[2]

1.4K 192 1K
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️

_________________________________________

Peace
_

"Always the same name."

******

Reyna selalu menghabiskan hari minggunya dengan melakukan 1 hal yang sama, duduk di meja kerja dengan setumpuk buku perusahaan di jam 5 pagi, keluar dari kamar hanya untuk sarapan bersama keluarga, lalu kembali masuk ke kamar untuk meneruskan pekerjaanya, juga pelajarannya, mencoba memahami banyak hal yang mungkin akan Ayah tanyakan di jam makan malam tiba.

Apa yang harus pemimpin lakukan jika terjadi masalah seperti ini, apa yang bisa pemegang saham lakukan jika tiba-tiba perusahaan mengalami defisit sebesar ini, segalanya, Reyna mencoba mempelajarinya, sekaligus memberitahu Ayah bahwa, walau dia bukan seorang anak laki-laki pertama seperti yang Ayah harapkan, dia akan tetap menjadi anak perempuan yang membanggakan.

Dia janji, kekecewaan Ayah adalah hal terakhir yang ingin dia lihat. Bukan hanya karena dia ingin berbakti, tapi juga karena dia tidak mau Ibu harus merasa bersalah karena sudah memutuskan untuk tetap melahirkannya walau Ayah berkali-kali bilang untuk membuangnya sejak dokter mengatakan bahwa bayi di dalam kandungan Ibu bukan anak laki-laki.

Reyna ingin membuktikan, bahwa Ibu tidak salah. Dia pantas untuk diperjuangkan.

Maka saat wanita itu kini masih terpejam nyaman walau alarm ponselnya sudah menyala berkali-kali, tubuh wanita itu mulai bergerak kecil, mengernyit pusing seiring suara dering itu menjadi semakin jelas, membuat matanya dia paksa untuk terbuka sedikit lebih lebar.

Cahaya terang dari celah gorden kamar menjadi cahaya pertama yang tertangkap pandangannya hingga matanya harus kembali menyipit, terlalu terang untuk wanita yang masih nyaman dalam gelap.

Pandangnya mengedar pada sisi-sisi ruangan ketika pikirannya cukup kebingungan, kepalanya terangkat, meneliti, ketika dia melihat ada fotonya di atas meja, kepalanya kembali terjatuh di atas bantal, merasa lega karena dia ada di kamarnya sendiri, cukup ketakutan dia berakhir entah di mana setelah mabuk berat bersama Jin semalam.

Tunggu.

Mabuk ...

Rapatnya!

Lantas tangan Reyna langsung menyambar ponsel yang tidak jauh darinya, melihat pada layar, lalu matanya membulat dengan debar jantungnya yang berdetak kencang. Jam 08.00 pagi, dia belum belajar sama sekali.

Runaway Love | SEOKJIN - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang