PENANGKAPAN KETUA AKTIVIS GERABA

26 3 0
                                    

Jakarta, April 2015.


"... Bandung dikagetkan dengan penangkapan ketua aktivis Gerakan Anti-Narkoba (GERABA) oleh KOMISI PEMBERANTASAN NARKOBA (KPN). Operasi dijalankan atas perintah Brigadir Jenderal Polisi, Ade Supriyatna Agung, pada hari Selasa, 21 April 2015. KPN menemukan barang bukti berupa sabu seberat 0,8 gram dan puluhan lembaran mirip perangko yang merupakan narkoba jenis CC4...."


Gustin terkejut memandang layar televisi. Bangga melihat keberhasilan ayahnya, tapi sedih juga karena ketua GERABA adalah orang yang sangat dikenalnya.


"Sudah ibu bilang, kan, Tin. Lebih baik kamu fokus menyelesaikan studi. Lihat ... sekarang ketua organisasimu itu telah ditangkap KPN."


Gadis itu diam mendengar penuturan Liana yang sedang menyiapkan sarapan pagi. Tak lama setelah itu, Brigjen pol Ade masuk ke dalam ruangan sambil merapikan kemejanya.

Lelaki itu duduk setelah Liana selesai memasangkan dasinya. Gustin menuangkan air ke dalam gelas.


"Ayah ... Gustin sudah melihat berita tentang penangkapan Johan. Kalau boleh, Gustin ingin bertemu dengannya." pinta Gustin dengan wajah sedikit memelas.


"Investigasi KPN dilakukan secara tertutup. Kamu baru bisa menemuinya setelah dia diserahkan kepada pihak kepolisian." jawab Brigjen Pol Ade sambil menikmati nasi goreng buatan istrinya.


Wajah Gustin cemberut mendengar jawaban itu. Liana dan Brigjen Pol Ade tersenyum. Ada kebahagiaan tersendiri setiap kali memandang putri semata wayang mereka. Karena dalam keadaan sedih atau marah sekalipun, kecantikan yang diturunkan dari Liana tetap memancar sempurna.

***

Andi memasuki ruangan interogasi seorang diri. Johan sudah duduk di sana sejak lima belas menit yang lalu. Sementara itu, Brigjen Pol Ade mengamati mereka dengan beberapa staf KPN melalui layar monitor dari ruangan sebelah.


Bola mata Johan tertuju kepada pemuda yang tempo hari mengusik tidur lelapnya. Pandangannya memancarkan keputusasaan.


"Kenapa barang itu bisa ada di kamarmu?"

Johan menggeleng, tidak tahu. Seluruh tubuhnya terasa lemas tak bertenaga. Dia sendiri tidak mengerti kenapa barang itu bisa ada di kamarnya.


"Aku tidak tahu." ucapnya.


Seluruh pertanyaan Andi disapu bersih oleh Johan dengan satu gelengan kepala.

Dengan terpaksa, pemuda itu diserahkan ke pihak Kepolisian tanpa menemukan petunjuk apapun mengenai gembong narkoba yang membawa CC4 masuk ke Indonesia.


Saat investigasi berlangsung, Andi menyadari pandangan lelaki bertubuh jangkung itu. Matanya melukiskan perasaan bingung dan putus asa.[]

ισχύςTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang