Aku semacam lampu yang Ibu padamkan saat petang.
Mataku menyala saat pagi hitam.
Mataku melihat sesuatu, pada akhirnya menerawang apa yang ada di luar batasku.Aku semacam lampu yang berkedap-kedip, yang remang-remang, tidak terlalu terang.
Banyak sekali pilihan,
biar aku tergantikan.
Tanpa pura-pura tak tau, Ibu tetap membangunkan cahayaku kala gelap bergilir pagi.Aku seperti lampu yang hampir padam.
Tapi Ibu selalu menepukku pelan,
dan mataku terbangun kala fajar.Aku seperti lampu rusak,
serta merta selalu Ibu yang memelukku erat, memanggilku,
untuk lagi dan lagi.
Aku lampu yang Ibu nyalakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Sad because of Small Things
PoetryIa dipaksa untuk tak terikat. Karena atas hal-hal paling remeh yang ada, teramat rawan untuknya, ia ditinggalkan. Copyright © 2023 baggyjeanns - Pict by Pinterest