"astagaa, apa maksut semua ini? kenapa jadi begini?" phuwin merasa kalut.
"gue ga nyangka, selama ini pelaku pembunuhan ini ada disekitar gue. kenapa gue bodoh banget." lanjut phuwin.
phuwin menatap tidak percaya pada semua bukti-bukti yang telah ia kumpulkan selama ini. phuwin tidak tahu bahwa kecurigaannya yang selama ini ia rasa salah ternyata berujung pada kebenaran yang pait.
phuwin melihat berkas-berkas itu sekali lagi. memastikan bahwa dia tidak salah. ya tapi memang semua bukti yang ada benar.
phuwin segera menghubungi ford. ia ingin menanyakan sesuatu kepada ford.
"halo ford." sapa phuwin.
"halo kak."
"lo-apa maksut lo?" cerca phuwin.
"ya seperti yang lo liat. pasti lo udah baca beberapa berkas yang gue kirim kan?"
"gue-" ucapan phuwin terputus, dia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"kak, gue tau lo ga percaya tapi nyatanya gue sendiri yang nemenin dia selama ini. bahkan gue yang ngambil hasil pemeriksaan dia. gue temen dia, tapi gue gak membenarkan dia. hukum bakal tetep berlanjut. cepet dateng ke alamat yang gue kirim, hari ini gue ada kelas sampai jam 3 sore. waktu lo ga banyak sekarang. gue bakal tahan dia sebisa mungkin." jelas ford.
setelah berkata begitu, ford segera menutup telfonnya. phuwin benar-benar tidak mampu lagi.
mendengar ucapan ford, phuwin bergegas mengambil kunci motor dan jaketnya. ia ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri.
sekarang phuwin berada didepan rumahnya. rumah yang ditinggalkannya. rumah yang penuh dengan kenangan kelam. phuwin menggeleng keras saat mengingat kejadian pait itu, menepis semua kenangan itu. saat melihat kondisi rumahnya, phuwin merasa sedikit aneh. memang betul disekitar rumahnya banyak tumbuhan liar tapi kenapa hanya dibagian samping gerbang sedangkan pintu gerbang terlihat bersih dari tumbuhan liar itu.
phuwin memutuskan untuk masuk ke pekarangan rumahnya. sebelum dia memasuki rumahnya, phuwin mengirim pesan singkat kepada seseorang dan segera melangkah ke dalam.
phuwin mengedarkan pandangannya, ia semakin merasa aneh karena rumahnya terlihat bersih untuk ukuran rumah kosong. phuwin mencoba memasukkan kunci rumah yang dia miliki, dan ternyata masih bisa digunakan.
phuwin segera melangkah memasuki rumahnya dan mengedarkan pandangannya ke segala arah. tidak ada yang berubah. ia mengecek seluruh lantai bawah dan ia yakin rumah ini bukan seperti rumah yang telah ditinggal lama.
phuwin menaiki tangga menuju lantai dua. memastikan sesuatu yang mengganjal pikiran dan hatinya. ia berhadapan dengan pintu kamar yang sangat ia kenali dan mencoba masuk. berhasil pintu itu terbuka.
phuwin menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba terasa sangat cepat. melangkah memasuki kamar, dan betapa terkejutnya phuwin saat melihat adik kesayangannya terbaring diranjang, dengan tubuh yang sudah membusuk. seseorang yang selama ini ia cari siang dan malam.
phuwin berlari dan menghampiri gemini yang berada diranjangnya. tangan phuwin menyentuh tubuh gemini dan phuwin merengkuh tubuh gemini erat dan tangisnya pecah. hatinya sangat hancur melihat keadaan adiknya saat ini, sudah berapa banyak formalin yang dipakai untuk mengawetkan jasad adiknya ini.
setelah beberapa saat phuwin menangis. phuwin sadar jika dia tidak memiliki banyak waktu, ia segera mengambil handphonenya dan ingin menghubungi seseorang yang bisa membantunya.
belum sempat phuwin untuk menelfon.
"ehhh jadi lo udah tau ya?" seseorang masuk ke kamar gemini.phuwin terkejut, jantungnya terasa terhenti sejenak saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya.
"jangan kaget gitu dong kak." seseorang itu tersenyum lebar. terlihat manis tapi menakutkan.
"a-apa maksut semua ini fourth?" phuwin memberanikan dirinya untuk bertanya.
fourth memiringkan kepalanya heran, "loh bukannya lo tau ya kalo gue bukan fourth? bukannya temen fourth udah ngasih tau lo tentang gue?" tanyanya.
phuwin melebarkan matanya. ini ancaman besar.
"lo apain ford?" phuwin menatap nyalang kepada ezzra.
ezzra memberikan gestur berpikir kepada phuwin. phuwin yang melihat itu sangat marah. dia ingin memberi pelajaran pada ezzra, tapi dia tidak boleh gegabah menghadapi orang sakit seperti ezzra.
"gue tanya, lo apain dia?" gertak phuwin.
ezzra berdecak, "ck, sabar dong. hmm aku apain ya dia tadi? hihihi cuma sedikit goresan aja gak banyak."
"lo bajingan, gue ga bakal maafin lo. bahkan meskipun fourth yang minta maaf. lo bakal mendekam di penjara dan ngerasain hasil dari perbuatan lo. gue gak bakal lepasin lo."
ezzra yang mendengar gertakan phuwin hanya tertawa terbahak-bahak. ezzra merasa phuwin sedang bercanda dengannya.
"kak, gue juga gak bakal lepasin mangsa yang mendekat ke gue." smirk yang ezzra berikan sangat menakutkan hingga membuat phuwin merinding.
ezzra berjalan mendekati phuwin, "lo jangan berisik yaa. nanti tetangga pada denger."
ezzra segera mengeluarkan pisau yang ia sembunyikan dibelakang badannya. dia mendekat kearah phuwin.
"aakkhhh..." phuwin berteriak, terduduk dilantai memegangi tangan kirinya. pergeraka ezzra sangat cepat dan tidak bisa diprediksi.
"aarrggghhhh... ezzra please" pisau ezzra menacap di paha kanan phuwin.
ezzra mendekat kearah phuwin, dia duduk diatas perut phuwin sambil memainkan pisaunya.
"aakkhhhh... sakit, please lepas ezzra" ezzra menekan kuat luka yang ada di paha phuwin. membuat darah mengalir semakin banyak.
"kenapa gue harus berhenti, lo sendiri yang udah masuk kesini, kayaknya gue harus berterima kasih sama ford udah ngundang lo kesini hahaha" ezzra tertawa senang.
"enaknya gue ngelukis dimana ya.." ezzra menyeringai menatap phuwin yang terus memohon ampun padanya.
ezzra merobek baju phuwin, sepertinya ezzra menemukan ide dimana dia akan melukis karyanya kali ini. "aarrgggghhh... tolong ampun ezzra" teriakan phuwin lagi-lagi menggema diseluruh penjuru rumah.
"aahhh... sakittt... cukup, bunuh aja gue sekalian ezzra"
'E Z F' inisial yang ditulis oleh ezzra didada phuwin, sama seperti korban-korban ezzra sebelumnya.
"lo gak boleh mati secepet itu kak, gue belum puas mainnya" ezzra terus memberikan sayatan-sayatan pada badan phuwin.
phuwin tidak bisa berteriak lagi. suaranya habis, pandangannya mulai kabur, dia sudah kehabisan banyak darah. dia pasrah jika memang dia harus mati hari ini.
ezzra mengangkat tangannya, bersiap menghujam pisaunya kearah dada phuwin.
phuwin memejamkan matanya, ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa.doorrr... doorr... doorrr...
pisau yang dipegang ezzra terlempar. ezzra mengerang kesakitan, dia tidak bisa melarikan diri karna tangan dan kakinya terkena tembakan.
phuwin membuka matanya yang terasa berat. dia melihat pond dan bebarapa polisi lainnya menangkap ezzra. ia menghela napas lega. semua telah selesai. ia berhasil menghubungi pond.
phuwin pingsan karna mengeluarkan banyak darah. pond menghampiri phuwin, segera menggendong phuwin untuk segera dilarikan kerumah sakit.
gemini sudah dimakamkan dengan layak bersebelahan dengam makam kedua orang tuanya. semua terkejut mendengar cerita yang ford sampaikan. mereka tidak ingin percaya, tapi faktanya seperti itu. mau bagaimana pun meski itu adalah ezzra, fourth tetap harus bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side || GeminiFourth [COMPLETED]
Fanfiction"aku jahat, aku egois" -fourth "i love you" -gemini ♡This is a collab story between me and my friend