First Sight

1.5K 54 2
                                    

Pagi yang cerah, tapi apa gunanya jika tiap hari berjalan seperti biasanya? Tidak ada yang menarik.

Ketukan pintu mulai terdengar di telinga ku, aku yakin itu bibi nun. Iya. Dia adalah pembantu dirumahku.

"Non, udah jam 06.30 ntar telat sekolah" ujarnya lembut dari balik papan tebal berukir itu

"I'm awake, bi" balasku sembari bangun dari kasur tercinta ku itu.
Aku segera siap siap untuk pergi ke sekolah, dan segera turun ke ruang makan untuk sarapan.

Tiap pagi aku duduk di ruang sebesar ini sendirian. Ya. Tidak ada sosok laki laki yang menanyakan bagaimana sekolahku kemarin, ataupun sosok wanita yang menanyakan bagaimana tidurku tadi malam.

Ya, aku tau ibuku adalah orang yang super duper sibuk, ia sangat jarang berada di dekatku untuk menanyakan hal yang kusebut tadi, tapi aku tau ia sibuk karna untuk kehidupanku juga. Ia adalah seorang desainer terkenal di bermacam negara, dulunya ia adalah model Victoria Secret, kalian tentu tau Karlie Kloss bukan? Ya itulah ibuku.
Dan ayahku? Entahlah ia meninggalkan ibuku yang sedang melawan maut untuk melahirkanku.

Mungkin karena latar belakang keluarga ku yang seperti ini yang membuatku memiliki sifat tak peduli atau cuek. Astaga aku harus berhenti melamunkan hal seperti ini dan segera berangkat ke sekolah.

Aku mengambil tasku dan mengambil buku yang ingin kubaca di perjalanan nanti. Benar sekali, aku senang membaca buku, jenis apapun itu. Terutama karya dari Sherlock Holmes dan berbagai macam komik yang sudah ku koleksi di lemari besar dan lebar yang mulai penuh itu. Aku tak ada bosannya untuk membaca, aku merasa senang saat mempunyai ribuan buku dibanding ribuan gadget canggih.

Aku yakin Moni sudah menunggu ku (Moni: Supir yang mengantar jemputku)

"Good morning, Ms. Kloss" ucapnya bercanda denganku.
Aku hanya tersenyum tipis dan membalas ucapannya. Aku langsung masuk ke dalam mobil dibagian belakang, aku tidak suka duduk di depan karena Moni selalu memutar lagu dangdut kesukaannya.

Jadi aku selalu duduk dibelakang dan menggunakan headset dan mendengarkan musikku sendiri sambil membaca buku. Kegiatan favorit yang selalu aku lakukan.

"Apa ibumu ada dirumah?" Tanya Moni.
"Nope, she was on LA" Jawab ku singkat.
"U miss her, right?" Tanya Moni lagi.
"Very much" Jawabku sambil membaca buku

Selama diperjalanan setelah perbincangan pun kita hanya diam.
Saat sampai disekolah aku langsung turun dari mobil dan menutup bukuku

"Y/n , kau tau kan ibumu bekerja keras karena ia sayang padamu?" Ujar Moni.
"Aku tau,Moni" Jawabku dan senyum tipis ke arahnya.
Aku segera masuk ke sekolahku, karena sekolah yg sangat besar inilah aku sering terkena hukuman lari lapangan.

Kelasku lumayan jauh dari gerbang sekolah sehingga aku harus berjalan lagi untuk sampai kekelasku

Brukk... seseorang menabrakku dan menjatuhkan buku yang kubaca

"Maaf" Katanya sambil membantu mengambilkan bukuku
Ia memberikan bukunya dan aku menatap matanya, begitupun dengannya. Sepertinya ia anak baru, karna itu terlihat dari bajunya yang tidak memakai jas tapi hanya memakai rompinya, ya karna jika ia murid disini tidak mungkin ia berpakaian seperti itu, karna hukumannya berat. Sekolahku sangat tertib tentang masalah disiplin.

Drrrrrt..
Suara apa itu? Seperti suara perut yang sedang lapar. Apa laki laki ini sedang kelaparan?

"Maaf aku sedang mencari toilet. Bisakah kau memberi tau dimana letaknya?" Ucap laki laki itu. Dia berperawakan sedikit berantakan menurutku, tapi entah mengapa itu sangat cocok untuknya. Huh y/n stop it.

"Ya, toilet terdekat berada di sebelah gedung kelas IPS itu" jawabku sambil menunjuk tempatnya.
"Ok thanks" ucapnya segera berlalu dari hadapanku, kenapa dia? Apa dia sakit perut sehingga seburu buru itu. Cuek sekali.

Aku membaca buku ku kembali sambil menuju kelas IPA ku, ya, aku mengambil jurusan IPA karna ibuku yang menginginkannya, aku pun sekolah disini karna keinginan ibuku juga.

Aku tidak suka berada di sekolah ini, menurutku terlalu berlebihan, tapi apa daya ku untuk melawan keinginan ibu tercinta ku? Meski ia jarang mempunyai waktu untukku, aku tak pernah berhenti mencintainya. Hmm aku mulai terdengar dramatisir.

Aku baru saja sampai dikelas tetapi Cara sudah menanyakan banyak hal padaku. Cara adalah sahabatku. Ia menanyakan mulai dari tugas dan banyak hal tak penting lainnya. Ia juga memberikan ratusan surat seperti biasanya, surat dari para penggemarku.

Meski aku jarang peduli akan orang di sekitarku, tapi aku mempunyai pesona yang dapat membuat laki laki jatuh cinta padaku dan membuat aku mendapat ratusan gadis gila yang iri padaku. Sudah aku katakan aku tidak suka sekolah disini.

Aku sibuk membaca buku, tapi Cara tiba tiba menghancurkan fokusku dengan panggilannya yang lumayan nyaring menurutku, meski kita bersahabat, kita tidak sebangku, karna aku merasa terganggu di pelajaran jika ia disampingku.

"Y/n!!!!!!!"
"Apa?" Jawabku santai.
"Look!!!" Cara mengarahkan jari telunjuknya ke seseorang dekat Mrs. Hazel, aku pun menoleh dan melihat apa yang Cara tunjuk.

Itu kan.....

Unexpressed Love S.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang