Kecipak air,
kotoranku dibasuh meluruh bersama air keruh.
Ibu memandikanku dengan permukaan telapak tangannya atas hal aku yang memang tak berdaya.
Aku digebyur rapalan rapalan doa.
Kataku, sungguhpun Ibu jijik, maafkan aku atas lendir lendir ini.
Ibu menggosok punggung tulang-belulangku, memotong kuku kakiku, menyisir rambutku sebagai bentuk kelembutannya.
Jadi, aku yang kurang bersyukur ini diajak bertamasya akan waktu, agar mengerti kalau aku bukanlah lebih.
Ibu menjawabku lewat kotoranku yang ia basuh.
Dan aku hanya sekedar balita yang tertatih tatih dalam rangkakannya.- Kamis, 14 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Sad because of Small Things
PoetryIa dipaksa untuk tak terikat. Karena atas hal-hal paling remeh yang ada, teramat rawan untuknya, ia ditinggalkan. Copyright © 2023 baggyjeanns - Pict by Pinterest