Friends or?

1K 97 5
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Gunwook itu canggung jika dipertemukan dengan teman baru ataupun orang baru. Bahkan dulu, sebelum ia kenal dengan Junhyeon, teman dekatnya, mereka perlu waktu satu bulan untuk dekat seperti saat ini.

Gunwook itu butuh waktu untuk nyaman dengan seseorang. And he doesn't talk first to someone he don't know unless they're the first one who catch up on him.

Gunwook itu sulit untuk didekati. Sampai dirinya bertemu dengan seseorang yang merupakan teman baru yang dikenalkan oleh Minji, yaitu Gyuvin, si anak baru dari kelas Minji yang baru dua minggu pindah ke sekolah mereka.

Menurut Gunwook... Gyuvin itu friendly. Everyone feels so comfortable around him. Gyuvin dengan senyum ramahnya, Gyuvin dengan cengiran bodohnya, Gyuvin dengan tepuk tangannya yang unik, Gyuvin dengan tmi tentang harinya... Gunwook pikir itu sangat-sangat attractive.

Entah apa inti dari semuanya, tapi Gunwook rasa, Gyuvin itu membuatnya nyaman dengan cepat.

He knows very well if Gyuvin just being nice to every people. Dia tau, Gyuvin memang begitu. Gyuvin memang darisananya begitu.

Tapi apa salah, jika Gunwook menaruh rasa kepada Gyuvin padahal mereka bertemu hanya dalam waktu dua minggu?

Ya bilang saja Gunwook aneh. Tapi salahkan perasaannya yang menganggapnya kearah lain.

Dan sekarang, manik Gunwook sudah melihat Gyuvin memberikan lambaian dan tidak lupa dengan cengiran bodohnya pada jam tujuh pagi.

Oh Tuhan, ini jam tujuh pagi. Apa Tuhan sengaja membuat dirinya salah tingkah sepagi ini?

"Pagi Gunwook!" Seruan terdengar membuat dirinya kembali ke dunia nyata. Itu suara Gyuvin.

Gunwook membalas melambai, "Pagi juga. Tumben berangkat jam tujuh? Biasanya hampir telat." Ucapnya sambil berjalan menuju Gyuvin.

Gyuvin menghampiri Gunwook, ikut menyamai langkah mereka sebelum akhirnya menyengir lucu.

"Tadiiii tuh yaaa, aku bangun jam tiga! Tiga loh Gun! Tiga!" Katanya sambil menunjukkan angka tiga dengan jarinya. Kemudian melanjutkan ceritanya dengan semangat. "Nah terusss karena gabisa tidur, aku main hape aja. Pas udah jam setengah enam, papah nyuruh mandi. Katanya mau nganterin akuu hehe. Terus jadi deh! Oh iya aku tadi juga buat bekal, nanti dateng ya kekelas! Kita makan siang barengg!"

Gyuvin bercerita panjang lebar beginipun Gunwook tidak protes. Gunwook suka jika Gyuvin bercerita dengan dirinya.

Gyuvin menghentikan langkahnya, reflek Gunwook ikut berhenti. "Nuki udah duluu yaa, dadaah!" Gyuvin tersenyum lalu masuk kedalam kelasnya. 10 IPA 3.

Gunwook balas melambai, lagi. "Hati-hati cil, awas kesandung." Serunya sebelum lanjut melangkah kekelas sebelah, dengan hati yang berbunga-bunga.

Junhyeon dan Jungwon yang melihat Gunwook berjalan masuk kekelas dengan langkah seolah sedang melewati jalan berbunga jadi mencibir.

"Najis, pagi-pagi udah bucin aja." Cibir Junhyeon kepada Jungwon, gerakannya sih seperti berbisik tapi tetap saja suaranya besar.

Jungwon ikut mengangguk dan mencibir. "Iyakan anjir, mentang-mentang udah ada yang disuka."

Gunwook yang sedang menaruh tas dibangkunya menoleh sambil tersenyum. "Kata gue, lo berdua diem atau langkahin kaki dari organisasi?"

Ucapan Gunwook membuat mereka terdiam dan hal itu mengundang tawa Hanni dan Sullyoon. Lucu soalnya melihat Jungwon dan Junhyeon kicep begitu.

———

Sesuai janjinya, setelah bel istirahat jam pertama berbunyi, Gunwook langsung melangkahkan kakinya menuju kelas Gyuvin.

Gunwook masuk kedalam kelas Gyuvin setelah izin kepada sang ketua kelas IPA 3, yaitu Leehan.

Maniknya langsung melihat Gyuvin tertidur dimeja dekat jendela, kalau tidak salah ingat sih meja Taesan.

Gunwook duduk disamping Gyuvin, mengelus rambut Gyuvin lalu tangannya turun untuk menyingkirkan poni Gyuvin.

"Panjang banget rambutnya. Potong vin." Tegurnya pada Gyuvin yang setengah bangun. Sedangkan si empu menggeliat pelan.

"Hmmm...." Gumamnya tidak jelas.

Gunwook menghela nafas, mengelus pipi gembil Gyuvin dengan lembut. "Vin, katanya mau makan? Yuk makan, mumpung baru bel."

Gyuvin mengangkat kepalanya guna membangunkan diri, namun kembali menundukkan kepalanya dimeja. Rasa pusing menjalari kepalanya.

Gunwook tertawa gemas. "Pusing ya? Minum air nih." Tawarnya sambil menyerahkan sebotol tumbler warna biru kepada Gyuvin, yang langsung diterima Gyuvin.

Setelah seteguk, akhirnya Gyuvin kembali tersenyum sampai giginya terlihat. "Hehee maaf ya Nuki... Tadi aku ngantuk banget. Pelajarannya Pak Hao emang yang paling ngebosenin.." Bawelnya Gyuvin kembali lagi. Membuat Gunwook ikut tersenyum.

Guvin mengeluarkan dua kotak bekal dari tasnya, warna pink dan biru. "Maaf ya warna pink... itu punya Eyin..." Cicitnya sambil menjelaskan. By the way, Eyin itu Haerin, adik kandung dari Gyuvin yang seumuran dengan si Yujin, adik kandung Gunwook.

Gunwook mengelus rambut Gyuvin, tanpa tahu jika Gyuvin sedikit bersemu. "Buat sendiri?" Tanya Gunwook ketika membuka bekal yang dibawa Gyuvin.

Terdapat bola-bola nasi dengan nori, tidak lupa sosis, telur, dan sayuran! Sangat lucu menurut Gunwook.

Gyuvin bercerita lagi. Tentang bagaimana dirinya bisa membawa dua bekal dan dibantu oleh Haerin dan tidak lupa bagaimana mamanya menjadi marah karena dapur yang berantakan karena keduanya.

Gunwook suka kebawelan Gyuvin. Seakan, jika Gunwook mendengar Gyuvin berceloteh dengan semangat, masalah yang Gunwook alami memudar.

Gyuvin itu kebahagiaan Gunwook.

Gyuvin itu matahari Gunwook.

Bagaimana jika Gyuvin tidak pernah ada dihidup Gunwook? Suram.

Mereka memakan bekal dengan ditemani ocehan Gyuvin tentang semua hal. Sedangkan Gunwook hanya menatap Gyuvin dengan lembut sambil memakan bekal buatan Gyuvin.

Gyuvin lalu tersadar jika Gunwook menatap dirinya. Gyuvin tiba-tiba langsung terdiam.  Membuat Gunwook mengernyit. "Kok diem?"

Gyuvin menggeleng. "Gapapa... mau lanjut ngunyah aja.." Cicitnya yang dihadiahi kekehan Gunwook.

"Jangan berhenti bawel ya, vin. Seru liat kamu cerita kayak gitu ke aku." Lagi-lagi Gunwook mengusap rambut Gyuvin. "Oh iya, aku balik ya. Udah mau bel, abisin itu makanannya. Dadah." Gunwook mencubit pipi Gyuvin pelan.

Perlakuan Gunwooo tentu membuat Gyuvin bersemu malu. "Iyaa.. Dadah.." balas Gyuvin kepada Gunwook sambil masih dengan wajah kemerahan dipipinya.


End.

<3

Hello new readers! Any thoughts about my first ever chapter in this book? Semoga memuaskan please huftt t___t its 900+ word omfg..

See you on the next chapter!! Dadaaahhhh ;bb

And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang