6

47 5 0
                                    

Anggota Alistair gang seketika heboh lantaran mengetahui sekolah ini bakal kedatangan anak baru tapi Justin memutuskan tidur. Sebab, Justin juga bodo amat dengan sosok yang dibicarakan semua orang di sekolah hingga membuat telinga panas. Namun, secara tiba-tiba Zaskia meletakkan susu kontak di hadapannya Justin.

"Zaskia, ini beneran buat gue, heran deh makhluk apa yang telah merasuki Lo?" Justin bertanya kepada Zaskia yang secara tiba-tiba membelikan susu strawberry yang merupakan minuman favoritnya sejak kecil hingga saat ini.

"Sini kembalikan kalau kagak mau?"

"Eh, nggak bisa dong, pokoknya ini susu punya gue, Lo nggak punya hak mengambil lagi."

Justin tentu saja meminum susu pemberian Zaskia hingga membuat semua orang yang berada di ruangan itu seketika berbisik-bisik. Zaskia seketika mengebrak meja dua cewek sedang membicarakan Justin dan menarik seragam mereka. "Diam kalian, punya mulut kok nggak guna banget, daripada ngomongin orang mending bercermin sana!"

"Apaan sih, dasar sialan Lo gue nggak ngomongin Justin, tapi Lo kenapa sensitif banget," kata Aurora sembari memandang wajah Zaskia dengan seksama dan memutuskan mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Lo mau ngajak berantem, ayo sini gue kagak takut, karna kalian berdua sekumpulan bajingan!" Zaskia mencibir sembari tersenyum lebar dan menarik rambut Aurora dengan sangat keras hingga membuat cewek itu membalas balik.

"Ini rasakan, Lo kira gue nggak bisa, songong banget jadi orang karna kalau bukan Justin, Lo itu bukan apa-apa!"

Justin tentu saja melerai perkelahian dua cewek yang berada di hadapannya dan ia menerima sebuah tampolan dengan sangat keras. Justin seketika memegangi hidung yang mengeluarkan darah segar. Semua orang yang berada di sana segera memberikan Justin sebuah tisu dan Leon menyuruh Justin menundukkan kepalanya.

Namun secara tiba-tiba seorang wanita paruh baya memasuki kelas sembari mengelus dada dan ia segera menghampiri. "Zaskia, Aurora, udah cukup kalian berantem, cepat kembali ke tempat duduk!" teriaknya kepada semua orang yang tampak masih berkerumun sesekali menyorotkan pandangan ke arah Justin.

"Justin, kamu kebiasaan selalu pakai jaket, lagian udah siang juga, buruan cepat lepas atau nanti saya hukum!"

"Silahkan, kalau Miss mau menghukum Justin, lagian gue juga lagi males mengikuti pelajaran."

"Buruan keluar dari ruangan ini!" 

Justin tentu saja keluar dari ruang kelas sembari memandang seorang gadis berambut sedada berdiri di depan dia. Dia merupakan Arabella Cantika Putri yang merupakan anak baru yang dibicarakan oleh semua orang. Justin memutuskan menuju ke kantin hingga pada akhirnya menuju ke ruang UKS.

***

Zaskia bersama Chelsea, Audrey bersama Natasha terlihat berbincang-bincang hingga tidak menyadari kedatangan cewek berambut sedada. Arabella memutuskan meminta izin kepada mereka lantaran berteman. Zaskia tentu saja tersenyum ramah kepada anak baru itu sekaligus mempersilahkan duduk.

"Nama Lo Arabella,'kan. Zaskia bagaimana kalau kita bikin geng. Kayaknya bagus banget deh. Kalian setuju nggak?"

"Terserah kalian. Arabella salam kenal ya. Semoga kita bisa berteman baik." Zaskia berucap sembari mengulurkan tangannya kepada Arabella sedangkan anak baru itu menjabat sembari tersenyum lebar.

"Makasih. Memangnya gue boleh gabung?"

"Arabella, Lo tentang saja. Lagian kita semua nggak keberatan. Apalagi Lo juga belum punya teman juga mending bersama kita."

"Bener yang di bilang Chelsea. Kenalin nama gue Natasha. Sedangkan ini Audrey dan selamat bergabung."

Arabella mendengar hal itu tentu saja merasa bahagia di sekolah barunya ia mendapat banyak teman. Padahal, di sekolah lamanya Arabella terkenal sebagai seorang pembully paling sadis hingga mengakibatkan korban sampai trauma. Namun, ia tidak mungkin mengumbar rahasia yang telah ia tutup rapat-rapat.

"Arabella, Lo ngapain melamun. Nanti kesambet baru tau rasa?" tanya Zaskia sembari menyentuh bahu Arabella dengan sangat lembut hingga tidak menyadari kedatangan Justin bersama anggota Alistair gang.

"Hai cewek-cewek. Kalian pasti kangen sama gue, ya. Ayo ngaku aja karna gue tau. Memangnya siapa sih yang kepincut sama ketampanan seorang Alvin?"

"Pede banget. Vin padahal wajah Lo saja jelek banget. Gue sebagai cewek paling cantik di sekolah  juga nggak sudi punya pacar kayak Lo."

"Aduh jahat banget Lo Chelsea. Padahal wajah gue mirip sama anggota boyband. Tapi Lo tega ngatain jelek." Alvin seketika bersungut mendengar perkataan pedas yang selalu dilontarkan oleh Chelsea.

"Kalian berdua daripada berantem. Mending pacaran sana kayaknya bakal seru. Kalian setuju nggak semisal Alvin sama Chelsea menjalin hubungan."

"Justin, Lo tega banget. nyuruh gue pacaran sama penyihir wanita. Andai Lo kasih Zaskia ke gue bakal di terima dengan senang hati."

"Sialan Lo, di kasih hati minta jantung. Vin, Zaskia milik gue dan siapapun nggak boleh deketin. Awas saja kalau ketahuan bakal gue gantung di pohon belakang sekolah!"

Alvin mendengar hal itu tentu saja mengurungkan niatnya lantaran ternyata pawangnya Zaskia lebih galak dari seekor singa.  Arabella yang sedari tadi mendengar seketika hanya menggeleng kepala sembari berfikir. Sebab, ia merasa penasaran kenapa semua orang di sekolah ini kayak memuja Zaskia.

***

Jam menunjukkan pukul 12.00 malam Justin memakirkan kendaraannya di bagasi dan memasuki bangunan berlantai dua.  Justin berjalan menuju ke arah tangga hingga tidak menyadari kedatangan pria paruh baya.  Dia lekas menghampiri dan menampar Justin hingga tersungkur di lantai.

"Dari mana kamu, jangan bilang habis balapan liar, memangnya kurang uang pemberian papa," kata Alex sembari mengeluarkan tatapan mata siap menerkam Justin hidup-hidup sebab Ia merasa heran terhadap Justin  yang memiliki kepribadian berbanding terbalik dengan Jordan.

"Jangan sok perhatian,Lagian di mata papa hanya Jordan yang paling benar, memangnya papa peduli sama Justin enggak kan, ngapain juga bertanya." Justin sembari menatap wajah laki-laki berwajah garang dan tangan kirinya terlihat sebuah tongkat golf.

"Dasar anak kurang ajar. Ini rasakan kalau berani melawan papa. Harusnya kamu itu jangan males belajar. Biar bisa mendapatkan nilai bagus bukan selalu mempermalukan papa. Awas saja kalau dapat surat panggilan dari sekolah papa nggak sudi datang!"

"Papa, tolong berhenti tubuh Justin sakit banget." Justin berucap sembari memegang kaki pria paruh baya itu sedangkan Alex memukul kepala remaja itu hingga tergeletak di lantai dan mengeluarkan darah di dahinya.

"Justin, gara-gara kamu Bella meninggal. Pokoknya papa nggak mungkin semudah itu memaafkan. Jadi kamu kagak usah berharap lebih papa bakal luluh." Alex segera menyudahi memukuli Justin mengunakan tongkat golf lantaran ia sudah merasa sangat puas walaupun baru sebanyak lima pukulan.

Sepeninggal Alex, Justin segera menuju ke kamar sembari berjalan sembari pegangan tangga yang menghubungkan antara bawah dengan lantai atas. Dia segera mendudukkan tubuhnya di kasur sembari memandang sebuah foto dan Justin mengambil sebuah perban. Justin segera mengobati luka di dahinya secara hati-hati.

Ayo reader keluarkan keluh kesah kalian dan galaxy High School kedatangan murid baru ayo tebak gimana sifat aslinya Arabella.

Eternally yours (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang