[5]

1.3K 199 1K
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️

_________________________________________

This Day
_

"Just Reyna"

******

"Nama Saya Reyna. Yoon Reyna. Dan alasan saya pindah ke sekolah ini ... " dua tangan Reyna remaja meremas dua tali tas ranselnya saat pandangnya berpendar pada penjuru kelas, mengabsen tatap asing teman-teman barunya yang kini menunggunya menjawab, lalu terhenti pada satu-satunya tatap yang terasa lebih familiar. Tatap seorang pria remaja yang kini mengerjap samar, tertutup kacamata yang sedikit tebal. "Karena gedungnya bagus."

Sontak beberapa tawa terdengar saat Reyna remaja menjawab itu dengan ringannya, tidak selaras dengan pria itu yang hanya diam saja, tidak tertawa pada Reyna yang ikut tertawa. Mungkin merasa tidak ada lucunya.

"Gedungnya bagus. Lokasinya juga lebih dekat dari rumah." Maka si pria remaja yang masih Reyna tatap mengangguk samar. Mungkin ... itu lebih masuk akal?

"Baiklah, Yoon Reyna-ssi. Kau boleh menempati kursi manapun yang kosong." Lantas senyum manis Reyna terkembang lebih lebar saat gurunya mengatakan itu. Dia membungkuk, sebelum melangkah ke arah pria yang kini sibuk mengeluarkan buku dari tasnya.

"Aku ... boleh duduk di sini?" Pria berkaca mata itu sontak mengangkat tatap, lalu menoleh pada kursi kosong di sebelahnya yang tepat berbatasan dengan jendela. "Aku suka duduk di dekat jendela."

"Oh ... " hanya ada gumaman singkat sebelum pria itu bangkit untuk mempersilahkan Reyna masuk, duduk di kursi yang berbatasan langsung dengan dinding dan kaca kelas, membuatnya bisa melihat lapangan basket sekolah dengan jelas. "Kursi itu ada yang punya. Tapi dia sedang tidak masuk hari ini."

"Oh ... " berganti Reyna yang bergumam sedikit kecewa. Tidak selaras dengan teman sebangkunya yang sudah menuliskan sesuatu di bukunya.

"Tapi kalau kau suka di sana, aku bisa bilang padanya untuk mencari bangku yang lain. Kau di sana saja." Walau berbicara dengan wajah datarnya, pria itu lagi-lagi berhasil membuat Reyna tersenyum hangat.

Benar, lagi.

"Aku Reyna." Reyna mengulurkan tangan dengan senyum cerianya, membuat ujung pena pria remaja di sebelahnya tergantung di udara sebelum kembali menulis, tidak menghiraukan Reyna. "Yoon Reyna."

"Kau sudah mengenalkan dirimu tadi di depan."

"Tapi kau belum." Lantas ujung pena itu terhenti lagi, sebelum lamat-lamat tatap yang Reyna tunggu itu menoleh tanpa ekspressi. "Kita teman sebangku. Aku harus tahu aku bisa memanggilmu dengan apa."

Runaway Love | SEOKJIN - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang