"Lo bablas?"
Pertanyaan dengan gelak tawa itu sangat mengundang perhatian orang-orang yang berada di minicafe itu."Itu mulut bisa di kecilkan dikit gak sih?"
"Suara kali neng..." Protes gadis yang menyegir kuda itu saat menyadari kalo sekarang mereka sudah pusat perhatian orang-orang.
" Jadi itu alasan Lo kemarin gak masuk kelas??"
" ya gitu deh"
"Rasanya gimana? Udah berapa bulan? Jadi gimana tanggapan Jordan? Trus rencana kalian yang dulu gimana?"" Bisa satu-satu gak sih nanya ya Winda...?" ucap flo yang mulai jengah dengan kehebohan temannya itu dan hanya disambut dengan cengegiran oleh winda.
"gak gimana-gimana,Baru juga 2 Minggu. dan buat rencana-rencana kita belum dibicarain juga" jawab florin yang memang dia sendiri juga belum kepikiran apa-apa sama sekali.
Pernikahan yang memang baru berjalan tiga bulan itu tidak sesuai dengan isi kepala mereka yang sudah disusun rapi sebelumnya.
"Tuh kan apa gue bilang. Kalian gak bakal tahan gak ngelakuin itu orang satu kamar dan satu ranjang gitu. Tapi congrats ya say... Akhirnya gue bakal segera jadi aunty"
"Mmm...Thanks. win" respon florin dengan malas mendengarkan ucapan yang menurutnya sedang meledek.
"Lo gak bahagia gitu sih, gak usah mikirin yang aneh-aneh. Tapi gimana sama Jo? gue lebih penasara sama respon dia sih."
"Gue senang -senang aja. Tapi ...mengin-"
"Gak usah tapi-tapi. Jo datang tuh..." Ucap Winda sambil menunjukkan arah pandangnya ke objek yang diikuti oleh Flo.
"Hy sayang... Hy win..." Sapa Jo lalu duduk di samping florin sambil meraih tangan istrinya itu.
"Hay Jo .." balas Winda dengan senyuman menggoda dengan gelagat aneh yang memperagakan seorang anak kecil kepada ayahnya.
"Lo sehat kan Win?" Tanya Jo selidik yang wajah serius Melihat tingkah Winda yang membuatnya bergidik ngeri.
"Apaan sih. Kepekaan Lo minim bangat dah padahal udah calon ayah juga."
" congrats ya Jo..." lanjutnya dan langsung memeluk teman pasutri itu
sedangkan mark yang bersama dengan mereka ingin juga ikut memeluk temannya itu namun mengurungkan niatnya itu, karna tidak mau menambah perhatian penghuni cafe lebih banyak lagi.
"Iya makasih win, Lo juga udah calon aunty ." Balas Jo yang jadi ikutan malas seperti istrinya.
"Iya dong. Aunty terbaik yang akan pernah ada, selamat ya.."
"Berarti gue uncle terbaik ya dong" sahut Mark Hernanda
"Cari pacar dulu sana baru bisa jadi uncle" skatmat Winda yang membuat Mark terdiam berbeda dengan pasutri baru yang malah ngakak.
"Besok deh. Kalo gak ujan"
"Alasan Lo. Udah dipilihkan juga tetap aja Lo gak mau" balas Jo
"Lo kira sama kayak ngethrift?"
"Yaudah. Carilah sendiri sono" balas jo
"malah brantam sih lo berdua" seru flo yang jengah melihat teman-temannya yang kalo jumpa selalu ada aja yang akan diributkan.
"kenapa Ay? kepala kamu pusing??" tanya Jo yang memperhatikan sang istri.
"gegara lo berdua sih, datang gak pada waktunya jadi gini kan?" oceh winda yang ikut memperhatikan flo dan menghawatirkannya.
"jangan mulai lagi deh win. sekarang kalian mending balik duluan aja. kasihan Flo" ucap mark.
" gak. flo pulang bareng gue hari ini" protes winda yang memang jadwal mereka kali ini yang pulang bareng.
sejak awal kuliah memang flo pulangnya selalu ganti-gantian antara winda sahabatnya dengan jo yang pacarnya dan yang sekarang menjadi suaminya.
"yaudah kami pulang duluan yah kasihan flo kecapean" ucap jo kepada temannya itu yang masih ingin protes namun langsung ditinggalkan begitu saja , yang membuat gadis berambut coklat itu mengoceh tak jelas.
***
"ay, kamu istrahat dulu yah" ucap jo yang membawa flo ke ke kamar mereka sesampai di apartement mereka.
berselang beberapa menit berlalu flo yang membaringkan tubuhnya di kasur terpaksa terbangun gegara mual berat yang dia rasakan.
hampir sepuluh menit di kamar mandi flo memutuskan untuk kembali merebahkan badannya di kasur. namun rasa lapar di perutnya membuatnya mengurungkan niatnya untuk kembali ke kasur. dia baru ingat tadi dia tidak sempat makan sewaktu di cafe karna keburu diajak Jo pulang.
" ada apa ay?" terdengar suara Jo yang sedang duduk di sofa ketika dia melewati ruang tengah lengkap dengan laptop yang menyala didepannya.
"gakpapa. pengen makan aja tadi lupa kalo belum makan" jawab flo lalu melanjutkan langkahnya ke dapur. meninggalkan Jo dengan rasa bigungnya dengan perubahan sifat istrinya itu.
"sakit bangat yah??" suara itu kembali menyapa telinga flo yang membuatnya seperti mengatur emosinya terlihat dari matanya yang sejenak terpejam dan berulang membasuh wajahnya di wastafel. dia juga dapat merasakan sentuhan tangan jo yang lembut menusap punggungnya yang seakan berharap bisa mengurangi rasa sakitnya.
"engak kok, cuman sedikit lemas aja. itu faktor janinnya kali dan karna masih pertama kalinya jadi gak usah kawatir." balas flo.
"yaudah duduk dulu yah" jo menuntun istrinya untuk duduk di meja makan , dapat dilihat dia sangat telaten melakukannya.
"maaf ya sayang. gegara aku yang tidak dapat menahan diri kamu jadi ngerasa sakit kayak gini." rasa bersalah itu terus terbayang-bayang di kepala jo beberapa hari ini setelah mengetahui hasil tes kehamilan sang istri.
"kamu tidak usah minta maaf karna ini bukan sebuah kesalahan. dan...." florin menggantungkan ucapannya menatap lekat sang suami.
"masalah ini... tolong jangan dibahas dulu" lanjut florin sesaat jo terlihat tertengun dengan apa yang diucapkan sang istri rasa bersalah itu semakin kuat memenuhi kepalanya.
"ohh... okey. ntar aku ambil orderan g*foodnya dulu kedepan" jo yang memang menyadari mereka belum makan siang , sesampai di apartemen dia langsung memesakan makanan online.
tanpa ada respon dan tanpa menunggu respon sang istri jo belalu meninggalkan dapur untuk menerima pesannya.
.
.
.
.
.
.
see you friends .
jangan lupa berikan votmennya yah autornya dengan senang hati membacanya dan menerima kritik dan sarannya kk.
jakarta, 07 desember 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost sheep.
General Fictioncinta bisa saja menjadi segalanya untuk saling berbagi memori hidup. namun pendewasaan dari setiap masing-masing adalah hal yang penting. tidak peduli hari ini ada ikrar janji karena bsok kita tidak tau akan terdengar juga ingkar.