Plan 1

677 91 7
                                    

Besok adalah hari dimana Hyuuga Hinata akan melangsungkan pernikahannya dengan seorang pangeran dari kerajaan seberang yang baru saja diangkat menjadi Raja. Hinata tidak tahu apakah dirinya harus senang atau sedih karena selama hidupnya dia belum pernah mengetahui wajah calon suaminya.

Saat ini matahari belum menampakkan dirinya. Langit masih gelap gulita. Namun, gadis itu tengah disibukkan dengan beberapa kain yang di ikat kuat sehingga membentuk ikatan yang panjang.

Dirinya mendekat kearah jendela. Membuka jendela dan mengedarkan pandangannya kesegala penjuru, mengamati bahwa tidak ada pengawal yang berjaga. Sesungguhnya tidak mungkin jika dirinya ditinggalkan oleh para pengawal karena seorang putri seperti Hyuuga Hinata memerlukan penjagaan ketat. Apalagi dalam 24 jam dirinya akan menikah.

Namun, bukan Hinata jika tidak bisa mengelak. Kecerdasan gadis itu digunakan untuk menipu para pengawalnya agar menurut untuk tidak mengawasi dirinya sampai fajar menjelang. Entah dengan trik seperti apa putri Hyuuga itu melakukannya. Tidak ada yang tahu.

Saat dirasa cukup aman untuk kabur. Kain panjang yang telah ia ikat kencang langsung dia turunkan. Seperti rambut panjang milik rapunzel saat menolong pangerannya, Hinata juga menggunakan kain panjang yang bedanya gadis itu akan gunakan untuk kabur.

"Aku dengar para bangsawan akan berlayar hari ini. Aku harus bisa sampai ke pelabuhan secepatnya" gumamnya saat berhasil turun dari kamar miliknya yang berada di lantai dua.

Langkah kaki itu berlari menuju gerbang istana. Berlari secepat mungkin sebelum ada seseorang yang mengetahui bahwa dirinya berniat untuk kabur. Kabur baik dari istana maupun pernihakannya. Sebenarnya tidak benar-benar ingin kabur dari pernikahannya, hanya ingin mengulur waktu saja.

Hinata berjalan dengan pandangan takjub. Ternyata dalam keadaan langit gelapun semua orang masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hal itu membuat langkah Hinata terasa ringan menuju ke pelabuhan, tempat dimana para bangsawan akan melakukan pelayaran.

Akhirnya langkah Hinata terhenti tepat didepan kapal pelayaran yang sangat besar dan mewah. Dahinya mengernyit, baru kali ini dirinya melihat kapal besar di wilayahnya. Apa kerajaan memiliki kapal baru? Karena setahu Hinata, kapal besar hanya dimiliki oleh keluarga kerajaan. Dan kapal besar dihadapannya ini bukan seperti kapal milik kerajaan yang biasanya ia lihat.

"Apa keluarga kerajaan akan melakukan pelayaran dengan menguji coba kapal baru mereka? Tapi bagaimana mungkin, mereka kan harus menghadiri pernikahanku?" Gumamnya. Tapi Hinata tak mau ambil pusing. Dirinya masuk begitu saja dan menyapa beberapa orang didalam sana hanya untuk sekedar formalitas.

Saat sampai diatas kapal, Hinata mengamati kegiatan semua orang disana. Cukup lama matanya memindai hingga dia memutuskan untuk mendekat pada seseorang yang sedari tadi terlihat mengarahkan para awak kapal.

"Anda kaptennya bukan?" Pertanyaan Hinata terlontar saat dirinya berada tepat dihadapan pria yang memiliki surai pirang. Pria yang tengah sibuk memberikan instruksi itu menoleh kearah Hinata. Enggan menjawab pertanyaan Hinata, dirinya malah sibuk mengamati Hinata dalam diam. Hingga setelah beberapa saat mata biru itu membola seperti sedang terkejut melihat sesuatu. Entah terkejut karena apa, Hinata tidak tahu.

"Apa yang sedang kau lakukan di atas kapalku?" Bukan jawaban yang dilontarkan pria itu. Dirinya malah bertanya balik pada Hinata dengan nada yang cukup tinggi. Dan tentu saja Hinata sedikit tidak suka karena pria itu berbicara non-formal padanya pada pertemuan pertama.

"Bawalah saya pergi bersama anda" jawab Hinata. Dirinya juga menyerahkan sekantung uang pada pria itu. Pria itu lantas mengernyitkan alisnya, seperti menuntut penjelasan dari Hinata untuk apa gadis itu memberinya uang.

One Day Before Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang