WRONG ADDRESS. 02

472 36 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***


Aku tidak menyangka diri ini masih bisa merasakan gugup karena hal-hal seperti ini.

Terlebih ketika aku menerima pesan dari Juan yang mengatakan bahwa dirinya sudah sampai.

Aku membalas pesannya seadanya.

"Masuk saja." balasku.

Tidak lama setelah aku mengirimkan pesan balasan itu, aku bisa melihat sosoknya dengan jelas yang berjalan masuk ke dalam tempat makan itu.

Selama in aku tidak terlalu memperhatikannya, tetapi malam ini aku bisa membenarkan ucapan Naura yang mengatakan bahwa Juan adalah seorang laki-laki yang tampan.

Aku tau dia memiliki tato di tangannya, hal yang sebelumnya bagiku biasa saja, tetapi kini, tato di tangannya justru membuat dirinya terlihat sangat jantan.Sial! Aku memaki diriku yang seharusnya tidak memperhatikan hal-hal tidak penting seperti itu.Tapi tidak! Dia adalah orang yang dalam beberapa jam akan tidur denganku, jadi sudah sewajarnya aku memperhatikan semua hal tentang dirinya.

Apakah benar dia tidak memiliki kekasih? Selama ini aku memang tidak pernah melihatnya bersama seorang perempuan ketika Gideon membawanya ke tempat tongkrongan. Jadi kemungkinan pengakuannya tentang dirinya yang tidak memiliki kekasih adalah benar adanya. Karena sungguh, aku benar-benar akan memotong kemaluannya jika dia memiliki seorang kekasih dan tetap melakukan hal ini kepadaku.

"Sudah lama kak Deen?" pertanyaan Juan sesaat setelah dirinya sampai dan duduk dikursi yang sengaja aku kosongkan disisiku membuatku tersadar dari lamunanku.

"Lumayan sih." jawabku yang menyadari kedatangan Juan mengundang perhatian teman-teman Tim Studioku, mengingat selama in Juan selalu datang dengan Gideon.

"Udah makan? Pesan makanan dulu." lanjutku menawarkan.

"Udah makan tadi. Udah kenyang." jawabnya sembari mengibas rambut gondrongnya ke belakang.

"Harddisk Gideon ketinggalan lagi di studio." dengan cepat aku berucap untuk mengalihkan pemikiranku tentang bagaimana Juan terlihat so fine ketika dia mengibaskan rambutnya. Karena aku sudah bisa membayangkan apa yang akan aku lakukan dengan rambut itu ketika kita bercinta nanti.

Sialan Deena!

"Kebiasaan banget dia." jawab Juan.Aku tersenyum, mencoba untuk terlihat santai di depan teman-teman timku.

"Guys, Gue duluan ke studio ya. Ada gambar yang harus dikirim. Ada barang yang mau gue antar juga bareng Juan sebelum ke studio. Mobil kalian pake aja trus taro di studio, gue pergi bareng Juan." ucapku kepada Yesi, orang kepercayaanku di studio.

"Ok kak Deena." jawab Yesi.

Tidak lupa aku meninggalkan salah satu kartu debitku kepada Yesi untuk membayar makan malam mereka sebelum aku pergi mengikuti langkah Juan yang dengan sopannya berpamitan kepada semua timku.

"Aman kan kak Deen?" bisik Juan yang berjalan beriringan dengan langkahku.

"Apanya yang aman?"

"Temen-temen lu ga ada yang curiga?"

Aku spontan tertawa kecil mendengar kekhawatiran Juan itu. Aku lupa bahwa dia 5 tahun lebih muda dariku.

"Gideon biasa bareng gue di studio sampe pagi. Dan temen-temen studio juga pada tau. Lagian juga bukan urusan mereka. Tenang aja." jawabku.

Juan menganggukkan kepalanya mengerti.

"Lu bawa kondom kan?" tanyaku penasaran. Hanya ingin memastikan sesiap apa dia malam ini.

"Enggak."

"Lah?" Aku spontan menghentikan langkahku. Posisi kita saat itu bahkan belum sampai di tempat parkir.

"Sebelum-sebelumnya lu biasa main pake kondom kan?" tanyaku khawatir. Aku hanya ingin semuanya aman.

"ya, pake kondom.

"Trus?""Ya trus sama lu enggak."Keningku mengerut, mulutku sedikit menganga terbuka karena tidak mengerti mendengar jawabannya, aku bahkan berkedip beberapa kali untuk mencerna jawabannya."Gue emang selalu pake kondom kalo main, but with you, there is no chance for me to wear one."Aku spontan memutar bola mataku mendengar jawaban Juan.

"Entah kalimat dari buku apa yang baru saja lu kutip" ucapku yang menolak kalimat itu tercipta langsung dari mulut Juan, sedangkan Juan hanya bisa tersenyum mendengar ucapanku. Aku bisa melihat senyumannya dari ekor mataku ketika aku melanjutkan langkahku.


* To be Continued *

TANGLED STRINGS   ||  BTS FANFICTION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang