Hubungan.

546 70 4
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Gyuvin menyenderkan punggungnya disofa samping Gunwook terduduk, para kakak-kakak belum kembali dari jadwal mereka. Membuat hanya Gunwook, Yujin—yang sudah tertidur lelap, dan dirinya di dorm.

Sepulang dari interview mereka untuk mcountdown, Gyuvin terlihat menjadi lebih senyap selama perjalanan pulang. Biasanya dirinya akan bercanda dengan Yujin atau hanya sekedar mencubit pipi Yujin hingga sang empu meringis dan mengadu pada Gunwook.

Sedangkan hari ini malah Yujin yang menanyakan 'ada apa dengan Gyuvin?' atau apakah Gunwook sedang bertengkar dengan Gyuvin makanya si empu diam saja?

Gunwook tidak tahu. Selepas interview miliknya, Gyuvin menjadi sedikit berbeda. Seperti ada pikiran yang menganggunya.

"Mau makan?" Celetukan itu keluar dari mulut Gunwook sesaat setelah Gyuvin duduk. Sedangkan yang ditanya hanya menjawab dengan gerakan badan menandakan akan mengambil sumpit dan makan bersama Gunwook di ruang tamu.

Mereka makan dengan hening, tidak ada satupun yang berbicara. Hingga pada akhirnya Gunwook tidak kuat dengan keheningan ini dan kembali membuka obrolan.

"Yujin udah makan?"

"Udah kok, udah makan gimbap yang kamu beliin."

Mendengar jawaban Gyuvin, Gunwook hanya mengangguk. Bingung untuk memulai obrolan dengan apa lagi.

Disaat hening, Gunwook merasakan ujung bajunya ditarik dari samping. Itu tangan Gyuvin.

Gunwook memegang tangan tersebut dan menolehkan kepalanya kearah Gyuvin. Sedangkan Gyuvin terlihat memerah gugup sambil menunduk.

"Kenapa?" Suara halus dan lembut Gunwook keluar. Membuat Gyuvin menjadi semakin menciut.

"Gini... itu..."

"Gini apa, Gyuvin? Kalo ngomong sama orang lihat matanya." Ujar Gunwook sambil mengangkat dagu Gyuvin yang menunduk.

"Itu.. kamu.. beneran claim yourself as Yujin's father?" Sedangkan Gunwook terkekeh. Oh, masalah interview tadi, toh.

"Kenapa memang? You claim yourself as Yujin's mother, so why don't i claim myself as his father? We can be his parents together." Jelas Gunwook setelah terkekeh. Sedangkan Gyuvin terlihat kembali memerah karena pengakuan Gunwook.

"Maksudnya tuh... ngga gitu..."

Gunwook kembali memusatkan perhatiannya kepada Gyuvin. "Ngga gitu gimana? Kamu gamau jadi bunda Yujin?" Ucapan Gunwook membuat Gyuvin menggeleng.

"Mau...! Tapi gimana nuk.. itu. If we're Yujin's parents, otomatis kita suami-istri kan! Tapi kita gaada hubungan, Nuki!" Jelas Gyuvin terang-terangan.

"You're my wife from now on, then." Dengan gampangnya Gunwook mengatakan itu kepada Gyuvin sambil mengelus rambut Gyuvin.

Memang gampang mengeluarkan kata seperti itu dari mulut Gunwook. Semua orang tahu Gunwook memang seperti itu.

Sedangkan mulut Gyuvin kelu untuk kembali berbicara, apakah Gunwook benar-benar sungguhan tentang kata-katanya kali ini?

Atau memang, cuma main-main?

Salahkan saja Gyuvin yang menyimpan rasa kepada teman satu grupnya itu.

Saat Gunwook masih mengelus rambut Gyuvin dengan nyaman, yang dielus hanya terdiam. Mereka sama-sama diam dalam sunyi.

Gyuvin tersenyum kecut. Gunwook says Gyuvin is his wife so confidentely even when they're not even in a relationship. Salahkan Gyuvin karena terlalu terbawa perasaan untuk kata-kata Gunwook barusan.

Salahkah jika Gyuvin mengharapkan hal yang lebih tentang hubungan mereka kepada Gunwook?

Pada akhirnya, mereka—lebih tepatnya, Gyuvin, mencoba melupakan apa yang terjadi malam itu.

End.

———


HAIIII udah liat interview mereka bertiga di mcountdown blm??

Mereka claim themselves as yujin's parents TUH TERLUCU SUMPAH!!!!! :(((

Gunvin jaya banget aAaaaaaAaAaAA MAAF PENDEK CUMA KEPIKIRAN INI HAHAHHA :P

Maaf gajelas (INI SEMUA KARENA GUNVIN!!)

see you next chapter....!!!!!!!

And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang