BAB 4

867 25 0
                                    

KAYAKNYA AKU PENGEN BUAT CERITA DENGAN TOKOH ALENA DEH, JALAN CERITANYA SUDAH TERBAYANG-BAYANG DI OTAKKU. TUNGGU CERITA DARI ALENA YA READER'S

Hari ini pun telah tiba, aku menatap diriku di depan cermin. Aku memakai baju kebaya berwarna putih, baju yang sederhana. Riasan ku pun tidak tebal, hanya riasan natural. Karna ini cuma syukuran pernikahanku.

Tamu pun cuma beberapa orang, hanya tetangga sekitar rumahku saja. Dan beberapa teman dekatku semasa SMA.

Ya, barusan aku sudah resmi menikah dengan laki-laki yang bernama Johan itu. Tadi waktu dia datang aku mengintipnya dari jendela, dan aku pun terkejut melihat perawakannya.

Kulitnya berwarna coklat, tingginya saja mungkin 180 cm, berbadan tegap mungkin juga berotot. Wajahnya biasa saja,  rasanya aku takut untuk menatapnya. Karena wajahnya yang tegas dan matanya yang tajam Seakan-akan ingin merobekku.

Dan yang aku kurang suka rambutnya agak panjang, dan bulu bulu halus kumis dan jenggotnya yang panjang memenuhi wajahnya. Apa dia tidak bercukur dan memotong rambut dulu sebelum hari pernikahan kami. Padahal ini hari yang amat sakral bagi kami berdua.
 
Aku melihat nya seperti seorang preman,apa tidak salah ibuku menyuruhku menikah dengan lelaki itu? Aku pun tidak tau alasan ibuku menikahkan ku sampai saat ini. Bibi dan paman sepertinya juga menyembunyikan sesuatu kepadaku.

Kalau kami bersanding mungkin dia terlihat sangat tinggi dari ku. Aku tidak terlalu tinggi, tinggi ku hanya 160cm.

Dia memakai stelan jas berwarna hitam. Dan  akhirnya bibi Vira menyuruh ku keluar dari kamar, kami pun bersanding,  aku menyalaminya dan mencium tangannya. Tapi herannya dia diam saja, dan tidak berbicara sepatah katapun kepadaku. Kami pun bersanding sebentar sampai tamu-tamu pergi, aku takut padanya  takut dengan wajah sangarnya.

-----

Jam 5 lelaki itu pergi, katanya ada urusan yang harus di urusnya. Jangan tunggu dia pulang, itu pesannya kepada bibiku.

Tadi sebelum akad nikah dia datang bersama 2 orang laki laki. Baru kali ini aku melihat wajah mereka, mungkin saja temannya. Aku rasa mereka seumuran dan berteman. Waktu pergi dia pun d jemput 2 orang lelaki itu, sanak saudaranya pun tidak ada satupun yang datang. Apa dia tidak memberitahu keluarganya kalau dia akan menikah, ada apa dengannya??

Hari sudah menunjukkan jam 12 malam, mataku tak bisa tidur. Penyebab nya mungkin saja aku teringat dengan laki laki itu, pikiranku tidak lepas dari wajah laki-laki itu. Ah, mengapa aku harus memikirkannya.

Dia seperti menghindar dariku, seperti ada yang di sembunyikan nya. Menatapku pun dia tidak mau, apalagi berbicara denganku

Sampai tengah malam pun mataku tidak bisa tidur, aku takut juga kalau dia pulang.

-----

Kukuruyuk kkkk
Kukuruyuk kkkk

Aku pun terbangun terdengar suara kokokan ayam dari luar rumah ku, ternyata semalam mataku tertidur juga . Tertidur dengan nyenyak tanpa suami yang tidur di sampingku, malam pertamaku cuma tidur sendirian di ranjang ini.

Hari sudah menuju pagi, bibi Vira menyapaku. " Ariana, Johan akan menjemputmu sebentar lagi. Bersiap-siaplah Ana, kemasilah barang barangmu dengan cepat. Dia tidak akan menunggu lama.

"Kenapa sepagi ini bi, kenapa terlalu cepat. Kenapa dia tidak bilang kepadaku dulu, aku takut dengannya bi. Berbicara pun kami tidak ada, seperti ada sesuatu yang di sembunyikan nya". Aku bertanya panjang lebar pada bibiku.

" Sstttt Ana, diam jangan bicara seperti itu. Bibi tidak ingin Johan mendengarnya. Jangan terlalu banyak bicara tentang dirinya , ingat itu Ana ". Bi Vira berbicara dengan berbisik, seperti ada ketakutan dalam dirinya.

" Maksudnya bi".  Aku bertanya dengan cemas, kenapa dengan Johan itu??

" Jaga diri mu baik baik, apapun yang terjadi sering-sering telpon bibi. Kabari bibi setelah kamu sampai di rumahnya, sebentar lagi orang suruhan nya akan datang menjemputmu".

"Bibi dan paman juga akan pulang ke kota bibi, kasihan adik adikmu terlalu lama menunggu kami.

Aku bergegas menyiapkan barang - barang yang akan ku bawa. Cuma be berapa potong pakai an saja, dan beberapa barang berharga lainnya. Seperti album foto ayah dan ibuku, aku menatap foto mereka berdua sewaktu muda. Pasangan yang sangat serasi sekali.

Foto ini sangat berharga sekali bagi ku, kemanapun aku pergi akan ku bawa. Di foto inilah aku bisa mengingat jelas wajah orangtuaku, wajah yang tidak akan ku lupakan.

2 teman Johan yang kemaren datang menjemputku dengan mobil. Ada juga 1 orang perempuan cantik , mungkin umurnya mendekati 30 tahun. Dia tersenyum ke padaku dan mempersilahkanku masuk ke mobil dan duduk.

Sebelum masuk ke mobil, ku peluk dulu paman dan bibi. Dan aku pun berkata dengan terisak " Aku pasti akan merindukan kalian, bagi ku paman dan bibi sudah seperti orangtuaku".

"Sama nak, kamu juga sudah seperti anak kami sendiri, kami juga sayang kamu,jaga dirimu ya. Telpon bibi kalau sudah sampai, sering sering kabari bibi bagaimana keadaanmu disana. " Ujar bibi Vira.

"Baik bi, jaga juga diri paman dan bibi ya.dan jaga kesehatan juga. Aku pamit pergi bi". Aku melepaskan pelukan dari bibi Vira, kemudian aku pun memasuki mobil. Aku melambaikan tangan pada mereka berdua sampai  mereka menghilang dari pandanganku.

-----

Johan duduk d lobi hotel, benar semalam dia tidak tidak tidur di rumah Ana. Di hotel inilah dia bermalam, dia tidak ingin melihat Ana untuk saat ini. Tidak ingin menatapnya ataupun tidur seranjang dengannya.

Tidak akan!!

CINTA SI TUKANG KAYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang