00. PROLOG

1.1K 84 1
                                    

🎶 song recommendation 🎶Lindsey Stirling – Carol Of The Bells

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🎶 song recommendation 🎶
Lindsey Stirling – Carol Of The Bells

00. Prolog

"Semuanya bersiap!" Riley berlari menggiring para pasukan Yacha ke gunung es.

Di gunung es sudah ada ribuan pasukan yang sudah bersiap bertarung melawan Yacha.
Riley berlari kencang, lalu melihat ke atas langit.

Bola matanya berubah menjadi warna ungu yang bersinar. Dia melompat lalu terbang dengan kekuatanya dan memberi aba-aba pasukan perang.

"SERANG!"

Pasukan memanah yang ada di tebing es melepaskan anak panahnya yang memancarkan sinar biru putih. Pasukan pedang mengeluarkan pedangnya, lalu maju menyerang pasukan Yacha yang berdatangan.

Pertarungan besar terjadi di gunung es. Darah berceceran. Mayat tergeletak dimana-mana. Ini adalah hasil dari seseorang yang serakah atas kekuasaan. Mereka yang tidak bersalah harus menjadi korban.

Yacha tidak bisa mati hanya dengan sihir biasa. Mereka akan mati dengan sihir api yang hanya dimiliki oleh Phoenix merah. Karena tidak ada yang memiliki sihir api selain Phoenix, Yacha harus dimusnahkan dengan cara manual.

Yacha tidak kunjung berhenti menyerang, pasukan perang mulai kewalahan.

Riley yang melihat itu langsung turun tangan, melawan langsung pasukan Yacha. Riley mengeluarkan pedang yang mengeluarkan sinar ungu. Dengan sekali ayunan, belasan Yacha terpental jauh.

Dari kejauhan ada seorang lelaki menatap sedih pertarungan yag terjadi di gunung es. Rasa sedih, takut, dan marah menjadi satu.

"Ini tidak akan berakhir, jika tidak ada yang mengakhirinya." Cygnus mengepal tangannya dan sorot matanya penuh dengan amarah.

"Lalu, kita harus bagaimana, Tuan?" Cygnus menoleh ke arah pelayan pribadinya.

"Aku yang akan mengakhirinya, karena hanya aku yang bisa." seketika bola mata Cygnus berubah menjadi warna merah menyala.

Cygnus selama ini menyembunyikan identitasnya, dan hidup sebagai penyihir biasa. Tidak ada yang mengetahui hal ini kecuali dirinya sendiri dan Riley.

"Jika Tuan berubah, bagaimana nasib Tuan?"

"Itu sudah menjadi takdirku, jika aku menghindari, itu artinya aku pengecut." Pelayan Cygnus tidak bisa membantah perkataanya lagi, dia hanya bisa terdiam.

"Aku sudah lama hidup, dan sering menyaksikan kematian orang-orang terdekatku."

"Aku pergi. Hiduplah demi aku." Cygnus menepuk pundak pelayannya. Pelayan itu lalu membungkuk sebagai tanda hormat.

Cygnus berlari kencang, bola matanya berubah menjadi warna merah yang bersinar. Punggungnya mengeluarkan cahaya yang membentuk sayap. Cygnus terbang melesat ke atas langit menuju medan perang.

The World Of AlcyoneusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang