Plan 4

434 84 12
                                    

Hari semakin malam, Naruto dan Hinata masih mengamati keadaan sekitar tanpa ada yang berniat membuka percakapan. Ternyata kejadian tadi cukup untuk membuat keduanya bungkam.

"Maaf" akhirnya satu kata dari mulut Hinata memecah keheningan mereka berdua. Naruto menoleh pada Hinata, mendapati perempuan itu menatapnya dengan perasaan penuh rasa bersalah.

Naruto menampilkan senyum kecil nya, "Jangan terlalu dipikirkan Putri, kejadian tadi adalah hal yang tidak terduga. Aku berterimakasih karena Putri sudah membantuku. Jika saja aku ketahuan tadi, pelayaranku akan gagal dan merusak semua rencana"

Mendengar kalimat Naruto, Hinata ikut tersenyum kecil.

Naruto sekali lagi mengamati kearah jendela, kemudian berbalik dan mendekat pada Hinata. Naruto berjongkok dihadapan Hinata yang saat ini tengah duduk di samping ranjang.

"Sekarang waktunya kita pergi"

"Hm?" Respon Hinata kebingungan.

"Ini sudah jam satu dini hari. Bukankah kau setuju untuk ikut pelayaran hari ini hanya sekedar untuk menenangkan pikiranmu?" Jelas Naruto kembali.

"Kau benar, tapi apa hubungannya denganmu?" Tanya Hinata kembali. Kembali Naruto menampilkan senyum kecilnya.

"Aku adalah kapten yang akan melakukan pelayaran dengan kapal itu. Ayo, kita tidak memiliki waktu banyak" tanpa permisi Naruto menggenggam tangan Hinata dan menariknya untuk mengikutinya.

Naruto memukul pelan beberapa tembok kayu kamar itu.

"Apa yang kau-" kalimat Hinata tertahan saat tiba-tiba tembok kayu itu bergeser dan memperlihatkan sebuah lorong.

"Ini..."

"Ya, benar. Jalan rahasia" Jelas Naruto cepat.

Naruto kembali menarik Hinata agar mengikuti langkahnya untuk menyusuri lorong itu bersamanya. Sedangkan Hinata masih terlihat kebingungan.

Ditengah-tengah perjalanan mereka akhirnya pertanyaan muncul dari Hinata, "Jika kau kapten pelayaran hari ini, kenapa kau bersembunyi?" Tanya Hinata.

Naruto menoleh pada Hinata sekilas, sebelum akhirnya menjawab, "Kau masih tidak paham juga ya. Berita kehilangan Putri Hyuuga ini menunda semua aktivitas kerajaan jadi mau tidak mau aku harus bersembunyi dan diam-diam melakukan pelayaran agar pekerjaanku bisa cepat selesai"

"Dan beruntung nya, aku bertemu dirimu dalam persembunyianku. Jadi aku berpikir mungkin lebih baik aku mengajakmu" jelas Naruto pada Hinata.

Hinata menatap Naruto, "Baiklah, penjelasanmu cukup masuk akal" jawaban Hinata membuat Naruto terkekeh kecil.

"Apa ada yang lucu?" Tanya Hinata.

"Ada" Jawab Naruto singkat.

"Apa?" Tanya Hinata kembali.

"Dirimu" kata tersebut membuat langkah Hinata terhenti. Entah sejak kapan genggaman tangan Naruto sudah lepas dari dirinya. Mata bulan itu memperhatikan punggung pria yang berada dihadapannya saat ini. Hendak menaiki tangga, namun merasa tidak ada yang mengikuti dirinya dibelakang, pria itu menoleh dan mendapati Hinata masih berdiri termenung tak jauh dari dirinya.

"Putri, apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Naruto memecah lamunan Hinata.

"Ah..."

"Kau berubah pikiran ya?"

"Tentu saja tidak" jawab Hinata cepat membuat Naruto lagi-lagi terkekeh kecil.

"Kalau begitu kita harus bergegas" Akhirnya Hinata mendekat pada Naruto. Naruto mengulurkan tangannya pada Hinata untuk membantu perempuan itu menaiki tangga kapal. Hinata kembali termenung memandang uluran Naruto, hingga akhirnya Naruto lagi-lagi meraih tangan Hinata tanpa permisi.

One Day Before Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang