Di tengah derasnya hujan, derap langkah kaki belasan kuda akhirnya berhenti di depan pintu gerbang kediaman keluarga Marquess Huang.
Renjun yang di payungi oleh beberapa pelayan mendongak, menatap sang suami yang baru saja pulang dari medan bencana dengan wajah penuh luka baret dan pakaian prajurit yang lusuh.
Sesaat keduanya saling bertatapan sebelum sang Grand Duke melompat turun dari kudanya. Setelah mengusak leher sang kuda, sang Duke menyerahkan kuda ksatrianya kepada salah satu prajuritnya. Pemuda berwajah dingin itu melangkah menghampiri Renjun dan mengambil alih payung yang di pegangi salah satu pelayan keluarga Marquess untuk memayungi Renjun.
Beberapa pelayan keluarga Marquess bergegas hendak memayungi Duke Na, tapi sang pemuda mengangkat tangannya menolak.
" Tidak seharusnya kamu menungguku di cuaca seperti ini." Ujarnya kepada Renjun. Renjun tak menjawab, hanya balas menatap pemuda yang tubuhnya kuyup di guyur hujan.
" Sebaiknya kita segera masuk." Ujarnya lagi sembari mengkode Renjun untuk berjalan terlebih dahulu. Para pelayan menyibak memberi jalan kepada Duke Na yang memayungi Renjun di ikuti para Prajurit Promian yang menuntun kuda.
" Bersihkan diri anda terlebih dahulu. Setelah itu harap turun untuk makan siang." Ujar Renjun saat mengantarkan sang Duke ke kamar yang seharusnya ia dan sang Duke tempati.
" Aku akan mandi lalu setelahnya aku akan tidur, Renjun. Tak usah bersusah payah menungguku. Kamu bisa makan siang tanpaku." Ujar Grand Duke. " Lalu bisakah kamu menunjukan dimana letak kamar mandinya?" Lanjutnya.
Renjun mengangguk lalu melangkah terlebih dahulu ke pintu di sudut kiri ruangan yang terhubung dengan kamar mandi.
" Semuanya sudah tersedia di dalam. Saya akan menyiapkan baju tidur untuk anda." Ujar Renjun. Grand Duke mengangguk lalu setelahnya membuka pintu yang terhubung dengan kamar mandi dan menghilang di baliknya.
Renjun menghela nafas pelan. Akhirnya ia akan mulai menjalankan perannya sebagai istri sang Duke. Pemuda itu berjalan keluar lalu memerintahkan seorang pelayan yang sedari tadi menunggu diluar untuk membawakan baju tidur untuk sang Duke.
Lima menit berlalu, pintu yang terhubung dengan kamar mandi itu terbuka menampilkan Grand Duke Na yang keluar menggunakan jubah mandi. Wajah lelahnya terlihat jauh lebih segar setelah membersihkan diri.
" Saya akan keluar. Silahkan mengganti pakaian anda lalu istirahatlah."
*
*
*Setelah selesai bersantap siang, Renjun kembali ke lantai tiga untuk memastikan apakah sang suami telah benar benar beristirahat.
Setelah mendorong pelan pintu kamarnya, dengan langkah pelan, Renjun memasuki kamar itu dan menghampiri ranjang besar yang kini di tempati oleh sang Grand Duke yang sekarang benar-benar telah tertidur dengan lelap.
Dengan gerakan lebih pelan, Renjun menarik selimut dan menyelimuti Grand Duke hingga dada. Menatapnya sekilas lalu setelahnya berbalik untuk keluar dari kamarnya.
" Beritahu aku jika Grand Duke sudah bangun." Ujarnya kepada pelayan yang berjaga di depan pintu kamarnya. Sang pelayan membungkuk mengiyakan.
Renjun menghela nafas pelan sebelum kembali melangkah menuju ke ruangan kerjanya untuk menyelesaikan semua urusan yang harus segera ia selesaikan. Sekembalinya Grand Duke, sudah di pastikan Renjun tak akan lagi mengurusi wilayah Orion sebagai calon Marquess. Jadi dokumen dan proyek atas namanya harus segera di alihkan.