9

498 41 5
                                    

Selamat membaca..
Sorry klo banyak yang typo..
Jangan lupa vote dan comment ya gaes...

.
.
.
.

Sudah hampir tiga puluh menit, pria tampan yang tenggah duduk di sofa ruangan tersebut memperhatikan gerak-gerik  pria manis yang tengah melakukan terapi pada anaknya, siapa lagi jika bukan Lee haechan pria tampan yang memperhatikan si manis yaitu Park Jaemin.

Sudah hampir setengah jam pula Haechan hanya duduk memperhatikan interaksi Jaemin pada anaknya yang sedari tadi diam.

Yupss.. setelah meninggalnya sang istri anak Haechan itu tidak lagi terdengar suara yang keluar dari mulutnya itu. Anaknya menjadi pendiam dan hanya melihat apa yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya saja. Jika diajak bicara pun sang anak hanya menangapi dengan anggukan dan gelengan.

Haechan memperhatikan jaemin yang sabar menghadapi anaknya dengan suaranya yang lembut dan senyuman manis yang tidak pernah hilang dari bibirnya.

Seandainya adik dan istrinya masih hidup pasti haechan akan sangat bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang manis, tapi sepertinya Para hyeongnya juga. Dan salah satu alasan mengapa para hyeongnya tidak menikah yaitu karena para hyeongnya belum dapat menemukan sosok seperti mendiang para ibunya dan adiknya yang sudah meninggal.

Selain itu mereka juga takut akan kehilangan lagi, cukup para ibu, adik beserta istri Haechan saja yang pergi meningglkan mereka tidak boleh ada lagi.

Kadang mereka berpikir apakah keluarga mereka terkena kutukan karena orang-orang yang mereka sangat cintai dan sayangi pergi meninggalkan mereka.

“Bisakah kau berhenti memperhatikan ku..?Kau membuatku risih Lee Haechan-ssi ” Ujar Jaemin membuat Haechan tersntak dari lamunannya.

“ Kau manis..” jawab Haechan

Jaemin yang mendengar perkataan Haechan menutar matanya jengah. “ Terima kasih atas pujiannya, akan tetapi tingkah mu membuat ku risih dan kesal. Apakah kau tidak ada kerjaan..? mengapa kau hanya duduk sambil memperhatikan ku terus. Setau ku setiap Xiao Chan melakukan sesi terapi kau selalu meningglkannya pada dokter yang menanganinya” Ujar Jaemin kesal

“ Aku hanya ingin melihat kinerja kerja mu, apakah kau bagus untuk menjadi dokter untuk anak ku” Ujar Haechan bohong. Karena sebenarnya Haechan hanya ingin melihat Jaemin saja, sedangkan menunggu anaknya menjalani terapi itu adalah alibi Haechan. Akan tetapi tidak mungkin ia mengatakan hal seperti itu yang ada ia akan dapat amukan dari Jaemin dan ia akan diusir oleh Jaemin.

“Cihh..Kau pikir aku seperti apa sampai harus di pantau seperti itu, jika kau tidak percaya pada ku kau meminta lah pada Tuan Jeno untuk menganti dokter untuk Xiao Chan” ujar Jaemin sambil memproud kan bibirnya.

“ Tidak, aku hanya ingin anak ku di urus oleh mu dan aku kurang percaya pada dokter yang lan” ujar Haechan

“ Jika seperti itu mengapa kau meragukan ku..?” tanya Jaemin

Mendengar pertanyaan Jaemin, Haechan pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Jaemin “ bukannya aku tidak percaya, aku hanya ingin memastikan jika kau adalah dakter yang handal untuk anak ku. Dengan cara ku melihat kinerja mu bekerja serta jika kau mengalami kesulitan aku akan membantumu” ujar Haechan tepat sepuluh senti di depan muka Jaemin

Jaemin pun segera mengalihkan wajahnya. Ia merasa kurang nyaman berhadapan dengan Haechan dengan jarak yang sangat dekat. Ada perasaan yang tidak dapat ia pahami di dalam dirinya.

“ Jika seperti itu, seterah kau asal kau tidak mengganggu ku” ujar Jaemin kemudian mengajak Xiao chan pergi, mengingat jadwal terapi Xiao Chan mendekati waktu jam pulang.

Who's he.? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang