Kakinya kasat, bergaris-garis merah.
Ia melihatku dari kejauhan
dan aku yang kelinglungan dalam kotak kaca ini.Mengetuk ngetuk
ia melihatku sungkan atas kesungkanan sendiri.
Melihatku
aku orang bingung.
Ia melihatku bagai pantulan cermin semasa itu.Banyak goresan-goresan di sudut bibirnya.
Ia melihatku menangis melihat punggung perempuan-perempuan sebaya.Matanya muram
hatinya membengkak bagai kelabu menyambar.
Ia melihatku dari luar kotak kaca itu
dan katanya, tempatku berpijak bukanlah semestanya.Jemarinya terkelupas akan sesuatu
itu bukan semestanya
bukan yang ia harapkan
sama sekali tidak saling mengangguk paham.Karena ia melihatku kesakitan
ia melihatku meledak dalam benak
nyala padam
layaknya bara api yang terkubur di dalam.Kau tahu
di kejauhan
dari dalam kotak kaca ini
Aku melihatnya
ia gadis manis yang belum saja mengerti.
Aku melihatnya bagai pantulan cermin hari ini.16 November, 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Sad because of Small Things
PoetryIa dipaksa untuk tak terikat. Karena atas hal-hal paling remeh yang ada, teramat rawan untuknya, ia ditinggalkan. Copyright © 2023 baggyjeanns - Pict by Pinterest