Chapter 4

22 2 0
                                    

Cassie berjalan sambil setengah berlari berharap bisa segera sampai di unit apartemennya. Ia tidak menyangka bahwa berurusan di kepolisian akan sealot ini. Ia mulai merasakan panik, apalagi pria itu sempat mengancam, dan dia sebagai pelapor tidak diberi perlindungan dengan alasan tidak memiliki bukti ancaman.

Cassie bertekad, jika gajinya naik ia akan mencari apartemen lebih baik daripada yang sekarang. Lihatlah, sangat sunyi bahkan di apartemennya yang bertingkat 5 dengan 20 unit, yang terisi hanya sebagian membuat tempat itu terasa mati karena kurangnya aktivitas para penghuni

Brakkkkkk...

Cassie terhuyung kedepan dengan rasa nyeri yang menyerang punggungnya. Seseorang telah menendangnya.

Ia melihar seorang pria arogan yang sedang menyeringai, ia adalah pelaku yang menendang Cassie. Seseorang yang sepertinya berdarah Asia dengan kulit sawo matang. Dan seorang lagi, memasukan sebelah tangannya kedalam saku mantel dan tangan satunya memegang sebatang rokok yang hampir habis.

"Kaaa... Kauuu" ucap Cassie dengan nada gemetar. Lelaki yang sedang merokok itu adalah pelaku pembunuhan. Ia mulai menoleh kekanan dan kekiri, tempat ini sangat sunyi, tak ada orang yang lewat.

Belum sempat berteriak, perutnya kembali di tendang beberapa kali sampai rasanya ia tidak akan mampu berdiri lagi.

"Garren, kita apakan dia?" tanya pria itu pada lelaki yang sedang memegang rokok.

Jadi, ternyata pelaku itu bernama Garren. Garren membuang rokoknya dan mulai mendekat.

"Lu, pinjam pisaumu. Kita perkosa saja dia dan bunuh. Dagingnya boleh kau ambil untuk tambahan daging di restoranmu" kata Garren dengan tatapan penuh hasrat. "Padahal aku sudah peringatkan dia sebelumnya, jadi apa yang terjadi hari ini adalah kesalahannya", sambungnya.

"Tidakk tidaaak. Aku mohon ampuun" kata Cassie sambil melipat tangannya memohon dikaki Lui.

Kedua lelaki itu tidak merespon, sibuk melihat pisau yang nampak sangat tajam.

"Toloooonggg. Toloooong akuuu. Kumohon siapapun bantu aku" teriak Cassie dengan suara yang melengking. Ia merangkak berusaha menjauh dari kedua lelaki itu

"Dia berisik sekali" ucap Lui, "Bawa ke Comach saja".

"Ide bagus" sahut Garren.

Lui mendekat dan memukul tengkuk Cassie. Membuatnya seketika pingsan.

MIDNIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang