalah Serra yang makin bertumpuk. Sampai mulut berbusa, apa mereka akan mempercayai Serra? tidak, seratus persen Serra yakin mereka akan melebeli Serra dengan kata ngelantur. Kepalanya jadi pening sebelah sekarang. Revenata hanya menatap dirinya tanpa berani berdialog, Serra membiarkannya.

Character Boyfriend'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang