28

4 0 0
                                    

"Tinggal lah sebentar lagi Syeola," pinta Aisyah menghentikan langkah Syeola.

Syeola terdiam sejenak sembari menatap Aisyah dan Akhtar secara bergantian. 

Syeola menyunggingkan senyumnya. "Sepertinya tidak perlu Aisyah akan merepotkan jika aku tetap tinggal."

"Tidak Syeola, kau sama sekali tidak merepotkan!" Aisyah meraih tangan Syeola dan menggenggamnya hangat. "Aku ingin sekali kau menghadiri upacara pernikahanku yang akan di adakan besok pagi," terang Aisyah.

"Besok juga Umi akan datang apa kau tidak ingin berpamitan dulu dengannya?"

Bukan seperti itu! hanya saja ...  akan menyakitkan jika aku melihat pernikahan mereka secara langsung.

"Ayolah Syeola kita bahkan belum membicarakan apapun," ucap Aisyah sedikit memaksa.

"Tapi..." Syeola menatap Akhtar dengan ragu. laki-laki itu tampak mengangguk memberikan izin. "Boleh saja kalau itu keinginan Aisyah."

Senyum Aisyah pun merekah dari balik cadarnya.

"Kalau begitu ayo Syeola kita masuk kembali sebentar lagi sudah masuk waktu maghrib loh," Ajak Aisyah sembari tersenyum.

"Baiklah."

❤❤❤❤❤

Aisyah tengah membawa nampan berisi kopi untuk calon suaminya sepanjang jalan ia tersenyum bahagia membayangkan pernikahannya dengan Akhtar akan segera terwujud besok. seperti mimpi yang menjadi kenyataan Aisyah tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Akhtar setelah sekian lama menantinya kembali. Sebentar lagi keluarganya dan keluarga Akhtar akan berdatangan untuk merundingkan acara pernikahan mereka yang di adakan secara mendadak itu.

Namun ketika melewati kamar Syeola langkah Aisyah terhenti begitu mendengar suara orang yang ia cintai ada di dalam sana, sedang apa Akhtar di kamar Syeola? apakah mereka sedang berduaan saja. 

Rasa penasaran mendorong Aisyah untuk memberanikan diri mengintip kegiatan mereka di ujung pintu kamar.

Seketika matanya terbelalak melihat calon suaminya tengah berpelukan mesra dengan Syeola di dalam kamar itu. Dadanya berdegup kencang menyaksikan hal itu dengan mata kepalanya sendiri.

Mengapa Syeola melakukan ini padanya bukankah ia sudah berlaku baik padanya, atau jangan-jangan wanita itu sedang menghasut Akhtar agar tidak meninggalkannya dan menghentikan acara pernikahan kami.

Aisyah geram air mata kebencian mengalir di pipinya rasanya sangat sakit. apakah aku salah karena telah menahannya untuk pergi?

Aisyah mengeratkan pegangannya pada nampan kopi yang di bawanya ia pun segera beranjak meninggalkan tempat itu sebelum mereka menyadari keberadaannya. 

❤❤❤❤❤

"Tuan, a-apa yang kau lakukan?" Tanya Syeola gelapan. pasalnya Akhtar baru saja memeluknya tanpa aba-aba membuat jantungnya berdugem seketika.

"Aku hanya mencoba memberikan salam perpisahan karena seingatku selama aku menjadi suamimu aku jarang sekali memelukmu," ucap Akhtar yang entah mengapa terdengar tulus.

"Jadi biarkan ini menjadi pelukan terakhir untukmu sekaligus tanda terimakasih ku karena sudah mau menandatangani surat cerai itu," tambahnya sembari melirik map coklat yang ada di atas nakas.

"Bukankah aku memang tidak punya pilihan?!"

"Lagi pula untuk apa kau memelukku sekarang? bukankah kau bisa memelukku dari kemarin-kemarin kenapa harus sekarang?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum mrs.androphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang