14

75 44 149
                                    

"Aisyah..... " gumam Akhtar tanpa memalingkan wajahnya sedikit pun dari gadis yang ada di seberang sana.

Wajah itu....

betapa merindunya hati Akhtar menatap wajah itu,
wajah yang selalu bersemayam di dalam kalbu, wajah yang selalu Akhtar tunggu selama ini. 

Tubuh Akhtar mematung untuk beberapa saat dirinya di buat terlena oleh kerinduan yang amat sangat mendalam. sekuat tenaga Akhtar menahan diri untuk tidak berlari dan memeluknya hampir saja Akhtar khilaf di mabuk cinta namun sebuah kenyataan pahit segera menghantam kesadarannya.

"Apa yang aku lakukan mengapa aku hanya berdiam diri di sini?" Monolog Akhtar seraya mengusap kasar bendungan air mata yang hampir terjatuh dari pelupuk matanya.

"Aku harus cepat pergi dari sini Aisyah tidak boleh tahu aku berada di sini bersama Syeola," ucap Akhtar dengan sigap membalikkan badan membawa pergi langkahnya untuk bersembunyi di balik sebuah dinding salah satu ruang inap.

Bidadari itu berjalan dengan Anggun di hadapan Akhtar gadis itu sungguh tidak menyadari keberadaan Akhtar yang sedang memperhatikannya dari balik dinding.

"Permisi suster mohon maaf, ibu saya mau melakukan konsultasi. kakinya Akhir-akhir ini sering merasakan sakit di bagian tulang ," ucap Aisyah  pada salah satu suster yang sedang berlalu lalang.

"Oh gitu, kalau gitu silahkan masuk mba, kebetulan Dokter juanda sedang tidak ada jadwal hari ini," ucap suster rina dengan ramah.

"Oh gitu makasih ya sus," sahut Aisyah seraya menuntun uminya masuk kedalam ruangan.

Melihat Aisyah sudah masuk ke dalam ruangan Akhtar keluar dari persembunyiannya sambil mengendap-ngendap ia menatap sendu pintu ruangan yang baru saja tertutup itu.

Awalnya Akhtar pikir ia bisa berlari dari kenyataan laki-laki itu melarikan diri bersama Syeola dari kota ke kota akibat perjanjian sialan yang mengharuskannya menikahi Syeola. Sialnya! Bahkan kakek tua itu tidak memberikan Akhtar kesempatan untuk menolaknya. Entah apa yang ada di pikirannya saat itu sampai mau menyetujuinya dan meninggalkan Aisyah di hari pertunangannya sendiri. Akhtar cukup menyesalinya saat ini, dimana ia melihat Aisyah berpijak di kota yang sama bersama Akhtar saat ini. Apakah ini yang di namakan jodoh?

"Aku merindukanmu Aisyah," gumamnya.

Seketika Akhtar terperanjat saat sebuah tangan menepuk bahunya dengan cukup keras. "Tuan?" panggil seorang gadis yang ada di belakangnya.

"Astaghfirullahaladzhim!" pekik Akhtar terkejut.

"Syeola, kau mengagetkan ku saja," ucap Akhtar  seraya mengelus dadanya.

"Apa yang kau lakukan disini tuan?"

"Aku mencarimu dari tadi," ucap Syeola.

"Oh iya, aku melupakan gadis bodoh itu," batin Akhtar.

"Maaf, aku ketoilet sebentar tadi," alibi Akhtar.

"Ck ... padahal aku sudah bilang jangan di  tinggal, aku sudah kelimpungan panik tadi saat kau tidak ada!" tukas Syeola.

"Semua orang menatap ku dengan tatapan yang membuat ku merasa terintimidasi." 

Ya, tentu saja itu semua karena Syeola adalah gadis paling cantik abad ini.

"Aku juga sangat takut jika bertemu Dokter laki-laki, apalagi laki-laki bertubuh gempal yang sedang berjaga di sana," tunjuk Syeola pada seorang satpam yang sedang berjaga di depan pintu masuk Rumah sakit.

"Itu namanya satpam bodoh!" 

"Kau ini ada-ada saja."

"Yasudah ayok kita pulang," ucap Akhtar seraya mengulurkan tangannya.

Assalamualaikum mrs.androphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang