25

28 7 22
                                    

Syeola terbangun ketika beberapa tepukan kasar menyentuh bahunya. Tidak sakit memang, tapi hal itu berhasil membuatnya tersedot langsung ke dunia nyata. Dan seketika rasa sakit yang lain pun segera mendera kepalanya membuatnya meringis kesakitan. Syeola pun perlahan membuka kelopak matanya dan wajah tampan itulah yang pertama kali ia lihat.

Garis wajah yang tegas dengan mata elang yang tajam dan kedua alis yang menukik membuat Syeola segera mengenali sosok tersebut. "Tuan...?"

"Mengapa kau tidak pindah ke kamarmu?" tanyanya dengan suara beratnya. 

Raut wajah tidak suka dan sorot mata yang tajam membuat Syeola sedikit takut saat ingin menjawabnya.

Namun Syeola tidak boleh gentar ia harus menahan Akhtar agar tidak segera pergi darinya.

Syeola tidak mau jika harus sendirian lagi, Syeola tidak mau jika keadaan rumah tangganya semakin memburuk dan yang  terpenting Syeola tidak mau Akhtar menjadi Asing. 

Syeola segera menggapai lengan Akhtar dan mendekapnya erat. Gadis itu pun mendongakkan kepalanya menatap Akhtar dengan sayu.

"Tuan kumohon untuk kali ini ... saja, tolong jangan pergi ke kantor dulu," pinta Syeola.

"Bicara apa kau ini?!" ucap Akhtar sembari berusaha melepaskan lengannya namun gadis itu malah semakin mendekapnya.

Akhtar memutar bola matanya malas sembari menghela nafas kasar, "Apa maumu?" tanyanya datar.

Syeola tersenyum dengan mata berbinar saat Akhtar mau mendengarkan keinginannya. 

"Aku ingin kau berada di rumah untuk hari ini tuan. karena sepertinya aku merasa sedikit tidak enak badan. maka dari itu aku tidak mau sendirian lagi tuan, kumohon untuk kali ini saja," pinta Syeola tulus.

Akhtar menatap Syeola dengan pandangan yang tidak bisa di artikan. Dapat ia rasakan suhu tubuh Syeola yang berbeda dari biasanya wajahnya yang pucat dapat menandakan bahwa ia tidak berbohong. 

"Aku tidak mau," sahutnya datar.

Seketika raut wajah Syeola berubah menjadi muram. padahal gadis itu sudah berharap jika Akhtar akan mengabulkan permintaannya.

"Kenapa tidak tuan?" tanya Syeola polos.

"Untuk apa? kau hanya membuang-buang waktuku,"

"Palingan juga kau cuma sakit biasa kan? nanti juga sembuh sendiri."

Syeola menggelengkan kepalanya lemas berusaha menyangkal semua tuduhan Akhtar padanya. 

Akhtar menegakkan tubuhnya menghadap Syeola. kedua tangannya menyelinap kedalam saku celana, sedikit mencondongkan tubuhnya Akhtar menatap Syeola dengan intens. 

"Lagi pula sakit mu itu pasti di buat-buatkan? kau sengaja tidur disini semalaman agar kau sakit dan punya alasan untuk menahan ku pergi."

"Iya kan?!" tanya Akhtar skeptis. laki-laki itu menghempaskan tangan Syeola yang menahan lengannya.

Syeola menggelengkan kepalanya dengan cepat berusaha menggapai kembali lengan kekar yang terlepas dari genggamannya itu.

 Namun dengan sigap Akhtar terus menghalau lengan kurusnya yang ingin meraihnya itu.

"Tuan aku ingin sekali kau ada disisiku saat aku sakit aku ingin sekali mencicipi bubur buatanmu lagi seperti waktu itu. sungguh aku sangat merindukannya tuan."

"Kumohon jangan pergi. mengapa kau terus menghindariku apa salahku? jika memang aku punya salah aku minta maaf, tapi tolong jangan seperti ini aku ..."

"BERHENTILAH MERENGEK!!" teriak Akhtar.

Assalamualaikum mrs.androphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang