6

668 49 6
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote dan comment nya taman-teman...
.
.
.
.
Setelah dari caffe tersebut Jaemin bergegas ke Rumah Sakit tempat ia bekerja. Untungnya hari ini hari pertama Jaemin masuk, jadi ia belum ada janji dengan pasien. Hari ini ia hanya akan menemui kepala bagian psikiater, yang katanya akan memberikan daftar nama-nama pasien yang akan di rawat olehnya.

Setelah menemui kepala bagian Psikiater, ia pergi keruangan yang akan menjadi tempat ia bekerja. Ia pun merapihkan dan menata ruangan tersebut agar terlihat lebih bersih, rapih dan nyaman di tempati.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Jaemin pun telah selesai dengan kegiatan merapihkan ruangannya. Ia melihat kearah jam dinding di ruangannya yang menunjukkan waktu hampir sore, pantas saja perutnya sedari tadi berbunyi, tenyata ia telah melewati jam makan siangnya.

Jaemin pun bergegas merapihkan pakaiannya, dan mengambil tas kerjanya. Setelah itu  ia pun keluar dari ruangannya, dan bersiap untuk pulang dan menemui Hyeongnya.

Saat jaemin berjalan menyusuri lorong rumah sakit, ia mendengar suara jeritan di sertai tangisan anak kecil. Jaemin berhenti sejenak, dan melihat kedalam ruangan.

Disana ia melihat seorang anak kecil yang tengah menangis di kelilingi oleh beberapa perawat dan seorang dokter wanita, yang sepertinya tengah membujuk anak kecil tersebut. Karena jaemin merasa sedikit kasian, ia masuk kedalam ruangan tersebut dan menanyakan kepada salah satu perawat yang tengah sibuk menghubungi seseorang.

“ Permisi, boleh saya tau anak kecil itu kenapa..?” tanya jaemin kepada perawat yang tengah menghubungi seseorang.

“ Anak kecil itu terus saja menangis tuan, ia memang selalu seperti itu. Dan ini saya sedang mencoba menghubungi wali dari anak tersebut” jawab perawat tersebut
Setelah mendengar jawaban perawat tersebut, Jaemin pun melangkah menghampiri anak itu.

“ Hay boyy..” panggil Jaemin,

seketika anak kecil tersebut berhenti menangis, dan para perawat yang tadi mengerumuni anak kecil itu membuka jalan untuk jaemin agar dapat menghampiri anak kecil tersebut yang terus menunduk sambil sesekali menghapus air matanya.

“ Are you okay..? kenapa menangis heum..?” tanya Jaemin sambil berjongkok di depan anak kecil tersebut dan mengusap rambut anak kecil itu dengan sayang.

Anak kecil tersebut mengangkat kepalanya, kemudian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan jaemin.

“ Ouh apa kau Xiao Sun..?” Tanya Jaemin setelah melihat anak kecil tersebut mengangkat kepalanya
Xiao Sun pun menganggukkan kepalannya sebagai jawaban

“ Xiao Sun kenapa menangis heum..? apa kau tersesat lagi..?” tanya Jaemin, pasalnya Jaemin selalu menemukan anak kecil tersebut berjalan sendirian dan ia selalu mengantarkan anak kecil itu menemui orangtuanya.

Xiao Sun lagi lagi hanya mengelenggkan kepalanya.
Dan akhirnya dokter yang sedari tadi diam memperhatikan Jaemin pun angkat suara.

“ Ia salah satu pasien di Rumah sakit ini tuan, dan kebetulan saya dokter penangung jawab anak ini, sebelum besok di ganti oleh dokter baru”

Jaemin pun berdiri dari jongkoknya, lalu menghadap kearah dokter yang tadi berbicara kepadanya.

“ Maaf kalo boleh saya tau siapa dokter pengantinya” Tanya Jaemin,

pasalnya tadi ia melihat nama Xiao Sun di daftar pasien yang akan ia rawawt, akan tetapi ia ragu apakah Xiao Sun anak kecil ini atau bukan.

“Dokter Park Jaemin, beliau dokter Spesialis Psikiater anak baru di rumah sakit ini dan beliau adalah dokter muda yang baru saja pindah dari luar negri ” jawab Dokter tersebut.

“apakah saya boleh mengambil alih anak tersebut sekarang..? saya Park Jaemin Dokter Spesialis baru seperti yang anda ucapkan.” Ujar Jaemin

“ ouh..anda Park Jaemin..? baik dokter, saya akan memberikan kepada anda” Ujar dokter itu sambil terus menatap Jaemin

“ Baik jika seperti itu, saya akan membawa Xiao Sun pergi bersama saya” Ujar Jaemin yang kemudian kembali jongkok di hadapan Xiao Sun

“ hey boy..jangan nangis lagi ya, ayo ikut dokter” ajak Jaemin
Xiao sun pun berdiri lalu melingkarkan tangannya ke leher Jaemin, kemudian Jaemin mengendongnya dan membawa pergi keluar dari ruangan tersebut, tidak lupa pamit dengan dokter dan para perawat yang berada di ruangan tersebut.

Jaemin berniat membawa Xiao Sun pergi bersamanya pergi bersama Hwall kegedai es krim depan Rumah sakit sebelum ia mengembalikan kepada Haechan.

Akan tetapi saat di tengah jalan ia melihat haechan berlari dengan empat orang pria yang mengikutinya di belakang, yang tak lain kedua anak buah nya, kakaknya, dan

Jisung..?

Jaemin sedikit heran, mengapa ada Jisung ikut berlari bersama Haechan.

“Jaemin-ssi” teriak Haechan sambil terus berlari menghampiri Jaemin

“hahh.haahh..maafkan Jaemin-ssi, hari ini Xiao Sun lagi ada jadwal control, bukan saya yang lebas pengawasan seperti sebelumnya” Ujar Haechan sambil menstabilkan nafasnya.

“heum..saya tau, tapi anda juga salah karena meninggalkan Xiao Sun sendiri dan menangis karena ketakutan” Ujar Jaemin

“ Baiklah, maafkan saya lain kali saya akan menemaninya” jawab Haechan

“ Oke jika seperti itu, saya anggap itu sebuah janji anda kepada saya” Ujar Jaemin

“Baiklah..”

“Eum..Jaemin-ssi bisakah kita berbicara lebih santai, saya sedikit canggung berbicara formal seperti ini dengan mu” Ujar Haechan

“Iya benar, aku juga setuju dengan ucapan hyeong ku” Ujar Jisung

“Oke…”

“ kalo boleh tau tadi kamu berniat untuk pergi kemana..? mengingat ini jalan keluar dari rumah sakit” Tanya Jeno

“ Tadi niat ku ingin pergi ke…”

“Jaemin-ie..” panggil Hwall membuat Jaemin menghentikan ucapannya,
Jaemin yang melihat Hwall di depan lobi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat ia berdiri pun menyahututi panggilan Hwall

“ Tunggu sebentar Hyeong”  Ujar Jaemin kemudian kembali melihat kearah Jeno

“Tadinya aku ingin membawanya pergi ke kedai es krim di depan rumah sakit ini, karena Xiao Sun sudah menjadi anak baik” Ujar Jaemin sambil melihat kearah Xiao Sun yang ada di gendongannya

“Ahhh..seperti itu, boleh kami ikut bergabung?” tanya Jeno

“ Bergabunglah, jika kalian ada waktu luang” balas Jaemin kemudian pergi menghampiri Hwall dengan Xiao Sun yang masih berada digendongannya.

Jeno yang melihat Jaemin pergi pun mengikuti Jaemin dan diikuti dengan yang lainnya.

Maaf ya gaes klo ceritanya ga nyambung dan masih banyak yang kurang dalam penulis.

Terimakasih....

Who's he.? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang