× | sin 90° + × = 12 • Beda

2 0 0
                                    

Pelangiku

Dulu hal yang menyebalkan tapi kini menjadi hal yang dirindukan

♡♡♡

Happy Reading ❤️

Sudah sekitar 3 hari Arumi dan Akhza tak bertegur sapa. Omongan tentang Arumi tak terdengar lagi. Secepat itukah Arumi tak terdengar lagi. Secepat itukah omongan itu hilang. Dulu dengan sekejap berita tentang pingsannya Arumi di depan rektorat langsung nyebar satu kampus. Dengan sekejap berita tentang kedekatan dengan Akhza langsung menyebar, padahal Arumi dan Akhza tak dekat, hanya sering beradu mulut apa itu yang dinamakan dekat?
Dengan sekejap omongan tentang Arumi langsung hilang karena Arumi yang menjauh dari Akhza.

"Rum, Lo gak kesepian kalo ga ada Akhza?" tanya Ica.

"Biasa aja, lebih baik hidup gue gini tenang ga ada Akhza yang ngeselin yang slalu bikin gue emosi."

"Tapi kan udah ga ada yang ngomongin Lo, kan bisa Lo deket sama Akhza diem diem."

"Lo gila? Gue ga mau ya deket deket sama Akhza meski udah ga ada yang ngomongin gue."

"Kenapa?"

"Dia itu bermuka 2. Kalo di kampus sok dingin, sok cuek, sok diem tapi, kalo di luar kampus dia kayak preman."

"Idaman lah. Kalo di kampus kan banyak cewek tapi dia cuek. Kalo di luar dia kan ketua KASYAPI ya wajar kalo dia kayak preman kalo lagi berantem."

"Itu namanya sok berani. Mana ada ketua BEM sikapnya kayak gitu. Apalagi dia anak dari pemilik rumah sakit terbesar dan terkenal di Yogyakarta."

"Kalo dia deket sama cewek lain?"

"Ya biarin lah, biasanya ya ketua BEM itu cocoknya sama sekretarisnya."

"Sih Lia dong? Ga mungkin Lia suka Akhza. Keliatannya dia sukanya sama Rey."

"Ga penting bagi gue!" ucap Arumi emosi.

"Arumi Ica kalian kalo mau ngobrol terus silahkan diluar kelas!!" teriak ibu okta-dosen statistik.

"Eh maaf Bu," ucap Arumi dan Ica.

Memang sekarang kelas Arumi sedang ada mata kuliah statistik. Tapi Arumi dan Ica malah asik ngobrol sendiri. Memang Bu Okta adalah dosen yang membosankan. Sedangkan Lia tetap mendengarkan penjelasan dari Bu Okta.

Lia adalah anak yang paling rajin, pendiam, pintar, alim dari pada Arumi dan Ica. Arumi dan Ica sama sama memiliki sifat yang tegas dan jutek. Secara Arumi wakil ketua BEM dan ica ketua HMJ.

♡•♡•♡

Kini Arumi, Ica, dan Lia sudah berada di kantin untuk mengisi perutnya. Arumi sudah tak lagi malas keluar kelas karena sudah tak ada yang fans Akhza yang ngomongin dia.

HM kemana manusia itu, biasanya udah ada dikantin. Batin Arumi.

"Cari apaan sih rum?" tegur Lia ketika melihat Arumi seperti sedang mencari seseorang.

"Eh enggak kok, ayo makan," elak Arumi lalu memakan siomaynya.

"Kok tumben ya kantin sepi?" tanya Ica.

"Jelas sepi kan ga ada Akhza dan kawan kawannya," jawab Lia.

Uhuk uhuk

"Eh Rum, Lo kenapa tiba tiba kesedak? Nih minum dulu," tanya Ica ketika Arumi tiba tiba kesedak lalu Ia memberikan es teh pada Arumi.

"Loh sih Lia tiba tiba nyebut Akhza, gue langsung kesedak," jawab Arumi dingin lalu melanjutkan makannya.

"Lo rindu ya sama Akhza," goda Lia.

"Apaan sih," jawab Arumi.

"Lo kok salting gitu sih Rum," ucap Ica.

"Biasa aja."

"Ya mungkin Lo rindu beradu mulut sama Akhza. Atau Lo rindu perhatian Akhza. Jujur ya, Lo bego banget ngejauhin Akhza." ucap Ica.

"Apaan sih Lo! Enak gini hidup gue tenang tanpa ada yang ngeganggu gue atau ngomongin gue!" Jawab Arumi dengan emosi.

"Kalo gue jadi Lo ya pasti ngerasa ada yang beda, biasanya kan sih Akhza yang bikin Lo darah tinggi."

"Beda apanya? Hidup gue dulu ya gini kan?
Sebelum ada Akhza yang bikin gue naik darah!"

♡•♡•♡

"Eh bro ke kantin?" tanya Aditia yang membuyarkan lamunan Akhza.

"Mager."

"Apaan tuh?" tanya Rey.

"Malas gerak."

"Jangan kayak cewek deh dikit dikit mager." sindir Aditia.

"Sepertinya ada yang galau nih," goda Rey.

"Sejak jauh jauhan dari Arumi jadi galau cie," sambung Aditia.

"Apaan sih Lo!"

"Cie mulai ada rasa," ucap Rey.

"Menolak rasa apapun! Dia itu cewek sok cantik, sok tegas, sok jual mahal. Berani beraninya dia menjauh dari seorang Akhza," bentak Akhza.

"Berarti Lo ga mau dijauhin dia? Yahhh kecoplosan," ucap Aditia lalu tertawa.

"Hmm... Ya ga enak aja kalo ga gangguin dia,' elak Akhza.

"Yaudah cari cewek lain aja yang mau Lo gangguin," ucap Rey dengan santainya.

"No!"

Arumi dan Akhza berjauhan tapi saling merindukan. Arumi merasa ada yang beda jika tak ada Akhza yang mengganggunya. Sedangkan Akhza merasa kurang jika harinya tak mengganggu Arumi.

Ketika berjauhan membuat ada perbedaan ketika berdekatan selalu ada pertengkaran...
















See you next part 👋

LIKE

VOTE

COMENT

Kisah PelangikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang