#DS 02 "Tanpa Orang Tua Kita Juga Bisa"

15 5 0
                                    

  Memulai hidup baru tanpa orang tua mereka, membuat mereka menjadi bahan olokan orang-orang di sekitar mereka. Hal itu membuat Bryan geram.

  Jika hanya dirinya yang diolok-olok itu tidak masalah baginya, namun jika mereka mengusik adik kesayangannya ia tidak akan tinggal diam.

  Memang sejak Bryan dan Christoff masih sekolah, mereka sering diejek oleh teman-temannya yang berada. Dulu Queen pernah satu sekolah dengan kedua kakaknya itu, namun ketika SMA ia memutuskan untuk berbeda sekolah, dengan alasan ingin mandiri. Namun tak berselang lama, Queen pun mendapat bully-an dari anak-anak yang famous di sekolah itu.

  Queen tidak pernah menceritakan hal itu kepada para abangnya, ia hanya diam. Namun Bryan mengetahuinya, ia tahu karena ia ‘spesial'. Ia mengetahui itu dari mata batinnya.

  Ia memutuskan untuk menjadi murid baru, di sekolah adiknya yang sekarang untuk mengetahui siapa yang berani mengusik adik kesayangannya.

  Ia diam-diam mendaftar sebagai murid baru, tanpa memberitahukan hal itu pada adiknya.

~~~~

  Tibalah kini saatnya untuk Bryan masuk ke sekolah itu, sebelumnya ia mengantar adiknya dahulu, lalu pulang untuk menyiapkan penyamaran. Ia tak ingin adiknya curiga untuk itulah ia pulang terlebih dahulu lalu kembali berangkat.

  Ia menyamar sebagai siswa culun, agar tidak ada yang curiga. Ia langsung menuju ke ruang kepala sekolah.

“Permisi Bu," sapanya dengan sopan kepada ibu kepsek.

“Eh iya mari, kamu Pio ya? Murid baru yang daftar kemarin?" Tanya ibu kepsek dengan ramah.

“Iya bu, abis ini kelas saya dimana ya?" Bryan berusaha untuk sopan, ya dia tidak akan lupa dengan pesan mendiang ibunya.

“Kelas kamu di kelas 11 IPS 4 ya, kamu tau kelasnya dimana kan?"

“Iya saya tau Bu, terimakasih." Bryan langsung menuju ke kelas itu.

  Sesuai dengan keinginan Bryan, ia berada di kelas yang sama dengan adiknya. Masalah nama, kenapa ia memilih panggilan Pio agar adiknya tidak curiga, untuk itulah ia juga menyamar menjadi siswa culun.

  Bryan kini telah sampai di kelasnya, ia lalu mengetuk pintu. Di dalam gurunya tengah menjelaskan pelajaran.

“Permisi Bu," ucap Bryan sopan.

“Iya, eh kamu anak baru ya? Silahkan masuk, perkenalkan diri kamu ya."

“Halo teman-teman semuanya, perkenalkan nama saya Pio Andara, saya pindahan dari SMK Pelayaran Bimasakti Jakarta." Perkenalan Bryan di kelas itu.

  Queen yang menyimak perkenalan murid baru itu, terkejut. Untuk apa kakaknya masuk ke sekolahnya.

“Pio Andara? Kayak nama tengah Kak Ayen tapi kebalik, terus culun juga, Kak Ayen di rumah kan keren, kenapa di sekolah culun?" Queen heran dengan kakaknya.

  Terdengar suara riuh dari murid-murid yang terkenal dari golongan atas. Mereka menatap sinis Bryan sambil berbisik-bisik.

“Eh, kan di SMK Pelayaran Bimasakti Jakarta, murid-murid gaada yang boleh pake kacamata, kok dia bisa ya lolos ke situ?" Bisik salah satu murid yang ditanggapi sebagian murid lainnya.

“Iya ya, kok bisa ya?" Balas murid satunya.

“Iya gatau tuh, nyogok gurunya mungkin," jawab murid yang lain.

  Karena kelas mulai ribut, guru pun menertibkan mereka.

“Tenang anak-anak, diam."

“Baik Pio, silahkan duduk di sebelah Queen ya," sambung guru itu.

Different SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang