----
Gyuvin sedang berjalan menuju kelasnya, hari ini dirinya harus berkumpul untuk perkumpulan organisasi.
Sesaat sebelum dirinya membuka pintu kelas, Gyuvin dapat merasakan pundaknya disentuh oleh seseorang.
Itu Gunwook, tema-ah, apa sebenarnya hubungan mereka, ya?
"Pagi, manis." Sapa Gunwook kepada Gyuvin, membuat sang empu bersemu dan hanya membalas dengan anggukkan.
Gyuvin berjalan menuju mejanya yang berada disamping meja Gunwook, dirinya lalu meletakkan tasnya dan kemudian berbalik.
Tanpa disadari Gyuvin, Gunwook sebenarnya sudah berdiri dibelakang Gyuvin. Tanpa aba-aba, Gyuvin terkejut dan hampir terjatuh.
Sebelum jatuh, Gyuvin merasakan tangan Gunwook memegang pinggangnya.
Senyuman Gunwook terlihat dari manik Gyuvin. "Hati-hati, dong." Ucapnya lalu membantu Gyuvin bangun.
"Maaf.." cicit Gyuvin kepada Gunwook, sedangkan yang lebih muda hanya tertawa dan mengatakan tidak apa-apa.
Dengan situasi sehening ini Gyuvin sebenarnya tidak nyaman, pada akhirnya Gunwook yang memulai pembicaraan.
Gunwook lagi-lagi tersenyum dan membuat Gyuvin bersemu. "Kamu mau ke ruang organisasi kan, Vin?"
Gyuvin mengangguk sebagai jawaban.
"Mau bareng gak? Aku sekalian ketemu Dani."
Oh... Danielle ya..?
Gyuvin lagi-lagi hanya mengangguk. Menyetujui ajakan Gunwook.
Keluar dari kelas, mereka berjalan beriringan dikoridor. Dengan tangan yang terpaut karena Gunwook yang memulai semuanya.
Gyuvin merasa aneh ketika para murid melihat mereka berpegangan tangan seperti itu. Takut jika dirinya disebut perebut oleh teman-teman Danielle maupun Gunwook.
Tapi sungguh, Gyuvin tidak masalah jika dia hanya menjadi pilihan kedua untuk Gunwook. Tidak apa-apa. Asalkan, Gunwook terus bersamanya.
Karena melamun, Gyuvin akhirnya menyadari Gunwook menghilang dari sisinya. Maniknya melihat kearah depan.
Itu Danielle. Dan Gunwook tentunya. Gunwook terlihat tertawa bahagia bersama Danielle.
Terlihat juga Gunwook mencubiti pipi Danielle dan lalu akhirnya bergandengan mesra untuk kembali berjalan kearah pintu ruang organisasi. Melupakan kehadiran Gyuvin yang berada tepat didepan mereka.
Gyuvin hanya tersenyum kecut. Begini ya, rasanya hanya menjadi pilihan kedua untuk seseorang?
Kaki nya lalu melangkah ikut membuka pintu ruang organisasi. Kembali harus menyiapkan dirinya untuk melihat dua sejoli yang sedang jatuh cinta.
----
Gyuvin bingung, sekarang dirinya sedang berada dibelakang jok motor Gunwook.
Kenapa bisa terjadi? Tadi sore Gyuvin lupa bahwa dirinya hanya menaiki ojek pada pagi hari. Jadinya tidak ada yang mengantar dirinya.
Gunwook yang kebetulan sedang bersama Danielle untuk menuju parkiran langsung bertanya kenapa dirinya tidak pulang.
Pada akhirnya setelah mengantar Danielle, Gunwook kembali kesekolah untuk menjemput Gyuvin. Iya, kalian tidak salah baca.
Setelah Gyuvin menaiki motor milik Gunwook, si pemilik motor dengan sengaja menyuruh Gyuvin untuk memeluknya. Takut jika Gyuvin jatuh saat dirinya mempercepat laju motor.
Walaupun begitu, Gyuvin hanya memegangi tas milik Gunwook. Terlalu takut untuk memeluk yang lebih muda.
Akhirnya Gunwook lah yang menggenggam tangan Gyuvin dan menuntun sang kakak menuju lingkar pinggangnya.
Mereka tetap berada dalam kondisi seperti itu sampai akhirnya rumah bercat biru-putih Gyuvin terlihat dipandangan mereka.
Gyuvin turun dari motor milik Gunwook. "Makasih... Maaf ngerepotin, kirim maaf juga buat Dani, ya."
Gunwook hanya tersenyum dan mengusak kepala Gyuvin. "Sama-sama, manis. Ngapain minta maaf sama Dani? Kamu gasalah."
Karena Gunwook mengusak kepalanya, Gyuvin langsung menunduk.
"Gunwook jangan gini...." cicitnya tapi masih terdengar jelas oleh Gunwook karena keadaan komplek yang sepi.
"Jangan gimana, Vin?"
"Jangan bersikap seolah-olah kamu suka aku, tolong ya, Wook?" Gyuvin mengatakan itu sambil menghela nafas.
"Maksud kamu gimana, Vin?" Suara bingung Gunwook menyahut. Masih tidak mengerti.
"Aku itu baperan, Wook. Aku gamau dibilang jadi perebut dihubungan kamu sama Dani. Tolong, Wook. Jangan gini ya?" Jelasnya panjang lebar. Gunwook yang mendengar itu terdiam.
Setelah lima menit, akhirnya Gunwook kembali bersuara. "Aku sayang kamu, Vin."
"Kalo kamu sayang aku, kita itu apa, Wook? Kamu udah punya Dani. Jangan egois." Manik Gyuvin berkaca-kaca sambil mengatakan itu.
Pada akhirnya, itu menjadi percakapan terakhir mereka. Karena Gyuvin langsung berlari kedalam rumah. Meninggalkan Gunwook yang sudah mengacak-acak rambutnya frustasi.
End.
----
Hi... ada yang kangen GAKSIH.
Maaf gajelas sumpah aku tuh mikirin gunvin as august.... COCOK AJA GITU.
Aku suka yang angst begini 😋 (OHYA JANGAN LUPA DENGERIN AUGUST BY TAYLOR SWIFT PLEASE. THAT WAS A MASTERPIECE!)
Dadah semua! See you next chapterrr ^___^♡
KAMU SEDANG MEMBACA
And I
Teen FictionIni cerita Gunwook dan Gyuvin, yang ada manis maupun pahitnya sesuai dengan realita dunia. a GUNVIN/GEONGYUB local fics. 2023, by beeenbin