Setelah melewati perjalanan yang melelahkan tanpa ada satupun gangguan, akhirnya pasangan Grand Duke itu sampailah ke istana Promian yang berada di atas bukit.
Pintu gerbang baja yang lebih seperti benteng itu berderit ketika terbuka dan iring-iringan itu memasuki halaman luas istana. Tanpa menunggu bantuan Jaemin, Renjun sudah terlebih dahulu keluar dari kereta. Matanya yang serupa rubah menatap istana besar di depannya yang di dominasi warna gelap dan putih gading. Istana itu tampak temaram karna pencahayaan yang minim.
Renjun menoleh ke kiri dan kanannya. Di kiri kanan istana itu tampak sejumlah besar pasukan yang terlihat sedang berlatih pedang, tampak tak terusik dengan kedatangan sang pemilik istana.
" Selamat datang di istana Promian, Grand Duke."
Renjun menoleh, menatap seorang pemuda tinggi tegap yang menjadi kepala rombongan prajurit yang datang menyambutnya.
Renjun mengangguk sekilas. " Ya. Terimakasih."
" Perkenalkan, saya Duke Choi San. Saya adalah wakil panglima perang dan juga wakil dari Grand Duke Na. Saya harap anda betah berada di istana Promian ini bersama kami." Ujarnya lagi memperkenalkan diri. Renjun tak mengatakan apapun hanya tersenyum simpul menanggapinya.
" Kami hendak beristirahat. Apakah kamarnya telah kau siapkan Duke Choi?" Jaemin menyela. Duke Choi menatap sang atasan lalu mengangguk.
" Semuanya telah kami persiapkan, Grand Duke. Termasuk cemilan malam." Ujar sang wakil. Jaemin mengangguk lalu setelahnya meraih jemari Renjun untuk di genggamnya. Renjun sedikit berjengit lalu menatap sang Grand Duke yang berwajah datar itu.
" Ayo masuk." Ujar sang Grand Duke sebelum melanjutkan langkahnya. Namun sebelum kedua pasangan suami istri itu melangkah lebih lanjut, Duke Choi memberi gestur masih ada yang ingin di sampaikannya membuat langkah Jaemin tertahan.
" Mohon maaf sebelumnya, Grand Duke. Tapi perwakilan istana telah datang belum lama ini untuk menyampaikan perintah raja. Di harapkan agar anda menemui perwakilan istana tersebut terlebih dahulu sebelum beristirahat."
Jaemin mengerutkan keningnya. " Apa yang hendak Raja sampaikan sehingga harus mengganggu waktu istirahatku?" Tanyanya gusar. Namun tetap di lanjutkannya langkahnya yang tertunda di ikuti oleh para prajurit yang di kepalai Duke Choi.
Sesampainya di aula utama istana Promian, seorang berjubah merah dengan lambang kerajaan di dadanya itu segera menghampirinya lalu setelahnya membungkuk dalam untuk memberikan salam.
" Saya datang menyampaikan perintah Raja, Yang Mulia." Ujar sang utusan. Jaemin mengangguk.
" Katakan."
Sang utusan mengangguk lalu membuka gulungan kain yang berada di tangannya. Lalu setelahnya dengan suara tenang menyampaikan keputusan sang Raja.
Kepada Panglima perang kerajaan Azura, Grand Duke Na Jaemin.
Tertanggal hari ini, Raja Azura telah memutuskan status kepanglimaan anda telah di cabut.
Untuk pembicaraan selengkapnya, Grand Duke Na Jaemin dan Grand Duke Na Renjun di harapkan untuk dapat hadir ke aula utama istana Azura.Tertanda
Matahari AzuraLee Donghae
Jaemin dan juga seluruh prajurit yang berada disana tersentak kaget mendengar perintah Raja tersebut. Jaemin maju selangkah menghadap sang utusan istana.