BAGIAN 39

8.2K 1K 135
                                    

P!

Napa? Kangen yh?

Bagian 39 : I Did Something Wrong?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 39 : I Did Something Wrong?

Setiap orang berandai, jika dicintai Ia akan selalu bahagia setiap saat. Tapi, mereka lupa jika cinta selalu punya resiko patah hati.

Serra juga begitu. Ketika Ia merasa mendapatkan banyak cinta dari berbagai arah tanpa henti, keresahan yang semula Serra rasakan ketika mempunyai kekasih mendadak hilang. Ia seakan lupa kewaspadaan- kewaspadaan yang Serra pasang di waktu lalu. Mereka baik, dan Serra terbuai hingga hilang ingatan.

Jikalau cinta, punya gila-nya masing-masing.

Banyak plot twist yang melenceng dari kisi-kisi Serra sebelum membuka mata di sini. Revenata yang paling Ia waspadai menjadi orang yang paling menjaga Serra. Sedangkan Rayyan orang yang paling Serra hormati menjadi manusia yang paling memberi luka terdalam sejauh ini.

Apa yang bisa Serra harapkan dari permainan duniawi? yang pasti, Serra lebih baik tidak memiliki kekasih satu orang pun.

"Pricil, gue mau balik, gue gamau di sini, gue mau jomblo!"

Ia menghamburkan peluk ke Pricilia yang menyambut peluk-nya dengan sedih. Air mata yang sedari tadi Serra tahan-tahan, mulai mendesak ingin tumpah dalam peluk Pricil. Ketika sahabat gadis itu mulai membelai kepala Serra dengan pelan, barulah Serra menangis hingga tersedu-sedu bersama nafas yang kian terdengar tersendat.

"Gue lebih baik gatau apa-apa, gue lebih baik nyerahin ini semua ke Reven," Ia berucap dengan lontaran kata putus-putus, "gue harusnya gaperlu cari tau apa yang Reven lakuin."

"Serra, Rayyan cuma sayang sama lo, dia cuma gamau kehilangan lo." Pricillia berbisik, mencoba memberikan pengertian kepada Serra.

"Gue tau, tapi kenapa gue kecewa?" Ia menarik nafas berat, "gue gamau diposisi ini, Cil."

"Gue tau, gue ngerti Serra."

Serra melonggarkan peluknya, Ia menatap wajah Pricillia yang menatapnya serius. Serra berharap, Pricillia mengerti perasaan-nya saat ini, kecewa; marah; bingung.

"Gue ngerti Rayyan sayang sama gue Pricil," suara Serra bergetar, "—gue dateng, semua udah gabisa dihentiin. Kenapa harus gue yang nanggung hal yang gak gue lakuin, Cil?"

"Mau pulang..... "

Pricillia tersentak, Ia beralih memegang kedua bahu Serra. Sebelum berucap, Pricillia melihat ke arah Zielo yang mulai melangkah -kan kaki menjauh seakan mengerti apa yang ingin Pricil ucapkan kepada Serra. Sahabat satu-satunya Serra tersebut mulai menatap mata Serra yang penuh linangan air mata.

"Lo harus terbiasa, gue tau ini sulit, tapi lo harus bisa Serra."

"Gue gamau, gini aja gue lemah sialan, apalagi nanti." Serra mengelap kasar air mata-nya, yang naas tidak punya celah untuk berhenti.

Character Boyfriend'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang