04. Forget me not

224 28 1
                                    

04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

04. μη με ξεχάσεις

Semakin dekat dia berjalan, Xey mulai sadar dengan kedatangannya. Xey menoleh ke arahnya, "Nah, itu dia," Xey mengangkat dagunya ke arah Ly. Van menoleh mengikuti arah pandangan Xey.

Betapa terkejutnya dia melihat adik kecilnya tumbuh menjadi wanita yang cantik. Rasa rindu yang tertahan selama ini, meluap saat ia kembali bertemu dengan Ly. Jantungnya berpacu dengan sangat cepat, seakan dia gugup bertemu dengan adiknya sendiri.

Dalam diam, Van hanya bisa tersenyum, berharap bahwa tatapan matanya dapat mewakili semua yang ingin ia sampaikan. Ia menginginkan Ly tahu betapa pentingnya kehadirannya, betapa jauh ia merentang untuk menjangkaunya melalui lautan waktu yang tak terhitung.

Setiap detik yang berlalu semakin menguatkan rasa rindu ini, mengikat Van dengan Ly dalam serangkaian kenangan yang sulit dilupakan. Van seolah tenggelam dalam perasaan campuran antara kebahagiaan atas pertemuan ini dan kehilangan akan waktu yang telah terlewat begitu saja.

Semua kata-kata yang tak terucapkan selama ini tampaknya tersimpan dalam tatapannya. Van ingin mengungkapkan betapa ia merindukan segala hal tentang adiknya. Tentang masa lalu mereka, tentang kebersamaan yang telah lama sirna walaupun hanya dua hari.

"Ini Paman, Ly beli beberapa motif lainnya juga tadi," Ly menyerahkan belanjaan serta uang kembaliannya pada Xey setelah sampai.

"Lho? Ada kembaliannya?" Xey bingung karena dia memberi Ly uang pas.

"Diskon," bisiknya, meniru gaya Alke tadi. Xey tertawa kecil melihat tingkah laku Ly yang layaknya anak kecil.

Mata Van berkaca-kaca, di dalam mata itu terpancar campuran rasa bahagia dan sedikit rasa sakit yang tak terucapkan. Rasa sakit itu muncul saat ia menyadari bahwa dia tak pernah berkesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal pada saat itu.

Van tumbuh dewasa sendirian, tanpa jejak kehadiran adiknya, membuatnya menjadi pribadi yang tangguh. Namun, tak bisa sepenuhnya menghilangkan luka yang terdalam. Rambut tipis yang dulu ia elus saat Ly masih bayi, kini telah berubah menjadi rambut panjang dan tebal.

Ia berusaha menahan air matanya, ingin menjaga kekuatannya di hadapan Ly. Namun, sulit untuk menahan kerinduannya yang telah terpendam begitu lama. Ly, yang mulai menyadari dengan keberadaan Van, lalu menoleh ke arahnya dengan ekspresi bingung di wajahnya. Ia bertanya-tanya, siapa pria di hadapannya ini?

Namun, dalam tatapan mata mereka yang bertemu, dalam getaran perasaan yang mengalir di antara mereka, ada sesuatu yang lebih dalam daripada kata-kata. Sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh dua jiwa yang pernah begitu erat terikat, dan terlepas karena waktu dan jarak.

Ly merasakan perasaan yang aneh saat bertatapan dengan Van, ada sedikit getaran di dalam hatinya. Perasaannya sangat pilu seperti merasakan kesedihan. Ly mencoba menghiraukannya dan masuk ke dalam toko untuk melanjutkan pekerjaannya. "Paman, Ly masuk dulu ya?"

The World Of AlcyoneusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang